Silatnas IKA Unisma: Penguatan Entrepreneurship di Kampus Merdeka

Minggu, 05 Juli 2020 - 17:39 WIB
loading...
A A A
"Dalam hal ini ada dual hal, yakni at tarbiyah atau tazkiyah dan yang kedua adalah at ta'alim. Tarbiyah, berkaitan dengan pembangunan karakter, karakter yang baik-akhlakul karimah, tidak bisa diberikan kebebasan atau kemerdekaan sebebas-bebasnya. Sejak zaman nabi Muhammad SAW sampai zaman sekarang, para ulama tidak pernah memberikan kebebasan kepada anak didiknya dalam hal moral atau akhlakul karimah yang akan memberikan kecerdasan, kepekaan atau sense dalam kepribadiannya, al wa’yu al diniy," terangnya.

Terkait tarbiyah atau tazkiyah, menurutnya, pesantren layak diakui. Banyak alumni pesantren memiliki karakter yang ideal, yaitu akhlakul karimah-moral yang baik. Dampaknya menciptakan karakter yang diharapkan, membuat masyarakat dan bangsa yang memiliki karakter yang berbudaya dan bangsa yang beragama.

Dalam hal manhaj at ta'alim untuk mendukung professional yang ditargetkan, dan untuk meningkatkan ketrampilan yang dikuasai mahasiswa, menurutnya harus dilakukan secara hati-hati. Jangan hanya mengikuti yang ideal tapi tidak berkorelasi dengan situasi dan kondisi yang ada.

Silatnas IKA Unisma: Penguatan Entrepreneurship di Kampus Merdeka


Sementara Dirjen Pembangunan Daerah Tertinggal Kemendesa PDTT, Samsul Widodo memberikan pemahaman terkait dengan Kampus Merdeka atau Merdeka Belajar, dimana pada saat itu Kemendesa PDTT juga diundang oleh Mendikbud, Nadim Makariem, untuk mendiskusikan dan merumuskan konsep Kampus Merdeka ini diluncurkan.

"Intinya, mahasiswa diberi kesempatan sampai lulus itu hanya delapan semester dan memang itu normalnya. Lima semester ditempuh sesuai minat jurusannya, dan yang tiga semester ini yang disebut dengan kampus merdeka," ujarnya.

Jika satu semester enam bulan, lanjut Samsul, berarti ada 1,5 tahun mahasiswa menempuh minat studi di luar bidang studi dan di luar kampus atau di dalam kampus menempuh bidang studi yang diminatinya atau di luar kampus.

(Baca juga: Dini Hari, Gempa Bermagnitudo 5.3 Guncang Malang dan Blitar )

Dia mencontohkan, satu semester magang di start up. Mungkin banyak mahasiswa yang mengetahui start up, mereka bisa magang di start up bidang pendidikan, kesehatan maupun kewirausahaan dan bikin program di situ.

"Semester berikutnya mahasiswa bisa mengajar di desa, di daerah tertinggal atau terpencil, sebagaimana disampaikan oleh Kyai Said Aqil Siradj terkait dengan adanya kesenjangan pendidikan," terangnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2035 seconds (0.1#10.140)