Pengamat: Pasangan Whisnu-Eri, Tidak Untungkan Risma

Minggu, 05 Juli 2020 - 13:24 WIB
loading...
Pengamat: Pasangan Whisnu-Eri,...
Pengamat politik Lembaga Transformasi (Eltram) Moch Mubarok Muharam. Foto/SINDOnews/Lukman Hakim
A A A
SURABAYA - Kabar turunnya rekomendasi DPP PDIP yang menunjuk Whisnu Sakti Buana sebagai calon wali kota (cawali) Surabaya memantik banyak reaksi.

Sebab, saat ini tengah terjadi 'perang dingin' antara kubu WS, panggilan Whisnu Sakti Buana dengan kubu Tri Rismaharini melalui Eri Cahyadi. (Baca juga: Mantan Kapolda Jatim Diyakini Mampu Bawa Surabaya Jadi Lebih Maju )

Pengamat politik Lembaga Transformasi (Eltram), Moch Mubarok Muharam, menjelaskan, perang dingin kedua kubu ini sudah terjadi bertahun-tahun. Dimana Risma (Tri Rismaharini) sebagai wali kota terkesan tidak memberi peluang WS berperan sebagai wakil wali kota. Meski begitu, konflik keduanya tidak muncul dipermukaan.

"Walau pun konflik tidak muncul di permukaan tapi kan semua pihak tahu kalau ada konflik 'perang dingin'. Kondisi perang dingin tidak bisa dipersatukan dalam waktu sekejap," kata Mubarok, Minggu (5/7/2020).

Banyak yang memperkirakan prestasi Tri Rismaharini harusnya mampu mengawal rekomendasi ke Eri Cahyadi. Apalagi Eri merupakan 'anak emas' Risma.

Jerih payah dan prestasi Risma ternyata sama sekali tidak diperhitungkan DPP PDIP. Ini dibuktikan dengan tidak turunnya rekom anak emas Tri Rismaharini sebagai Cawali Surabaya.

Sedangkan Armuji yang sebelumnya gembar-gembor maju sebagai bakal calon wali kota berpasangan dengan cawali Eri Cahyadi menyatakan mengundurkan diri.

Bagaimanakah peluang pasangan Whisnu-Eri di Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya 9 Desember 2020 mendatang. "Pasangan ini akan lemah, karena pada dasarnya kubu Risma dan Whisnu tidak ketemu," kata Mubarok.

Mubarok menilai, seandainya pasangan Whisnu dan Eri Cahyadi ini benar-benar terjadi, maka hal itu hanya untuk membawa kepentingan sesat. Siapapun yang disodorkan Tri Rismaharini, tidak akan mewarisi kekuatan dirinya dalam mengendalikan Pemerintahan Kota Surabaya. Sebab saat ini Whisnu Sakti yang memegang tongkat (rekomendasi)

"Itu seandainya dipaksakan, hanya untuk kepentingan sesaat agar kedua kubu terakomodir dalam pilwali. Kubunya Whisnu menjadi calon wali kota dan kubunya Risma yaitu Eri Cahyadi terakomodir menjadi calon wakil wali kota," kata dia.

Aktivis '98 lulusan dari FISIP Universitas Airlangga (Unair) ini mengatakan, 'kawin paksa' Whisnu dan Eri karena partai berlogo kepala banteng moncong putih itu, tidak ingin kehilangan momen di 9 Desember 2020 nanti.

"Itu sebenarnya keterpaksaan, karena kedua kubu tidak ingin kehilangan. Itu yang pertama," kata dia.

Seperti diketahui, kekuatan kubu di kandang banteng terpecah dalam beberapa kekuatan. Faksi-faksi ini, memiliki dukungan yang kuat di internal. Seperti dukungan faksi Bambang DH (mantan wali kota Surabaya), faksi Tri Rismaharini (Wali Kota Surabaya), dan faksi Whisnu Sakti Buana (mantan Ketua DPC PDIP yang juga Wakil Wali Kota Surabaya). "Kedua, faksi-faksi (faksinya Risma dan faksinya Whisnu) selama beberapa tahun itu sulit dapat dipersatukan dalam waktu sekejap. Itu secara teori," kata dia.

Kepala Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Darul Ulum (Undar) ini Jombang memperkirakan, kawin paksa antara Whisnu dengan Eri ini akan sangat berat. "Kawin paksa ini berat. Karena untuk membangun image sebelumnya tidak ada luka itu sangat berat. Walaupun tidak pernah bekerjasama, paling tidak, tidak ada luka antar dua kubu berkoalisi itu kan," kata dia.

"Mereka ini dalam keadaan 'konflik' walaupun konflik tidak muncul di permukaan, tapi kan semua pihak tahu kalau ada konflik 'perang dingin'. Kondisi perang dingin tidak bisa dipersatukan dalam waktu sekejap," kata Mubarok.

Dia memperkirakan, sebenarnya kans Eri maupun Whisnu adalah sama-sama berpeluang menjadi calon wali kota. Tapi karena waktu pilwali yang terus berjalan dan sangat mepet waktu pendaftaran, PDIP tidak bisa mencari irisan lainnya. "Waktu yang semakin mepet, apalagi kansnya hampir sama Whisnu dan Eri Cahyadi untuk menjadi calon wali kota. Tidak bisa mencari irisan lain ketika dua itu bersatu," kata dia.
(nth)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1113 seconds (0.1#10.24)