TGIPF Kantongi Bukti Kuat untuk Ungkap Tragedi Kanjuruhan
loading...
A
A
A
MALANG - Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan, berhasil mengumpulkan keterangan sejumlah pihak yang diduga terlibat dalam peristiwa kelam yang menewaskan ratusan orang di Stadion Kanjuruhan.
Investigasi dilakukan dengan mendatangi dan mewawancarai berbagai pihak, serta mencari bukti-bukti pendukung yang menjadi bahan analisis tim.
Investigasi dilakukan di setiap tahapan. Mulai dari perencanaan pertandingan, persiapan, pelaksanaan, hingga, terjadinya kerusuhan dan penanganan korban pascakerusuhan.
"Sehingga kita bisa menemukan siapa yang bertanggung jawab di setiap tahapan itu,” ujar anggota TGIPF Kanjuruhan, Doni Monardo saat rapat koordinasi tim TGIPF di sebuah hotel di Malang, Jumat (7/10/2022) malam.
Dijelaskan dia, tim dibagi dalam sejumlah kelompok. Mereka bekerja secara simultan dengan mendatangi para pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pertandingan sepak bola tanggal 1 Oktober lalu.
"Satu tim mendatangi pihak panitia pelaksana, pengurus klub Arema, dan berdialog dengan perwakilan suporter," katanya.
Tim selanjutnya mendatangi Polres Malang, Sat Brimob Malang, dan Kodim 0808 Kab Malang. Tim ini sebelumnya juga sudah mendatangi sejumlah pihak di Surabaya.
"Satu tim lagi berada di Jakarta yang bertugas mendapatkan keterangan yang bisa diakses dari Jakarta," jelasnya.
Berbagai alat bukti penting juga sudah didapatkan. Misalnya CCTV di dalam stadion yang bisa memberikan gambaran yang lebih jelas tentang peristiwa kerusuhan pada malam itu. Video-video ini menggambarkan sejumlah kejadian di berbagai titik.
“Berbagai alat bukti penting yang kita dapatkan ini, nantinya akan memperkuat dan mempertajam analisis kita sehingga peristiwa Kanjuruhan ini dapat kita ungkap secara menyeluruh dan independen,” sambung Sekretaris TGIPF, Nur Rochmad yang juga adalah mantan Jaksa Agung Muda Pidana Umum (Jampidum) Kejaksaan Agung (Kejagung).
Keterangan tentang penggunaan gas air mata juga sedang dikumpulkan dan didalami oleh tim, baik dari pihak pengamanan, panitia pelaksana, maupun dari pihak korban.
"Tim TGIPF akan melanjutkan kegiatannya mengunjungi Stadion Kanjuruhan untuk memastikan kondisi dan standar kelayakan stadion, termasuk pintu-pintu dan kelengkapan personel petugas (steward) di setiap pintu," paparnya.
Korban luka yang telah kembali ke rumah juga akan ditemui tim untuk mendapatkan kesaksian yang lebih utuh tentang peristiwa malam itu. Demikian juga keterangan sejumlah dokter yang menangani para korban.
Tim yang diketuai langsung oleh Menko Polhukam Mahfud MD ini praktis bekerja 24 jam untuk memenuhi ekspektasi publik atas pentingnya segera menghasikan pencarian fakta yang menyeluruh atas tragedi Kanjuruhan.
Investigasi dilakukan dengan mendatangi dan mewawancarai berbagai pihak, serta mencari bukti-bukti pendukung yang menjadi bahan analisis tim.
Investigasi dilakukan di setiap tahapan. Mulai dari perencanaan pertandingan, persiapan, pelaksanaan, hingga, terjadinya kerusuhan dan penanganan korban pascakerusuhan.
"Sehingga kita bisa menemukan siapa yang bertanggung jawab di setiap tahapan itu,” ujar anggota TGIPF Kanjuruhan, Doni Monardo saat rapat koordinasi tim TGIPF di sebuah hotel di Malang, Jumat (7/10/2022) malam.
Dijelaskan dia, tim dibagi dalam sejumlah kelompok. Mereka bekerja secara simultan dengan mendatangi para pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pertandingan sepak bola tanggal 1 Oktober lalu.
"Satu tim mendatangi pihak panitia pelaksana, pengurus klub Arema, dan berdialog dengan perwakilan suporter," katanya.
Tim selanjutnya mendatangi Polres Malang, Sat Brimob Malang, dan Kodim 0808 Kab Malang. Tim ini sebelumnya juga sudah mendatangi sejumlah pihak di Surabaya.
"Satu tim lagi berada di Jakarta yang bertugas mendapatkan keterangan yang bisa diakses dari Jakarta," jelasnya.
Berbagai alat bukti penting juga sudah didapatkan. Misalnya CCTV di dalam stadion yang bisa memberikan gambaran yang lebih jelas tentang peristiwa kerusuhan pada malam itu. Video-video ini menggambarkan sejumlah kejadian di berbagai titik.
“Berbagai alat bukti penting yang kita dapatkan ini, nantinya akan memperkuat dan mempertajam analisis kita sehingga peristiwa Kanjuruhan ini dapat kita ungkap secara menyeluruh dan independen,” sambung Sekretaris TGIPF, Nur Rochmad yang juga adalah mantan Jaksa Agung Muda Pidana Umum (Jampidum) Kejaksaan Agung (Kejagung).
Keterangan tentang penggunaan gas air mata juga sedang dikumpulkan dan didalami oleh tim, baik dari pihak pengamanan, panitia pelaksana, maupun dari pihak korban.
"Tim TGIPF akan melanjutkan kegiatannya mengunjungi Stadion Kanjuruhan untuk memastikan kondisi dan standar kelayakan stadion, termasuk pintu-pintu dan kelengkapan personel petugas (steward) di setiap pintu," paparnya.
Korban luka yang telah kembali ke rumah juga akan ditemui tim untuk mendapatkan kesaksian yang lebih utuh tentang peristiwa malam itu. Demikian juga keterangan sejumlah dokter yang menangani para korban.
Tim yang diketuai langsung oleh Menko Polhukam Mahfud MD ini praktis bekerja 24 jam untuk memenuhi ekspektasi publik atas pentingnya segera menghasikan pencarian fakta yang menyeluruh atas tragedi Kanjuruhan.
(san)