Horor Pintu 13 Stadion Kanjuruhan Malang, Aremania: Seperti Kuburan Massal!
loading...
A
A
A
MALANG - Tragedi Kanjuruhan yang mengakibatkan 125 nyawa melayang masih membekas kuat di ingatan Eko, seorang Aremania, sebutan untuk suporter Arema FC. Dia menjadi salah seorang saksi mata tragedi yang memilukan.
Sambil menerawang dan menahan sedih, Eko menceritakan peristiwa kelabu pada Sabtu (1/10/2022) yang tak pernah dibayangkan sebelumnya.
Pada Sabtu kelabu itu, EKo kehilangan saudara dan teman-temannya dalam Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang.
Dia menjelaskan, saat itu ia memang tak memasuki Stadion Kanjuruhan Malang, kendati memiliki tiket. Ia memilih untuk minum kopi di dekat pintu 10 Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, dengan teman-temannya sesama Aremania dari Dau, Kabupaten Malang.
Pengakuannya saat berada di luar itu sudah banyak sekali aparat keamanan yang berjaga. Penjagaan kian ketat ketika menjelang akhir pertandingan. Namun sesaat setelah pertandingan berakhir kira-kira berjarak 10-20 menit terdengar suara gedoran orang-orang di pintu 10, meminta tolong dibukakan pintu yang tertutup rapat.
"Saya pertama kali ada perempuan pingsan ditolong, satu dua terus bertambah, ikut evakuasi saya kepikiran saudara-saudara di gate 13, 14, 17. Cuma yang terbuka ada di gate 14. Tiba di gate 13 titik saya rasa semacam kuburan massal," ungkap dia.
Di situ terdengar banyak suara minta tolong dan ketika ia mengintip ke dalam gerbang 13, ratusan orang terlihat berdesakan.
Bahkan banyak di dalamnya anak-anak dan para perempuan. Naluri Eko pun bergerak, ia mencoba mencari pertolongan dengan meminta tolong ke aparat kepolisian yang bertugas di dekatnya.
Tetapi ketika polisi itu akan menolong, tiba-tiba ada beberapa orang yang mungkin sudah marah dengan ulah aparat kepolisian di dalam stadion, mencoba mengejar sang polisi yang hendak dimintai tolong oleh Eko.
Sang polisi itu langsung lari menuju parkiran dan menghilang, sedangkan di pintu 13 itu suasana kian histeris dan mencekam.
"Banyak sekali anak dan perempuan bertumpukan di bawahnya. Di gate 13 ada sekitar 300-400 orang yang kemungkinan setengahnya menjadi korban. Karena posisinya sudah lemas," ungkapnya.
Eko melihat bagaimana upaya para penonton untuk menjebol pintu yang terbuat dari besi itu. Bahkan sejumlah penonton dengan alat digunakan untuk membobol ventilasi kecil di dekat pintu.
Memang dari pantauan di lokasi, terdapat lubang ventilasi kecil yang akhirnya dijebol. Terlihat lubang diperkirakan berukuran 1 x 1,5 meter yang terlihat.
"Saya melihat banyak sekali korban. Saya lari nyari bantuan dipakai baju hitam bertuliskan 99. Setelah itu lemas, dan melanjutkan istirahat. Di luar sudah banyak mobil yang terbakar," tukasnya.
Hingga Selasa siang (4/10/2022) pintu 13 ini masih cukup ramai dikunjungi masyarakat. Mereka berdatangan untuk berdoa dan meletakkan bunga sambil mengenang beberapa korban yang terjebak di pintu tribun 13 itu.
Sambil menerawang dan menahan sedih, Eko menceritakan peristiwa kelabu pada Sabtu (1/10/2022) yang tak pernah dibayangkan sebelumnya.
Pada Sabtu kelabu itu, EKo kehilangan saudara dan teman-temannya dalam Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang.
Dia menjelaskan, saat itu ia memang tak memasuki Stadion Kanjuruhan Malang, kendati memiliki tiket. Ia memilih untuk minum kopi di dekat pintu 10 Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, dengan teman-temannya sesama Aremania dari Dau, Kabupaten Malang.
Pengakuannya saat berada di luar itu sudah banyak sekali aparat keamanan yang berjaga. Penjagaan kian ketat ketika menjelang akhir pertandingan. Namun sesaat setelah pertandingan berakhir kira-kira berjarak 10-20 menit terdengar suara gedoran orang-orang di pintu 10, meminta tolong dibukakan pintu yang tertutup rapat.
"Saya pertama kali ada perempuan pingsan ditolong, satu dua terus bertambah, ikut evakuasi saya kepikiran saudara-saudara di gate 13, 14, 17. Cuma yang terbuka ada di gate 14. Tiba di gate 13 titik saya rasa semacam kuburan massal," ungkap dia.
Baca Juga
Di situ terdengar banyak suara minta tolong dan ketika ia mengintip ke dalam gerbang 13, ratusan orang terlihat berdesakan.
Bahkan banyak di dalamnya anak-anak dan para perempuan. Naluri Eko pun bergerak, ia mencoba mencari pertolongan dengan meminta tolong ke aparat kepolisian yang bertugas di dekatnya.
Tetapi ketika polisi itu akan menolong, tiba-tiba ada beberapa orang yang mungkin sudah marah dengan ulah aparat kepolisian di dalam stadion, mencoba mengejar sang polisi yang hendak dimintai tolong oleh Eko.
Sang polisi itu langsung lari menuju parkiran dan menghilang, sedangkan di pintu 13 itu suasana kian histeris dan mencekam.
"Banyak sekali anak dan perempuan bertumpukan di bawahnya. Di gate 13 ada sekitar 300-400 orang yang kemungkinan setengahnya menjadi korban. Karena posisinya sudah lemas," ungkapnya.
Eko melihat bagaimana upaya para penonton untuk menjebol pintu yang terbuat dari besi itu. Bahkan sejumlah penonton dengan alat digunakan untuk membobol ventilasi kecil di dekat pintu.
Memang dari pantauan di lokasi, terdapat lubang ventilasi kecil yang akhirnya dijebol. Terlihat lubang diperkirakan berukuran 1 x 1,5 meter yang terlihat.
"Saya melihat banyak sekali korban. Saya lari nyari bantuan dipakai baju hitam bertuliskan 99. Setelah itu lemas, dan melanjutkan istirahat. Di luar sudah banyak mobil yang terbakar," tukasnya.
Hingga Selasa siang (4/10/2022) pintu 13 ini masih cukup ramai dikunjungi masyarakat. Mereka berdatangan untuk berdoa dan meletakkan bunga sambil mengenang beberapa korban yang terjebak di pintu tribun 13 itu.
(shf)