Kisah Pilu Tragedi Kanjuruhan, Bocah 10 Tahun Histeris Saksikan 5 Temannnya Meninggal Dunia
loading...
A
A
A
MALANG - Irfan Arifuddin (10), hanya bisa berlari ke arah pintu keluar Stadion Kanjuruhan . Namun, langkahnya terhenti ketika tumpukan orang terhenti di gate 2.
"Saya tutupi kepala pakai jaket dan sembunyi di bawah kursi penonton," kata Ipan, panggilan akrabnya ketika ditemui di RSSA Malang, Minggu (2/10/2022).
Suara teriakan terdengar keras. Ia mulai menoleh ke belakang, mencari 5 temannya yang datang bersama untuk menyaksikan laga Arema melawan Persebaya.
Ia baru sadar kalau dirinya sendirian, 5 temannya tak ada di belakangnya. Ia pun mencoba untuk berdiri, menoleh ke belakang dan mengenali beberapa orang yang terhimpit di dinding.
Baca: Kiriman Jenazah Korban Tragedi Kanjuruhan Terus Berdatangan ke RSSA Malang.
Namun, upayanya tak tak membuahkan hasil. Ia terus panik ketika tak menemukan temannya. Ia mencoba untuk keluar dari pintu dan kembali mengarah ke sisi tribun.
Baca Juga: Pemerintah Tanggung Biaya Perawatan Korban Tragedi Kanjuruhan.
Belum sampai langkahnya surut, ia langsung lemas. Di kejauhan dilihatnya teman-temannya tergeletak. Ia mendekat dan mencoba untuk menyelamatkan, namun ia langsung menangis dan berteriak ketika tahu teman-temannya tidak bernafas. "Akeh yang korban anak-anak (banyak yang korban anak-anak, red)," jelasnya.
"Saya tutupi kepala pakai jaket dan sembunyi di bawah kursi penonton," kata Ipan, panggilan akrabnya ketika ditemui di RSSA Malang, Minggu (2/10/2022).
Suara teriakan terdengar keras. Ia mulai menoleh ke belakang, mencari 5 temannya yang datang bersama untuk menyaksikan laga Arema melawan Persebaya.
Ia baru sadar kalau dirinya sendirian, 5 temannya tak ada di belakangnya. Ia pun mencoba untuk berdiri, menoleh ke belakang dan mengenali beberapa orang yang terhimpit di dinding.
Baca: Kiriman Jenazah Korban Tragedi Kanjuruhan Terus Berdatangan ke RSSA Malang.
Namun, upayanya tak tak membuahkan hasil. Ia terus panik ketika tak menemukan temannya. Ia mencoba untuk keluar dari pintu dan kembali mengarah ke sisi tribun.
Baca Juga: Pemerintah Tanggung Biaya Perawatan Korban Tragedi Kanjuruhan.
Belum sampai langkahnya surut, ia langsung lemas. Di kejauhan dilihatnya teman-temannya tergeletak. Ia mendekat dan mencoba untuk menyelamatkan, namun ia langsung menangis dan berteriak ketika tahu teman-temannya tidak bernafas. "Akeh yang korban anak-anak (banyak yang korban anak-anak, red)," jelasnya.
(nag)