Pandemi COVID-19, Angka Akseptor Jateng Naik Turun
loading...
A
A
A
SEMARANG - Pandemi virus Corona (COVID-19) berdampak pada naik turunnya akseptor Keluarga Berencana (KB). Hal itu disebabkan ada akseptor KB yang diduga putus pakai, karena ketakutan mereka keluar rumah, termasuk mengunjungi layanan kesehatan untuk mendapatkan layanan KB.
Hal itu diungkapkan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah, Martin Suanta, saat live instagram bersama Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Tengah Atikoh Ganjar Pranowo, Rabu (1/7/2020). Diakui, berada di rumah membuat peluang kehamilan meningkat.
“Istilahnya ‘4 L’, lo lagi lo lagi. Ketemunya itu-itu saja. Jadi saat pandemi nambah positifnya, tapi positif hamil,” seloroh Martin. (Baca juga: Kabupaten Bantaeng Lampaui Target Program Akseptor KB )
Dia menceritakan, angka akseptor di Jawa Tengah naik-turun selama masa pandemi COVID-19 berlangsung. Maret 2020 lalu, pelayanan KB turun sekitar 4.000 akseptor, namun April justru naik melebihi dari angka turun di bulan sebelumnya yakni 4.700 akseptor. Namun, Mei lalu akseptor KB kembali turun cukup besar hingga 16.000 akseptor.
“Tapi sosialisasi terus kami gencarkan, begitu juga didukung dengan program Pak Ganjar seperti Jogo Tonggo, Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng,” kata dia.
Pihaknya belum bisa menghitung apakah kehamilan saat pandemi COVID benar-benar meningkat. Namun dia memastikan, pelayanan KB masih terus dilakukan meski pandemi masih berlangsung. Pelayanan tersebut lebih inovatif melalui online maupun penerapan protokol kesehatan di tiap fasilitas kesehatan.
“Zona merah, atau hijau tetap pelayanan KB dilakukan. Namun, berbeda dengan kondisi normal. Akseptor bisa menghubungi bidan untuk janjian supaya tidak terjadi antrean panjang dan tidak ramai. Untuk konsultasi bisa lewat online atau media sosial,” kata dia.
Selain itu, sosialisasi dan edukasi KB dilakukan dengan memanfaatkan Mobil Unit Penerangan (Mupen) yang beroperasi di tiap kabupaten/ kota di Jawa Tengah.
“Kami juga membagi pil kondom supaya akseptor tidak putus. Pembagiannya ada yang lewat ojek online,” kata Martin.
Untuk meningkatkan akseptor, Jawa Tengah ikut menggenjot capaian program KB Gratis Sejuta Akseptor. Bahkan pelaksanaannya di provinsi ini melebihi target, yakni mencapai lebih dari 173.000 orang akseptor dari target 147.654 orang.
Sementara itu, Ketua TP PKK Jateng Atikoh Ganjar Pranowo mengatakan, berdasarkan prediksi dari UNICEF, Indonesia berpotensi mengalami baby boom atau ledakan penduduk. Hal tersebut berdasar kondisi pandemi COVID-19, di mana akseptor KB berkurang hingga 47%.
“Maka KB ini sangat penting. Selain mengantisipasi, KB juga dapat meningkatkan kualitas keluarga. Keluarga kuat, Indonesia juga hebat,” kata Atikoh.
Dia mengimbau kepada masyarakat agar mengikuti program KB untuk meningkatkan kualitas keluarga.
“Kalau masih ada yang dipertanyakan bisa konsultasi ke pelayanan kesehatan terutama yang menangani KB. KB mana yang cocok, dampaknya seperti apa. Untuk pelayanan dipastikan sudah menerapkan protokol kesehatan, kalau bisa lewat online ya lewat online,” pungkas dia.
Hal itu diungkapkan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah, Martin Suanta, saat live instagram bersama Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Tengah Atikoh Ganjar Pranowo, Rabu (1/7/2020). Diakui, berada di rumah membuat peluang kehamilan meningkat.
“Istilahnya ‘4 L’, lo lagi lo lagi. Ketemunya itu-itu saja. Jadi saat pandemi nambah positifnya, tapi positif hamil,” seloroh Martin. (Baca juga: Kabupaten Bantaeng Lampaui Target Program Akseptor KB )
Dia menceritakan, angka akseptor di Jawa Tengah naik-turun selama masa pandemi COVID-19 berlangsung. Maret 2020 lalu, pelayanan KB turun sekitar 4.000 akseptor, namun April justru naik melebihi dari angka turun di bulan sebelumnya yakni 4.700 akseptor. Namun, Mei lalu akseptor KB kembali turun cukup besar hingga 16.000 akseptor.
“Tapi sosialisasi terus kami gencarkan, begitu juga didukung dengan program Pak Ganjar seperti Jogo Tonggo, Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng,” kata dia.
Pihaknya belum bisa menghitung apakah kehamilan saat pandemi COVID benar-benar meningkat. Namun dia memastikan, pelayanan KB masih terus dilakukan meski pandemi masih berlangsung. Pelayanan tersebut lebih inovatif melalui online maupun penerapan protokol kesehatan di tiap fasilitas kesehatan.
“Zona merah, atau hijau tetap pelayanan KB dilakukan. Namun, berbeda dengan kondisi normal. Akseptor bisa menghubungi bidan untuk janjian supaya tidak terjadi antrean panjang dan tidak ramai. Untuk konsultasi bisa lewat online atau media sosial,” kata dia.
Selain itu, sosialisasi dan edukasi KB dilakukan dengan memanfaatkan Mobil Unit Penerangan (Mupen) yang beroperasi di tiap kabupaten/ kota di Jawa Tengah.
“Kami juga membagi pil kondom supaya akseptor tidak putus. Pembagiannya ada yang lewat ojek online,” kata Martin.
Untuk meningkatkan akseptor, Jawa Tengah ikut menggenjot capaian program KB Gratis Sejuta Akseptor. Bahkan pelaksanaannya di provinsi ini melebihi target, yakni mencapai lebih dari 173.000 orang akseptor dari target 147.654 orang.
Sementara itu, Ketua TP PKK Jateng Atikoh Ganjar Pranowo mengatakan, berdasarkan prediksi dari UNICEF, Indonesia berpotensi mengalami baby boom atau ledakan penduduk. Hal tersebut berdasar kondisi pandemi COVID-19, di mana akseptor KB berkurang hingga 47%.
“Maka KB ini sangat penting. Selain mengantisipasi, KB juga dapat meningkatkan kualitas keluarga. Keluarga kuat, Indonesia juga hebat,” kata Atikoh.
Dia mengimbau kepada masyarakat agar mengikuti program KB untuk meningkatkan kualitas keluarga.
“Kalau masih ada yang dipertanyakan bisa konsultasi ke pelayanan kesehatan terutama yang menangani KB. KB mana yang cocok, dampaknya seperti apa. Untuk pelayanan dipastikan sudah menerapkan protokol kesehatan, kalau bisa lewat online ya lewat online,” pungkas dia.
(nth)