BKKBN Jabar Sukses Layani Ribuan Akseptor Spiral dan Susuk
loading...
A
A
A
BANDUNG - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Barat terus mengedukasi masyarakat terkait fakta-fakta program Keluarga Berencana (KB). Pasalnya, masih banyak rumor hingga mitos keliru terkait alat kontrasepsi di tengah masyarakat.
Upaya tersebut, salah satunya dilakukan dalam momentum Peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia atau World Contraception Day (WCD) 2020. Melalui momentum tersebut, BKBKBN Jabar membantah seputar mitos keliru tentang kontrasepsi, mulai penyebab jerawat hingga sulit hamil. (Baca: BKKBN Sulsel Masifkan Bulan Pelayanan KB Jelang Hari Kontrasepsi Sedunia)
Selain menjadi momentum edukasi, Kepala Perwakilan BKKBN Jabar, Kusmana mengatakan, peringatan WCD 2020 juga menjadi momentum bagi BKKBN untuk mengejar pencapaian target pelayanan peserta KB tahun ini.
Merujuk pada laporan pencatatan hingga Minggu, 27 September 2020 pukul 21.00 WIB, lanjut Kusmana, BKKBN berhasil melayani 287.991 akseptor dari target yang ditetapkan sebanyak 250.000 akseptor dimana 40.787 akseptor di antaranya berasal dari Jabar.
Uung, panggilan akrab Kumana memaparkan, ke-40.787 akseptor tersebut terdiri atas 16.348 akseptor intrauterine device (IUD) atau spiral dan 24.439 implan atau susuk. Selain itu, 152 peserta KB metode operasi pria (MOP) atau vasektomi dan 486 metode operasi wanita (MOW) atau tubektomi.
Uung pun mengaku sangat bersyukur dengan capaian target pelayanan yang berlangsung antara 18 Agustus-26 September tersebut. Bagi Uung, keberhasilan itu tak lepas dari kolaborasi dengan mitra kerja yang terus mendukung BKKBN Jabar. "Kami sangat dibantu teman-teman bidan, para dokter, dan para kader penggerak di lapangan," kata Uung, Senin (28/9/2020).
Khusus dalam rangka pelayanan Hari Kontrasepsi ini, lanjut Uang, pihaknya bekerja sama dengan Pengurus Wilayah Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Barat. Selain menjadi perpanjangan jejaring pelayanan, anggota Fatayat NU yang berada pada rentang usia subur menjadi sasaran pelayanan.
"Tentu kami juga terus menjalin kerja sama dengan mitra kerja Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Jabar, Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jabar, Tim Penggerak PKK Jabar, persatuan dokter spesialis kandungan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) hingga para jurnalis," tuturnya.
Pihaknya mengaku sempat ketar-ketir. Pasalnya, jeda waktu pelayanan serentak jilid I dan jilid II terbilang singkat atau hanya kurang dari dua bulan. Apalagi, pasangan usia subur (PUS) yang menjadi sasaran peserta praktis berkurang drastis setelah pihaknya sukses melampaui target capaian pada jilid I dalam momentum Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-27 pada 29 Juni 2020 lalu.
Meski begitu, Koordinator Bidang Advokasi, Penggerakkan, dan Informasi (Adpin) BKKBN Jabar, Herman Melani menerangkan, untuk memenuhi target nasional sebanyak 43.256 peserta KB, pihaknya memetakan sasaran secara cermat di masing-masing kabupaten dan kota.
Upaya tersebut, salah satunya dilakukan dalam momentum Peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia atau World Contraception Day (WCD) 2020. Melalui momentum tersebut, BKBKBN Jabar membantah seputar mitos keliru tentang kontrasepsi, mulai penyebab jerawat hingga sulit hamil. (Baca: BKKBN Sulsel Masifkan Bulan Pelayanan KB Jelang Hari Kontrasepsi Sedunia)
Selain menjadi momentum edukasi, Kepala Perwakilan BKKBN Jabar, Kusmana mengatakan, peringatan WCD 2020 juga menjadi momentum bagi BKKBN untuk mengejar pencapaian target pelayanan peserta KB tahun ini.
Merujuk pada laporan pencatatan hingga Minggu, 27 September 2020 pukul 21.00 WIB, lanjut Kusmana, BKKBN berhasil melayani 287.991 akseptor dari target yang ditetapkan sebanyak 250.000 akseptor dimana 40.787 akseptor di antaranya berasal dari Jabar.
Uung, panggilan akrab Kumana memaparkan, ke-40.787 akseptor tersebut terdiri atas 16.348 akseptor intrauterine device (IUD) atau spiral dan 24.439 implan atau susuk. Selain itu, 152 peserta KB metode operasi pria (MOP) atau vasektomi dan 486 metode operasi wanita (MOW) atau tubektomi.
Uung pun mengaku sangat bersyukur dengan capaian target pelayanan yang berlangsung antara 18 Agustus-26 September tersebut. Bagi Uung, keberhasilan itu tak lepas dari kolaborasi dengan mitra kerja yang terus mendukung BKKBN Jabar. "Kami sangat dibantu teman-teman bidan, para dokter, dan para kader penggerak di lapangan," kata Uung, Senin (28/9/2020).
Khusus dalam rangka pelayanan Hari Kontrasepsi ini, lanjut Uang, pihaknya bekerja sama dengan Pengurus Wilayah Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Barat. Selain menjadi perpanjangan jejaring pelayanan, anggota Fatayat NU yang berada pada rentang usia subur menjadi sasaran pelayanan.
"Tentu kami juga terus menjalin kerja sama dengan mitra kerja Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Jabar, Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jabar, Tim Penggerak PKK Jabar, persatuan dokter spesialis kandungan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) hingga para jurnalis," tuturnya.
Pihaknya mengaku sempat ketar-ketir. Pasalnya, jeda waktu pelayanan serentak jilid I dan jilid II terbilang singkat atau hanya kurang dari dua bulan. Apalagi, pasangan usia subur (PUS) yang menjadi sasaran peserta praktis berkurang drastis setelah pihaknya sukses melampaui target capaian pada jilid I dalam momentum Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-27 pada 29 Juni 2020 lalu.
Meski begitu, Koordinator Bidang Advokasi, Penggerakkan, dan Informasi (Adpin) BKKBN Jabar, Herman Melani menerangkan, untuk memenuhi target nasional sebanyak 43.256 peserta KB, pihaknya memetakan sasaran secara cermat di masing-masing kabupaten dan kota.