Anaknya Meninggal di Ponpes Gontor, Begini Curhatan Pilu sang Ibu di Palembang

Senin, 05 September 2022 - 19:59 WIB
loading...
A A A
Setelah kafan dibuka, lanjut Soimah, darah dari jasad anaknya tersebut terus mengalir. Bahkan kain kafan sudah diganti dua kali namun tetap saja darah tak berhenti.



Sebagai ibu, kata Soimah, dirinya tak menyangka melihat kondisi mayat anaknya tidak dalam keadaan baik. Bahkan keluarga lain yang juga melihat tak mampu membendung amarah.

"Kenapa laporan yang disampaikan berbeda dengan kenyataan yang diterima. Karena tidak sesuai, kami akhirnya menghubungi pihak forensik dan rumah sakit sudah siap melakukan autopsi," ungkapnya.

Setelah sempat ingin autopsi terhadap jenazah anaknya, Soimah dan keluarga mendesak perwakilan pihak Gontor 1 mengungkap kejadian sebenarnya. Ustaz Agus pun akhirnya mengakui jika Albar meninggal karena kekerasan.

"Saya tidak bisa membendung rasa penyesalan telah menitipkan anak saya di sebuah pondok pesantren yang notabene nomor satu di Indonesia," kata Soimah.

Setelah mendengar pengakuan ada tindakan kekerasan di dalam pondok, Soimah memutuskan untuk mengurungkan niat melakukan autopsi. Alasannya, agar sang anak segera dikubur. Apalagi jenazah sudah lebih dari satu hari perjalanan dan Soimah tidak rela tubuh anaknya "diobrak-abrik" dokter forensik.

"Keputusan saya untuk tidak melanjutkan ke ranah hukum didasari banyak pertimbangan. Karena itu kami membuat surat terbuka yang intinya ingin bertemu dengan Kyai di Gontor 1," ucapnya.

Usai sang anak dikubur secara Islam, Soimah ingin menyelesaikan permasalahan tersebut dan menulis surat terbuka kepada pihak Gontor agar keluarga pelaku kekerasan terhadap Albar bisa duduk bersama menyelesaikan permasalahan yang ada.

Namun nyatanya, Soimah mengungkapkan, jika surat tersebut tak digubris oleh pihak pondok pesantren. "Sampai saya membuat tulisan pada Rabu 31Agustus 2022, belum juga ada kabar atau balasan. Padahal kami selaku keluarga korban," jelasnya.

Tak ingin kejadian serupa menimpa anak lain dan ingin memperjuangkan keadilan untuk sang anak, Soimah memberanikan diri berbicara kepada publik. Meski ia mengaku mendapatkan beberapa komentar negatif, dia menegaskan hanya ingin mengungkap fakta sebenarnya.

"Saya tidak ingin perjuangan anak saya Albar Mahdi siswa Kelas 5i Gontor 1 Ponorogo sia-sia. Jangan lagi ada korban-korban kekerasan, bukan hanya di Gontor tetapi di pondok lainnya hingga membuat nyawa melayang," ujarnya.

Soimah menyampaikan, apa yang terjadi pada almarhum Albar tidak sebanding dengan harapan para orangtua atau wali santri yang menitipkan anaknya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1036 seconds (0.1#10.140)