Wisata Baru di Purbalingga Tawarkan Konsep Belajar Luar Ruang
loading...
A
A
A
PURBALINGGA - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo berkunjung ke tempat wisata edukasi the Samingah Wised yang berlokasi, di Desa Limbasari, Kecamatan Bobotsari, Purbalingga.
Dalam kunjungan tersebut, Ganjar menyampaikan apresiasinya terhadap konsep wisata edukasi dengan metode luar ruang sebagai tempat wisata alternatif bagi masyarakat dan memperkaya destinasi wisata di Jawa Tengah.
“Konsep belajar luar ruang yang ditawarkan oleh The Samingah Wised, menjadi alternatif bagi masyarakat, tidak hanya berwisata namun juga belajar dari alam langsung, Bertani, menangkap ikan dan sebagainya,” katanya, kepada wartawan, Jumat (26/8/2022).
Ia berharap, kehadiran The Samingah Wised dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat.
Ganjar merasa kagum dengan konsep dan penataan The Samingah Wised yang memadukan berbagai unsur, budaya, religi, teknologi dan kearifan lokal desa Limbasari. Alam desa yang asri berpadu dalam harmoni keselarasan penataan wisata The Samingah Wised yang mempertahankan kontur tanah dan keindahan alam.
Menurut Sunaryo atau yang akrab dipanggil Paguru, sang penggagas The Samingah Wised, konsep yang ditawarkan memang bukan wisata pada umumnya, namun adalah wisata edukasi dengan metode belajar luar ruang.
“Jadi memindahkan ruang belajar yang tadinya di dalam kelas, sekarang di luar kelas, langsung belajar di alam. Sehingga, anak-anak diajak untuk mengenal dan berinteraksi langsung dengan alam," jelasnya.
Karena itu, penataan lokasinya dibuat untuk memperkaya pengetahuan dan ketrampilan siswa. Misalnya, ada tangga 99 untuk mengenalkan asmaul khusna (nama-nama Allah SWT), sebagai unsur menanamkan bekal Pendidikan agama kepada siswa. Tangga Asmaul Husna ini menjadi pembuka bagi siswa untuk masuk ke lokasi berikutnya.
Di pos kedua ada Dome Museum Tani Indonesia, berisi peralatan pertanian tradisional. Pos ketiga, ada pertanian lahan basah atau sensasi menanam padi dengan segala teorinya.
Pos empat, ada pertanian lahan kering. Pos lima ada budidaya ikan, pos enam ada wahana bermain tangkap ikan liar di sungai dan di pos tujuh ada game paint ball.
“Paint ball atau perang-perangan ini sebagai media belajar sejarah, bagaimana perjuangan menghadapi penjajah,” sambung Paguru.
Sementara di pos delapan ada wisata alam berupa mini tubing memanfaatkan aliran irigasi konstruksi peninggalan kolonial. Pos sembilan ada wahana renang dengan fasilitas 3 kolam renang, termasuk mendapat pendampingan cara berenang yang baik dari guru.
“Di setiap pos yang dijalani terdapat barcode yang bisa di-scan akan memberi informasi pengetahuan-pengetahuan yang terkait langsung dengan pos tersebut, sehingga murid tidak perlu mencatat di kertas,” tambahnya.
Sebagai penggagas konsep wisata edukasi, Paguru menyampaikan banyak terimakasih dan apresiasi kepada gubernur Ganjar Pranowo yang telah menyempatkan datang ke The Samingah Wised.
“Mudah-mudahan The Samingah Wized ini bisa memberdayakan masyarakat sekitarnya, dan kami mengucapkan terima kasih atas dukungan dari Gubernur, Bupati, Camat, Lurah yang telah mendukung tempat wisata ini,” pungkas Paguru.
Dalam kunjungan tersebut, Ganjar menyampaikan apresiasinya terhadap konsep wisata edukasi dengan metode luar ruang sebagai tempat wisata alternatif bagi masyarakat dan memperkaya destinasi wisata di Jawa Tengah.
“Konsep belajar luar ruang yang ditawarkan oleh The Samingah Wised, menjadi alternatif bagi masyarakat, tidak hanya berwisata namun juga belajar dari alam langsung, Bertani, menangkap ikan dan sebagainya,” katanya, kepada wartawan, Jumat (26/8/2022).
Ia berharap, kehadiran The Samingah Wised dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat.
Ganjar merasa kagum dengan konsep dan penataan The Samingah Wised yang memadukan berbagai unsur, budaya, religi, teknologi dan kearifan lokal desa Limbasari. Alam desa yang asri berpadu dalam harmoni keselarasan penataan wisata The Samingah Wised yang mempertahankan kontur tanah dan keindahan alam.
Menurut Sunaryo atau yang akrab dipanggil Paguru, sang penggagas The Samingah Wised, konsep yang ditawarkan memang bukan wisata pada umumnya, namun adalah wisata edukasi dengan metode belajar luar ruang.
“Jadi memindahkan ruang belajar yang tadinya di dalam kelas, sekarang di luar kelas, langsung belajar di alam. Sehingga, anak-anak diajak untuk mengenal dan berinteraksi langsung dengan alam," jelasnya.
Karena itu, penataan lokasinya dibuat untuk memperkaya pengetahuan dan ketrampilan siswa. Misalnya, ada tangga 99 untuk mengenalkan asmaul khusna (nama-nama Allah SWT), sebagai unsur menanamkan bekal Pendidikan agama kepada siswa. Tangga Asmaul Husna ini menjadi pembuka bagi siswa untuk masuk ke lokasi berikutnya.
Di pos kedua ada Dome Museum Tani Indonesia, berisi peralatan pertanian tradisional. Pos ketiga, ada pertanian lahan basah atau sensasi menanam padi dengan segala teorinya.
Pos empat, ada pertanian lahan kering. Pos lima ada budidaya ikan, pos enam ada wahana bermain tangkap ikan liar di sungai dan di pos tujuh ada game paint ball.
“Paint ball atau perang-perangan ini sebagai media belajar sejarah, bagaimana perjuangan menghadapi penjajah,” sambung Paguru.
Sementara di pos delapan ada wisata alam berupa mini tubing memanfaatkan aliran irigasi konstruksi peninggalan kolonial. Pos sembilan ada wahana renang dengan fasilitas 3 kolam renang, termasuk mendapat pendampingan cara berenang yang baik dari guru.
“Di setiap pos yang dijalani terdapat barcode yang bisa di-scan akan memberi informasi pengetahuan-pengetahuan yang terkait langsung dengan pos tersebut, sehingga murid tidak perlu mencatat di kertas,” tambahnya.
Sebagai penggagas konsep wisata edukasi, Paguru menyampaikan banyak terimakasih dan apresiasi kepada gubernur Ganjar Pranowo yang telah menyempatkan datang ke The Samingah Wised.
“Mudah-mudahan The Samingah Wized ini bisa memberdayakan masyarakat sekitarnya, dan kami mengucapkan terima kasih atas dukungan dari Gubernur, Bupati, Camat, Lurah yang telah mendukung tempat wisata ini,” pungkas Paguru.
(san)