Peternak Pilih Jamu Tradisional untuk Obati Sapi yang Terkena PMK

Kamis, 18 Agustus 2022 - 11:50 WIB
loading...
Peternak Pilih Jamu...
Dokter hewan di Kabupaten Semarang berhasil menciptakan obat herbal untuk penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak seperti sapi. Cara serupa digunakan oleh para peternak di Kabupaten Maros. SINDOnews/Angga
A A A
MAROS - Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak di Kabupaten Maros kian menghantui peternak. Pasalnya, PMK yang merupakan penyakit yang disebabkan virus yang bisa sangat menular antar hewan berkuku genap atau belah ini telah menyerang ternak sapi di dua kecamatan yang berjauhan, yakni Moncongloe dan Kecamatan Marusu.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Maros , Abdul Azis, mengatakan untuk mengobati hewan ternak yang terkena PMK , peternak di Maros mengambil tindakan dengan pemberian obat tradisional berupa jamu.



Dalam obat tradisional itu, kata Azis, peternak mencampur beberapa ramuan obat-obatan tradisional berupa, kunyit, telur dan beberapa bahan tanaman toga lainnya.

"Peternak membuat sendiri obat tradisional yang diberikan ke ternak mereka. Berupa jamu yang campuran kunyit. Kunyit ini dikenal sebagai bahan antibiotik, jadi mereka membuat sendiri jamunya untuk diberikan ke ternaknya," ujarnya kepada wartawan.

Dia menambahkan, setelah lima hari pemberian obat tradisional, hewan ternak itu mulai ada perkembangan dan mulai sembuh.

"Memang terlihat ada kemajuan hewan ternak yang sakit PMK setelah mengkonsumsi ramuan jamu. Imunnya ternak mulai naik setelah inkubasi lima hari. Seperti orang terkena covid, mereka juga butuh isolasi, dan diberikan ramuan obat," jelasnya.

Setelah pemberian jamu, kemajuan kesehatan ternak yang terkena PMK ini mulai membaik. Sehingga tidak ada lagi hewan ternak yang dipotong paksa akibat tertular PMK.

"Tidak ada lagi hewan ternak yang dipotong paksa. Karena rata-rata hewan ternak yang terjangkit PMK, sudah mendapatkan penanganan yang baik," jelasnya.

Meski peternak turun tangan langsung untuk memberikan jamu, tapi tim penyuluh kesehatan hewan juga tetap melakukan pemantauan dan pemberian vitamin untuk ternak yang terjangkit PMK.

"Tetap dari tim penyuluh turun memantau hewan yang sakit. Hanya saja peternak memang meminta waktu 2 minggu untuk isolasi sendiri ternaknya yang sakit," bebernya.

Mantan penyuluh pertanian ini menjelaskan, hewan yang mudah terjangkit PMK adalah hewan ternak seperti sapi, kerbau dan kambing.

"Penyakit ini ditandai dengan adanya pembentukan lepuh dan erosi di mulut, lidah, gusi, nostril, puting, dan di kulit sekitar kuku hewan ternak. Dampak paling buruk penyakit ini dapat menyebabkan kematian," jelasnya.



Sekedar diketahui, untuk kabupaten Maros tercatat sekitar 81 ekor ternak yang terindikasi teinfeksi PMK . Dari 81 ekor ternak yang terinfeksi PMK, 1 ekor diantaranya adalah kerbau.

Adapun 81 kasus tersebut tersebar di 3 Desa dan 2 Kecamatan. Desa Moncongloe Lappara, Kecamatan Moncongloe sebanyak 17 kasus. Desa Abulosibatang sebanyak 23 kasus dan Desa Bontomatene Kecamatan Marusu sebanyak 41 kasus.
(tri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Wabah PMK Serang Gunungkidul,...
Wabah PMK Serang Gunungkidul, 63 Ekor Sapi Mati Mendadak
Pemberdayaan Peternak...
Pemberdayaan Peternak Berhasil Tingkatkan Kualitas dan Produksi Susu Segar Indonesia
Viral! Peternak di Kota...
Viral! Peternak di Kota Batu Buang Susu Sapi ke Selokan
Desa Bare III Ngada...
Desa Bare III Ngada Andalkan Ternak Kambing untuk Kembangkan Ekonomi Desa
BAZNAS Bersama PT Adev...
BAZNAS Bersama PT Adev Natural Indonesia Resmikan Program Balai Ternak di Tegal
Pria Sidrap Tewas di...
Pria Sidrap Tewas di Sawah, Diduga Dibunuh Kakak-Adik Gegara Perselisihan Peternak
5 Sapi Kelompok Tani...
5 Sapi Kelompok Tani Rukun Gunungpati Mati Mendadak, Polisi Turun Tangan
Hilang Terseret Banjir,...
Hilang Terseret Banjir, Penggembala Ternak di Belu Ditemukan Tewas
Inovasi Baru, Warga...
Inovasi Baru, Warga NTT Tak Lagi Bergantung ke Pengepul Pakan Ternak Berkat Teknologi Tepat Guna
Rekomendasi
GAC Aion Luncurkan DiDi,...
GAC Aion Luncurkan DiDi, Speknya Bikin Geleng-geleng Kepala
Respons Dokter Tifa...
Respons Dokter Tifa Dilaporkan ke Polisi terkait Ijazah Jokowi: Bagus!
Kacamata Ray-Ban Dilengkapi...
Kacamata Ray-Ban Dilengkapi Teknologi Penerjemah Bahasa dan Mengirim Pesan
Berita Terkini
Novel Berdamai dengan...
Novel Berdamai dengan Badai, Refleksi Perjuangan Perempuan di Hari Kartini
5 jam yang lalu
Lulusan SMEA hingga...
Lulusan SMEA hingga Sarjana Mengadu Peruntungan di Pelataran Balai Kota
6 jam yang lalu
Uya Kuya Sosialisasikan...
Uya Kuya Sosialisasikan Program MBG di Jaksel
7 jam yang lalu
Gelar Rakerwil di NTB,...
Gelar Rakerwil di NTB, Partai Perindo Bangun Kekuatan dari Akar Rumput Demi Kemenangan Pemilu 2029
7 jam yang lalu
Reses Maraton 3 Hari,...
Reses Maraton 3 Hari, Legislator Perindo Dapot Hutagalung Serap dan Perjuangkan Curhatan Warga Bengkalis
7 jam yang lalu
PCNU Jakut dan Polres...
PCNU Jakut dan Polres Pelabuhan Tanjung Priok Bagikan Sembako ke Sopir Truk
9 jam yang lalu
Infografis
5 Makanan yang Memicu...
5 Makanan yang Memicu Pikun, Bisa Mengakibatkan Kerusakan Otak
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved