Harga Tiket Pesawat Mahal, Warga Merasa Natuna Belum Merdeka
loading...
A
A
A
NATUNA - Warga Kabupaten Natuna mengeluh tentang harga tiket pesawat komersial rute dari dan ke Natuna yang mahal. Ironisnya, harga tersebut bisa mencapai Rp2,5 juta hingga Rp3,1 juta untuk rute Natuna-Batam atau sebaliknya.
Salah seorang warga, Kiki Firdaus mengatakan, harga tiket pesawat yang mahal dianggap tidak wajar dan terlalu memberatkan warga di Kabupaten Natuna.
Selain itu, Natuna juga belum merasakan kemerdekaan infrastruktur udara jika pemerintah pusat tidak bisa menangani permasalahan ini.
"Natuna belum merdeka. Kita belum merasakan sebuah kemerdekaan kalau tiket pesawatnya mahal," ujar Kiki Firdaus, Senin (15/08/2022).
Sementara maskapai yang beroperasi dan melayani rute tersebut hanya pesawat jenis ATR milik Wings Air dan Boeing dari Nam Air, sambung Kiki.
Mahalnya harga tiket pesawat bisa berimbas pada perekonomian Kabupaten Natuna. Padahal, letak Natuna yang berada di tapal batas negara harus didukung dengan transportasi yang baik agar perekonomian ikut berkembang. Tidak seperti saat ini yang masih jauh di bawah pendapatan daerah lainnya di Kepulauan Riau.
"Kalau Boeing Nam Air bisa jual Rp1,3 juta dan itu tak ada subsidi, harusnya Lion Air bisa mengalihkan ATR ke Boeing agar tak mahal. Harga tiket mahal pasti memengaruhi ekonomi," katanya.
Dia mengungkapkan, efek dari mahalnya tiket pesawat ke Natuna adalah sampai saat ini tidak ada wisatawan domestik atau pun mancanegara yang berkunjung ke sana, kecuali perjalanan dinas dari pemerintahan.
Salah seorang warga, Kiki Firdaus mengatakan, harga tiket pesawat yang mahal dianggap tidak wajar dan terlalu memberatkan warga di Kabupaten Natuna.
Selain itu, Natuna juga belum merasakan kemerdekaan infrastruktur udara jika pemerintah pusat tidak bisa menangani permasalahan ini.
"Natuna belum merdeka. Kita belum merasakan sebuah kemerdekaan kalau tiket pesawatnya mahal," ujar Kiki Firdaus, Senin (15/08/2022).
Sementara maskapai yang beroperasi dan melayani rute tersebut hanya pesawat jenis ATR milik Wings Air dan Boeing dari Nam Air, sambung Kiki.
Mahalnya harga tiket pesawat bisa berimbas pada perekonomian Kabupaten Natuna. Padahal, letak Natuna yang berada di tapal batas negara harus didukung dengan transportasi yang baik agar perekonomian ikut berkembang. Tidak seperti saat ini yang masih jauh di bawah pendapatan daerah lainnya di Kepulauan Riau.
"Kalau Boeing Nam Air bisa jual Rp1,3 juta dan itu tak ada subsidi, harusnya Lion Air bisa mengalihkan ATR ke Boeing agar tak mahal. Harga tiket mahal pasti memengaruhi ekonomi," katanya.
Dia mengungkapkan, efek dari mahalnya tiket pesawat ke Natuna adalah sampai saat ini tidak ada wisatawan domestik atau pun mancanegara yang berkunjung ke sana, kecuali perjalanan dinas dari pemerintahan.