Robot Rosita dari UMP Bantu Perawat Layani Pasien COVID-19
loading...
A
A
A
BANYUMAS - Kabar gembira bagi tenaga medis yang merawat pasien COVID-19 . Fakultas Teknik dan Sains Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Banyumas, Jateng berhasil menciptakan robot asisten perawat yang bisa membantu melayani pasien COVID-19.
Meningkatnya data tenaga medis yang ikut terpapar COVID-19 mendorong tim Fakultas Teknis dan Sains UMP berinovasi menciptakan robot untuk membantu perawat. Pembuatan robot yang diberi nama Rosita (robot asisten perawat) ini dimaksudkan untuk membantu perawat dalam melayani pasien COVID-19. (Baca juga: Menteri LHK Bagikan Video Badak Jawa Berguling di Kubangan, Tersisa 72 Ekor)
Sehingga, diharapkan tenaga medis yang merawat pasien COVID-19 tidak berinteraksi langsung dengan pasien. Hal ini akan memperkecil resiko dari tenaga medis untuk terpapar COVID-19 dari pasien yang dirawatnya. (Baca juga: Mobil Alphard Via Vallen Diduga Dibakar Orang)
Pembuatan Rosita yang memakan waktu kurang lebih dua bulan ini didesain semi otomatis. Robot ini dapat digunakan untuk membantu perawat atau tenaga medis rumah sakit yang khusus merawat pasien COVID-19 karena dilengkapi dengan 2 kamera di depan dan bawah.
Selain bisa membantu mengantarkan obat, makanan dan minuman ke pasien, robot yang diberi nama Rosita ini dilengkapi dengan alat pengukur suhu menggunakan sensor suhu infra merah contachless yang dipasang di bagian depan. Tak hanya itu, Rosita juga dilengkapi alat penyemprot cairan disinfektan untuk sterilisasi ruangan isolasi.
Robot dengan tinggi 130 cm dan mampu membawa beban hingga 30 kg ini cara pengoperasiannya dikendalikan dengan menggunakan remote control jarak jauh. Remote control dengan perangkat joystick ini akan terhubung dengan master control robot berbasis aplikasi web.
Aplikasi ini mendukung komunikasi audio video dua arah antara tenaga medis dengan pasien COVID-19. Sehingga pasien tidak hanya melihat perawat namun juga bisa berkomunikasi melalui Rosita ini. Rosita dijalankan dengan menggunakan daya baterai yang bisa di isi ulang. Untuk menjalankan rosita selama 3 jam butuh waktu pengecasan baterai selama 2 jam.
"Sering kita mendengar para medis terpapar COVID-19 dan kita berinovasi untuk membuat robot yang kita namai Rosita. Robot ini bisa membantu pengukur suhu, selain menyemprotkan disinfektan dan bisa vortual komunikasi yang dkontrol oleh perawat dan bisa membantu jalan karena ada alat kontrol untuk tidak menabrak inilah yang mendasar sehingga kami punya inovasi seperti ini," kata Dekan Fakultas Teknis dan Sains UMP, Teguh Marhendi.
Pada tahap awal, Rosita akan diproduksi satu unit sebagai prototype yang akan diuji cobakan di Rumah Sakit PKU Muhammadyah Gombong, Kebumen. Teguh menjelaskan, untuk membuat robot Rosita dibutuhkan biaya sekitar Rp30 juta. Selanjutnya setelah uji coba akan diproduksi massal sesuai kebutuhan rumah sakit rujukan COVID-19 di sekitar UMP.
Lihat Juga: Kisah Cinta Jenderal Sudirman dengan Siti Alfiah, Gambaran Tentang Cinta yang Tak Memandang Harta
Meningkatnya data tenaga medis yang ikut terpapar COVID-19 mendorong tim Fakultas Teknis dan Sains UMP berinovasi menciptakan robot untuk membantu perawat. Pembuatan robot yang diberi nama Rosita (robot asisten perawat) ini dimaksudkan untuk membantu perawat dalam melayani pasien COVID-19. (Baca juga: Menteri LHK Bagikan Video Badak Jawa Berguling di Kubangan, Tersisa 72 Ekor)
Sehingga, diharapkan tenaga medis yang merawat pasien COVID-19 tidak berinteraksi langsung dengan pasien. Hal ini akan memperkecil resiko dari tenaga medis untuk terpapar COVID-19 dari pasien yang dirawatnya. (Baca juga: Mobil Alphard Via Vallen Diduga Dibakar Orang)
Pembuatan Rosita yang memakan waktu kurang lebih dua bulan ini didesain semi otomatis. Robot ini dapat digunakan untuk membantu perawat atau tenaga medis rumah sakit yang khusus merawat pasien COVID-19 karena dilengkapi dengan 2 kamera di depan dan bawah.
Selain bisa membantu mengantarkan obat, makanan dan minuman ke pasien, robot yang diberi nama Rosita ini dilengkapi dengan alat pengukur suhu menggunakan sensor suhu infra merah contachless yang dipasang di bagian depan. Tak hanya itu, Rosita juga dilengkapi alat penyemprot cairan disinfektan untuk sterilisasi ruangan isolasi.
Robot dengan tinggi 130 cm dan mampu membawa beban hingga 30 kg ini cara pengoperasiannya dikendalikan dengan menggunakan remote control jarak jauh. Remote control dengan perangkat joystick ini akan terhubung dengan master control robot berbasis aplikasi web.
Aplikasi ini mendukung komunikasi audio video dua arah antara tenaga medis dengan pasien COVID-19. Sehingga pasien tidak hanya melihat perawat namun juga bisa berkomunikasi melalui Rosita ini. Rosita dijalankan dengan menggunakan daya baterai yang bisa di isi ulang. Untuk menjalankan rosita selama 3 jam butuh waktu pengecasan baterai selama 2 jam.
"Sering kita mendengar para medis terpapar COVID-19 dan kita berinovasi untuk membuat robot yang kita namai Rosita. Robot ini bisa membantu pengukur suhu, selain menyemprotkan disinfektan dan bisa vortual komunikasi yang dkontrol oleh perawat dan bisa membantu jalan karena ada alat kontrol untuk tidak menabrak inilah yang mendasar sehingga kami punya inovasi seperti ini," kata Dekan Fakultas Teknis dan Sains UMP, Teguh Marhendi.
Pada tahap awal, Rosita akan diproduksi satu unit sebagai prototype yang akan diuji cobakan di Rumah Sakit PKU Muhammadyah Gombong, Kebumen. Teguh menjelaskan, untuk membuat robot Rosita dibutuhkan biaya sekitar Rp30 juta. Selanjutnya setelah uji coba akan diproduksi massal sesuai kebutuhan rumah sakit rujukan COVID-19 di sekitar UMP.
Lihat Juga: Kisah Cinta Jenderal Sudirman dengan Siti Alfiah, Gambaran Tentang Cinta yang Tak Memandang Harta
(shf)