Viral Video Kawanan Pria Hendak Rampas HP Milik Bule di Bali, Pengamanan Diperketat
loading...
A
A
A
BADUNG - Sebuah video yang memperlihatkan sekelompok pria diduga hendak merampas HP milik wisatawan asing viral di media sosial (medsos). Peristiwa itu terjadi di kawasan wisata Kuta, Badung, Bali. Sekelompok pria tersebut akhirnya berlarian, setelah aksi mereka dipergoki warga.
Dalam video berdurasi kurang dari satu menit tampak dua orang wisatawan asing yang sedang jalan kaki di kawasan wisata Legian, Kuta dikerumuni kawanan begal yang memaksa agar HP diserahkan.
Beruntung ada warga yang memergoki dan merekam aski begal tersebut. Merasa aksi mereka akan terbongkar, kawanan begal pun membubarkan diri. Ada yang lari, ada juga yang pura-pura buang air keci.
Perekam video kemudian menanyakan maksud dari sekelompok pria tersebut kepada sang bule. Dan bule tersebut membenarkan sekelompok pria itu hendak merampas telepon selular miliknya.
Pasca viralnya video tersebut di media sosial, suasana di sekitar TKP terlihat lengang. Mengantisipasi kejadian serupa, tim gabungan terdiri dari aparat keamanan dibantu Linmas, pengamanan adat, dan pengamanan desa di kawasan wisata Kuta semakin memperketat pengamanan berbasis wilayah.
Ketua LPM Legian Kuta, I Wayan Puspa Negara mengatakan, khusus di kawasan Legian, Kuta, patroli keamanan gabungan dilakukan secara rutin dengan menyasar sejumlah titik-titik rawan terutama gang-gang kecil yang kerap dilalui wisatawan untuk berjalan kaki.
Menurut Wayan, minimnya penerangan serta suasana yang sepi membuat sejumlah lokasi di kawasan wisata Kuta kerap menjadi sasaran pelaku kriminalitas.”Aagar kejadian serupa tidak terulang, para wisatawan diimbau tetap waspada terutama saat bepergian di malam hari,” ujar Wayan, Sabtu (6/8/2022).
Meski video tersebut viral di media sosial, sejumlah wisatawan mengaku masih merasa nyaman berlibur di Bali. Wisman asal Australia, Dave mengaku tidak merasa terganggu dengan viralnya video perampasan HP yang hendak dilakukan sekelompok pria terhadap wisman. Menurutnya, peristiwa kriminal bisa terjadi di mana saja.
Namun, jambret, copet, dan begal di kawasan wisata tidak baik di saat Bali terus berbenah jelang gelaran KTT G20 November mendatang. “Ini menjadi kampanye negatif dan mengganggu citra pariwisata Bali,” ujar Dave.
Dalam video berdurasi kurang dari satu menit tampak dua orang wisatawan asing yang sedang jalan kaki di kawasan wisata Legian, Kuta dikerumuni kawanan begal yang memaksa agar HP diserahkan.
Beruntung ada warga yang memergoki dan merekam aski begal tersebut. Merasa aksi mereka akan terbongkar, kawanan begal pun membubarkan diri. Ada yang lari, ada juga yang pura-pura buang air keci.
Perekam video kemudian menanyakan maksud dari sekelompok pria tersebut kepada sang bule. Dan bule tersebut membenarkan sekelompok pria itu hendak merampas telepon selular miliknya.
Pasca viralnya video tersebut di media sosial, suasana di sekitar TKP terlihat lengang. Mengantisipasi kejadian serupa, tim gabungan terdiri dari aparat keamanan dibantu Linmas, pengamanan adat, dan pengamanan desa di kawasan wisata Kuta semakin memperketat pengamanan berbasis wilayah.
Ketua LPM Legian Kuta, I Wayan Puspa Negara mengatakan, khusus di kawasan Legian, Kuta, patroli keamanan gabungan dilakukan secara rutin dengan menyasar sejumlah titik-titik rawan terutama gang-gang kecil yang kerap dilalui wisatawan untuk berjalan kaki.
Menurut Wayan, minimnya penerangan serta suasana yang sepi membuat sejumlah lokasi di kawasan wisata Kuta kerap menjadi sasaran pelaku kriminalitas.”Aagar kejadian serupa tidak terulang, para wisatawan diimbau tetap waspada terutama saat bepergian di malam hari,” ujar Wayan, Sabtu (6/8/2022).
Meski video tersebut viral di media sosial, sejumlah wisatawan mengaku masih merasa nyaman berlibur di Bali. Wisman asal Australia, Dave mengaku tidak merasa terganggu dengan viralnya video perampasan HP yang hendak dilakukan sekelompok pria terhadap wisman. Menurutnya, peristiwa kriminal bisa terjadi di mana saja.
Namun, jambret, copet, dan begal di kawasan wisata tidak baik di saat Bali terus berbenah jelang gelaran KTT G20 November mendatang. “Ini menjadi kampanye negatif dan mengganggu citra pariwisata Bali,” ujar Dave.
(don)