Kisah Kyai dan Nyai Pasir, Sepasang Naga yang Membentuk Telaga Sarangan

Jum'at, 05 Agustus 2022 - 06:30 WIB
loading...
Kisah Kyai dan Nyai Pasir, Sepasang Naga yang Membentuk Telaga Sarangan
Keindahan Telaga Sarangan tampak dari atas ketinggian. Konon telaga ini dibentuk oleh pasangan suami istri Kyai dan Nyai Pasir yang berubah menjadi naga usai memakan telur. Foto: SINDOnews/Puguh Hariyanto
A A A
TELAGA Sarangan atau yang biasa disebut oleh masyarakat sekitar Telaga Pasir, menjadi destinasi wisata populer di Kabupaten Magetan , Jawa Timur. Tepatnya berada di kaki Gunung Lawu di Kecamatan Plaosan.

Konon, menurut cerita rakyat setempat, telaga itu dibentuk oleh pasangan suami istri Kyai Pasir dan Nyai Pasir. Keduanya adalah pasangan yang hidup di hutan Gunung Lawu dan tinggal di rumah (pondok) kayu beratapkan dedaunan di sebelah timur lereng Gunung Lawu.

Walau pun sangat sederhana, tapi mereka sangat nyaman dan aman dari gangguan yang ada di hutan. Apalagi mereka telah tinggal di hutan cukup lama sehingga memiliki pemahaman yang cukup tentang situasi dan lingkungan sekitar dan bagaimana caranya untuk mengatasi semua masalah.



Suatu hari, Kyai Pasir pergi ke hutan sebagai kegiatannya sehari-hari bercocok tanam. Tiba-tiba, Kyai Pasir terkejut karena dia menemukan sebutir telur tergeletak di bawah pohon, yang akan ditebangnya.

Dia pun mengamati telur itu dengan hati-hati, sejenak bertanya di dalam hatinya, telur apa gerangan yang saya temukan ini. Meskipun di sekitarnya tidak melihat hewan unggas, yang biasanya meletakkan telur. Tanpa berpikir panjang, Kyai Pasir bergegas kembali ke rumahnya membawa telur dan memberikannya kepada istrinya.

Akhirnya kedua pasangan itu sepakat untuk memasak telur itu. Setelah memasak, Nyai Pasir memberikan setengah dari telur kepada suaminya. Kyai Pasir makan telur tersebut dengan lahap. Setelah itu Kyai Pasir melanjutkan aktivitasnya dan kembali ke hutan.

Pada perjalanan kembali ke ladang, Kyai Pasir masih merasakan nikmat telur yang baru saja dimakannya. Tapi ketika ia tiba di ladang, tubuhnya terasa begitu panas, kaku dan sangat sakit. Matanya berkunang-kunang dan keluar keringat dingin membasahi seluruh tubuhnya.

Baca juga: Kisah Cinta Pangeran Pande Gelang dan Putri Arum serta Berdirinya Kota Pandeglang


Tekanan ini datang tiba-tiba, sehingga Kyai Pasir tidak mampu menahan rasa sakit dan akhirnya terjatuh ke tanah. Dia kebingungan karena hampir seluruh bagian tubuh kaku dan sakit. Belum habis rasa bingungnya, tiba-tiba, tubuhnya telah berubah bentuk menjadi seekor naga besar, dan sangat menakutkan. Naga itu berguling di tanah tanpa
henti.

Sementara sang istri, Nyai Pasir yang tinggal di rumah ternyata juga merasakan hal sama setelah menyantap setengah dari telur, Seluruh bagian tubuhnya juga menjadi kaku dan sakit.

Karena tekanan ini, akhirnya Nyai Pasir pergi ke ladang untuk menemui suaminya untuk meminta bantuan. Tapi bukan suaminya yang ditemui, tapi naga besar yang menakutkan dan mengerikan. Nyai Pasir terkejut dan ketakutan ketika dia melihat naga tersebut.



Tetapi karena rasa sakit yang menyerangnya akan lebih parah, Nyai Pasir tidak mampu tinggal lagi dan terjatuh ke tanah. Lalu, sama dengan suaminya, tak lama Nyai Pasir pun telah berubah menjadi seekor naga besar, dengan gigi panjang dan sangat mengerikan.

Kedua naga tadi terus menerus berguling dan menyebabkan tanah di bawahnya berbentuk seperti cekungan, semakin berongga dan mendalam. Dalam cekungan tanah yang begitu mendalam dan luas tersebut keluarlah semburan air yang besar yang bersinar di mana-mana.

Dalam waktu singkat, lubang atau cekungan tadi penuh dengan air dan Kyai Pasir mengubah pertanian menjadi kolam besar yang disebut 'Telaga' (Danau). Danau ini oleh masyarakat lokal pertama adalah bernama 'Telaga Pasir' (Danau Pasir), karena Kyai Pasir dan Nyai Pasir lah yang membuat danau ini, dan kini lebih dikenal dengan nama Telaga Sarangan.

Sumber: Cerita Rakyat
(nic)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2611 seconds (0.1#10.140)