Lahan Kritis di Jabar Tembus 700 Ribu Hektare, Picu Bencana Alam
loading...
A
A
A
BANDUNG - Lahan kritis di Provinsi Jawa Barat mencapai lebih dari 700.000 hektare. Kondisi tersebut dikhawatirkan memicu terjadinya bencana alam. Wakil Gubernur Jabar, Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, lahan kritis tersebut tersebar di seluruh Jabar. Umumnya, lahan kritis terjadi akibat alih fungsi lahan.
"Lahan kritis tersebut umumnya terjadi karena alih fungsi lahan menjadi kawasan ekonomi," ungkap Uu dalam Pencanangan Tanam dan Pelihara Pohon di Pondok Pesantren (Ponpes) Baitul Hidayah, Desa Mandala Mekar, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Senin (25/7/2022).
Menurut Uu, dampak lahan kritis itu kini telah banyak dirasakan masyarakat, seperti terjadinya bencana alam. Dia mencontohkan, banjir di Kabupaten Garut beberapa waktu lalu juga terjadi akibat alih fungsi lahan di wilayah hulu sungai.
"Jadi lahan kritis di Jabar ini merata, ada yang dianggap dulunya hutan sekarang sudah tidak hutan karena keperluan pembangunan masyarakat sekitar. Ada pula yang dulunya hutan, jadi perkebunan sayur, meski sekarang banyak yang sudah dikembalikan fungsinya oleh pemerintah," jelasnya.
Oleh karenanya, lanjut Uu, program penghijauan lahan kritis di Jabar kini sangat penting. Upaya penghijauan, kata Uu, harus dilakukan secara masif, agar dampak lahan kritis di Jabar tidak terus mengancam keselamatan masyarakat.
"Makanya Pemprov Jabar punya program penanaman 50 juta pohon dan tahun ini tahun ketiga (pelaksanaan program) dan tercapai. Ditambah lagi 25 juta pohon, jadi 75 juta pohon (ditanam) selama kepemimpinan kami dan ini terpenuhi," katanya.
Lebih lanjut Uu juga mendorong seluruh elemen masyarakat, termasuk para aktivis peduli lingkungan untuk turut serta menghijaukan kembali lahan-lahan kritis di Jabar. Bahkan, Uu pun mengajak ponpes di seluruh Jabar aktif dalam upaya penghijauan.
"Jangan sampai kerja sama yang dibangun hanya dari sektor ekonomi, masalah penghijauan juga harus turut dilakukan," kata Uu seraya mengatakan bahwa kerja sama dengan pondok pesantren (ponpes) terkait penghijauan baru dilaksanakan di Ponpes Baitul Hidayah.
Selain itu, Uu pun mendorong ponpes memiliki kurikulum soal penghijauan di lahan kritis. Sebab, menjaga lingkungan akan melengkapi cinta manusia. Baca juga: Cuaca Ekstrem, BPBD: Hujan Es dan Angin Puting Beliung Berpotensi Terjadi di Karawang
"Cinta kita itu harus pada Allah, manusia, dan lingkungan. Cinta pada Allah tingkatkan ibadah, cinta sesama manusia menjaga kesatuan, dan cinta lingkungan dengan cara memeliharanya dengan baik. Di pesantren diajarkan, tinggal dikuatkan lagi," kata dia.
Masih di tempat yang sama, Plt Kepala Dinas Kehutanan (Dishut) Jabar, Dodit Ardian Pancana membenarkan bahwa total lahan kritis di Jabar kini mencapai sekitar 700.000 hektare. "Lahan kritis di Jabar ada 700.000 hektare dan tersebar di seluruh jabar. Itu nyebar yah," kata Dodit.
Dia pun berharap, melalui program penghijauan yang terus digalakkan, luasan lahan kritis di Jabar secara bertahap dapat terus ditekan. Dalam kegiatan tersebut, digelar pula pelepasliaran satwa, penyerahan bibit pohon, dan peresmian gedung Ponpes Baitul Hidayah.
Lihat Juga: Uji Publik Calon Gubernur Bali, Koster-Giri Janjikan Perda Pengendalian Alih Fungsi Lahan
"Lahan kritis tersebut umumnya terjadi karena alih fungsi lahan menjadi kawasan ekonomi," ungkap Uu dalam Pencanangan Tanam dan Pelihara Pohon di Pondok Pesantren (Ponpes) Baitul Hidayah, Desa Mandala Mekar, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Senin (25/7/2022).
Menurut Uu, dampak lahan kritis itu kini telah banyak dirasakan masyarakat, seperti terjadinya bencana alam. Dia mencontohkan, banjir di Kabupaten Garut beberapa waktu lalu juga terjadi akibat alih fungsi lahan di wilayah hulu sungai.
"Jadi lahan kritis di Jabar ini merata, ada yang dianggap dulunya hutan sekarang sudah tidak hutan karena keperluan pembangunan masyarakat sekitar. Ada pula yang dulunya hutan, jadi perkebunan sayur, meski sekarang banyak yang sudah dikembalikan fungsinya oleh pemerintah," jelasnya.
Oleh karenanya, lanjut Uu, program penghijauan lahan kritis di Jabar kini sangat penting. Upaya penghijauan, kata Uu, harus dilakukan secara masif, agar dampak lahan kritis di Jabar tidak terus mengancam keselamatan masyarakat.
"Makanya Pemprov Jabar punya program penanaman 50 juta pohon dan tahun ini tahun ketiga (pelaksanaan program) dan tercapai. Ditambah lagi 25 juta pohon, jadi 75 juta pohon (ditanam) selama kepemimpinan kami dan ini terpenuhi," katanya.
Lebih lanjut Uu juga mendorong seluruh elemen masyarakat, termasuk para aktivis peduli lingkungan untuk turut serta menghijaukan kembali lahan-lahan kritis di Jabar. Bahkan, Uu pun mengajak ponpes di seluruh Jabar aktif dalam upaya penghijauan.
"Jangan sampai kerja sama yang dibangun hanya dari sektor ekonomi, masalah penghijauan juga harus turut dilakukan," kata Uu seraya mengatakan bahwa kerja sama dengan pondok pesantren (ponpes) terkait penghijauan baru dilaksanakan di Ponpes Baitul Hidayah.
Selain itu, Uu pun mendorong ponpes memiliki kurikulum soal penghijauan di lahan kritis. Sebab, menjaga lingkungan akan melengkapi cinta manusia. Baca juga: Cuaca Ekstrem, BPBD: Hujan Es dan Angin Puting Beliung Berpotensi Terjadi di Karawang
"Cinta kita itu harus pada Allah, manusia, dan lingkungan. Cinta pada Allah tingkatkan ibadah, cinta sesama manusia menjaga kesatuan, dan cinta lingkungan dengan cara memeliharanya dengan baik. Di pesantren diajarkan, tinggal dikuatkan lagi," kata dia.
Masih di tempat yang sama, Plt Kepala Dinas Kehutanan (Dishut) Jabar, Dodit Ardian Pancana membenarkan bahwa total lahan kritis di Jabar kini mencapai sekitar 700.000 hektare. "Lahan kritis di Jabar ada 700.000 hektare dan tersebar di seluruh jabar. Itu nyebar yah," kata Dodit.
Dia pun berharap, melalui program penghijauan yang terus digalakkan, luasan lahan kritis di Jabar secara bertahap dapat terus ditekan. Dalam kegiatan tersebut, digelar pula pelepasliaran satwa, penyerahan bibit pohon, dan peresmian gedung Ponpes Baitul Hidayah.
Lihat Juga: Uji Publik Calon Gubernur Bali, Koster-Giri Janjikan Perda Pengendalian Alih Fungsi Lahan
(don)