Kisah Tragis Candi Roro Jonggrang dan Kutukan Bandung Bondowoso

Kamis, 21 Juli 2022 - 05:14 WIB
loading...
Kisah Tragis Candi Roro Jonggrang dan Kutukan Bandung Bondowoso
Ilustrasi candi Roro Jonggrang. Foto: Istimewa
A A A
CANDI Prambanan atau candi Roro Jonggrang, yang berada di wilayah Sleman, Jogjakarta, merupakan candi Hindu terbesar di Indonesia, sekaligus termegah di Asia Tenggara. Candi ini kerap diselimuti kisah tragis.

Kisah itu bercerita antara Roro Jonggrang dengan Bandung Bondowoso. Menurut legenda, Candi Prambanan merupakan kutukan Bandung Bondowoso terhadap Roro Jonggrang yang telah menipu dirinya.

Seperti apa kisahnya? Berikut ulasan singkat Cerita Pagi. Dimulai dari pertentangan antara dua kerajaan yang saling bertetangga, yakni antara Kerajaan Pengging dengan Kerajaan Boko Prambanan.



Kerajaan Boko Prambanan dipimpin oleh Prabu Boko. Dia memiliki putri yang sangat cantik bernama Roro Jonggrang. Suatu ketika, Kerajaan Boko diserang oleh Pengging. Serangan dipimpin Pangeran Pengging, Bandung Bondowoso.

Dalam serangan itu, Prabu Boko tewas terbunuh. Kemudian, Bandung Bondowoso tinggal di Prambanan. Saat melihat Roro Jonggrang, Bandung Bondowoso langsung jatuh hati dan ingin menjadikannya permaisuri.

Tetapi Roro Jonggrang tidak mau. Apalagi, Bandung Bondowoso telah membunuh ayah kandungnya, Prabu Boko.



Namun, dia tidak berdaya menghadapi lamaran Bandung Bondowoso. Akhirnya, sebagai siasat, dia terima lamaran itu. Tetapi dengan syarat minta dibuatkan dua sumur dan 1.000 candi dalam waktu hanya satu malam.

Syarat itu diterima. Bandung Bondowoso lalu memerintahkan pasukan gaibnya untuk membuat dua sumur dan 1.000 candi yang diminta Roro Jonggrang. Dalam sekejap, 100 candi telah dibangun oleh pasukan gaib Bondowoso.

Melihat hal itu, Roro Jonggrang cemas dan meminta pertolongan masyarakat Prambanan agar menumbuk lesung. Roro Jonggrang lalu melempar selendang merahnya, dan ayam jago langsung berkokok sahut-sahutan.



Mendengar kokok ayam jago, pasukan gaib Bondowoso langsung meninggalkan pekerjaan membangun candinya yang baru 999.

Tetapi Bandung Bondowoso tahu, hal itu akal-akal Roro Jonggrang saja. Karena hari masih malam. Dengan murka, dia lalu mengutuk Roro Jonggrang menjadi patung untuk melengkapi bangunan candi 999 yang telah dibangun.

Patung itu lalu dikenang sebagai Roro Jonggrang. Demikian kisah cinta tragis Roro Jonggrang akhirnya mendunia.



Lantas, seperti apa faktanya? Candi Prambanan pertama kali dibangun pada tahun 850 Masehi oleh Rakai Pikatan, sebagai tandingan atas candi Budha Borobudur dan candi Sewu yang lebih dulu berdiri.

Kemudian, pembangunan candi diperluas dan disempurnakan oleh Raja Lokapala dan Raja Balitung Maha Sambu. Menurut prasasti Siwagraha 856 Masehi, pambangunan candi ini dimaksudkan untuk memuliakan Dewa Siwa.

Pada masa raja-raja Medang Mataram berikutnya, yakni Raja Daksa dan Tulodong, kompleks candi diperluas lagi dengan membangun ratusan candi di sekitar candi utama, untuk upacara penting Kerajaan Mataram.



Penelitian pertama terhadap candi Roro Jonggrang dilakukan pada masa kolonial Belanda, tahun 1733. Saat pertama ditemukan oleh CA Lons, reruntuhan candi Roro Jonggrang sudah tertutup semak dan pepohonan.

Menurut seorang geolog Belanda, RW van Bemmelen, kehancuran candi itu disebabkan oleh letusan Gunung Merapi. Hal ini diperkuat dengan penemuan prasasti Pucangan yang menerangkan bahwa tahun 1016 telah terjadi pralaya.

Sampai di sini ulasan singkat Cerita Pagi, semoga bermanfaat.

Sumber tulisan:
1. Nuning Yanti Damayanti, Narasi Mitos dan Legenda Indonesia dalam Ekspresi Batik Tamarin, Scritto, Buku Elektronik.
2. Purwo Prihatin, Seni Rupa Indonesia dalam Perspektif Sejarah, ISI Padangpanjang, Buku Elektronik.
3. M. Abdul Rokhim, Mengenal Candi Kuno di Indonesia, Alprin, Buku Elektronik.
(san)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1765 seconds (0.1#10.140)