Yasonna Laoly Tekankan 4 Hal saat Doa Kumham untuk Indonesia Digelar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) menggelar kegiatan Doa Kumham untuk Indonesia dalam rangka peringatan Hari Dharma Karya Dhika (HDKD) ke-77 tahun 2022 di Graha Pengayoman, Senin 18 Juli kemarin.
Kakanwil Kemenkumham Sulsel , Liberti Sitinjak beserta para kepala divisi dan jajaran pada unit pelaksana teknis (UPT) Sulsel, mengikuti kegiatan ini secara virtual.
Baca Juga: Yasonna H Laoly
“Reformasi Birokrasi merupakan sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi, dalam rangka memastikan terciptanya perbaikan tata kelola pemerintahan yang baik serta pelayanan publik yang prima dan berkualitas,” ungkap Yasonna.
Menkumham memaparkan, dalam mewujudkan kinerja Kemenkumham semakin PASTI dan BerAKHLAK, diperlukan pemantauan serta evaluasi yang terukur, terhadap kinerja penyelenggara pelayanan publik secara berkala dan berkelanjutan
Kemenkumham telah melakukan pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dan Indeks Persepsi Anti Korupsi (IPAK) sejak tahun 2015. Pengukuran indeks ini bukan hanya sebagai tools evaluasi, tapi juga wujud nyata keterlibatan pengguna layanan guna menghasilkan kebijakan yang partisipatif.
Proses perbaikan layanan menjadi tanggung jawab bersama. Pelibatan masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan sangat diperlukan, agar layanan Kementerian Hukum dan HAM menjadi layanan yang partisipatif, inklusif, dan adaptif.
Baca Juga: Menkumham Yasonna Laoly
Ia menitip empat pesan untuk menjaga kebersamaan dari setiap anggota dan pimpinan yang akan sangat menentukan kemajuan dan perkembangan Kementerian Hukum dan HAM.
Pertama, adanya sense of belonging terhadap Kemenkumham. Kedua tidak egois, belajar menurunkan ego demi kepentingan bersama. Tiga, kerendahan hati yang akan menghindarkan dari rasa benci, iri hati, dan timbulnya kelompok yang tersegmentasi. Terakhir, semangat kekeluargaan, setiap Insan Pengayoman memiliki peran dan sumbangsih yang berbeda-beda.
Sementara itu, penyelenggara kegiatan, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM, Sri Puguh Budi Utami melaporkan, tujuan doa Kumham untuk Indonesia yaitu agar Indonesia menjadi semakin kuat dan semangat untuk bangkit menuju Indonesia jaya dan sejahtera.
"Mendoakan Kemenkumham agar semakin PASTI dalam berkarya untuk negeri, serta sebagai wujud kerukunan antar umat beragama,” kata dia.
Adapun kegiatan seminar nasional bertujuan untuk memetakan isu aktual yang relevan terkait permasalahan dalam pelayanan publik kemenkumham serta menghasilkan solusi perbaikan yang berkelanjutan dalam rangka mendukung program strategi nasional pencegahan korupsi atau Stranas PK.
Baca juga:Penyelundupan Diduga Sabu di Lapas Takalar Berhasil Digagalkan
Kegiatan ini turut dihadiri langsung oleh Wamenkumham Edward O.S. Hiariej dan Komjen Pol. Andap Budhi Revianto.
Setelah prosesi doa Kumham untuk Indonesia dilanjutkan dengan seminar nasional dengan menghadirkan narasumber Sekretaris Utama Kemenpan RB Rini Widyatini, Kapus Litbang Kebijakan Balitbang Kumham Syarifuddin, Ketua Dewan Guru Besar Ilmu Administrasi UI Prof Dr Amy YS Rahayu, dan Pengguna Layanan KI Dr Justisiari Perdana Kusumah.
Kakanwil Kemenkumham Sulsel , Liberti Sitinjak beserta para kepala divisi dan jajaran pada unit pelaksana teknis (UPT) Sulsel, mengikuti kegiatan ini secara virtual.
Baca Juga: Yasonna H Laoly
“Reformasi Birokrasi merupakan sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi, dalam rangka memastikan terciptanya perbaikan tata kelola pemerintahan yang baik serta pelayanan publik yang prima dan berkualitas,” ungkap Yasonna.
Menkumham memaparkan, dalam mewujudkan kinerja Kemenkumham semakin PASTI dan BerAKHLAK, diperlukan pemantauan serta evaluasi yang terukur, terhadap kinerja penyelenggara pelayanan publik secara berkala dan berkelanjutan
Kemenkumham telah melakukan pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dan Indeks Persepsi Anti Korupsi (IPAK) sejak tahun 2015. Pengukuran indeks ini bukan hanya sebagai tools evaluasi, tapi juga wujud nyata keterlibatan pengguna layanan guna menghasilkan kebijakan yang partisipatif.
Proses perbaikan layanan menjadi tanggung jawab bersama. Pelibatan masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan sangat diperlukan, agar layanan Kementerian Hukum dan HAM menjadi layanan yang partisipatif, inklusif, dan adaptif.
Baca Juga: Menkumham Yasonna Laoly
Ia menitip empat pesan untuk menjaga kebersamaan dari setiap anggota dan pimpinan yang akan sangat menentukan kemajuan dan perkembangan Kementerian Hukum dan HAM.
Pertama, adanya sense of belonging terhadap Kemenkumham. Kedua tidak egois, belajar menurunkan ego demi kepentingan bersama. Tiga, kerendahan hati yang akan menghindarkan dari rasa benci, iri hati, dan timbulnya kelompok yang tersegmentasi. Terakhir, semangat kekeluargaan, setiap Insan Pengayoman memiliki peran dan sumbangsih yang berbeda-beda.
Sementara itu, penyelenggara kegiatan, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM, Sri Puguh Budi Utami melaporkan, tujuan doa Kumham untuk Indonesia yaitu agar Indonesia menjadi semakin kuat dan semangat untuk bangkit menuju Indonesia jaya dan sejahtera.
"Mendoakan Kemenkumham agar semakin PASTI dalam berkarya untuk negeri, serta sebagai wujud kerukunan antar umat beragama,” kata dia.
Adapun kegiatan seminar nasional bertujuan untuk memetakan isu aktual yang relevan terkait permasalahan dalam pelayanan publik kemenkumham serta menghasilkan solusi perbaikan yang berkelanjutan dalam rangka mendukung program strategi nasional pencegahan korupsi atau Stranas PK.
Baca juga:Penyelundupan Diduga Sabu di Lapas Takalar Berhasil Digagalkan
Kegiatan ini turut dihadiri langsung oleh Wamenkumham Edward O.S. Hiariej dan Komjen Pol. Andap Budhi Revianto.
Setelah prosesi doa Kumham untuk Indonesia dilanjutkan dengan seminar nasional dengan menghadirkan narasumber Sekretaris Utama Kemenpan RB Rini Widyatini, Kapus Litbang Kebijakan Balitbang Kumham Syarifuddin, Ketua Dewan Guru Besar Ilmu Administrasi UI Prof Dr Amy YS Rahayu, dan Pengguna Layanan KI Dr Justisiari Perdana Kusumah.
(luq)