Manfaatkan Biogas Limbah Tahu sejak 2010, Warga Urutsewu Tidak Khawatir Kenaikan Elpiji
loading...
A
A
A
BOYOLALI - Mahalnya harga gas elpiji tidak berpengaruh terhadap sebagian warga Desa Urutsewu, Kecamatan Ampel, Boyolali, Jawa Tengah. Pasalnya, sejak 2010 mereka memanfaatkan biogas dari limbah tahu.
Kualitas api yang dihasilkan pun jauh lebih bagus dan berwarna biru, bisa digunakan untuk memasak sehari-hari.
Revita, salah seorang warga mengatakan, dia mendapatkan pasokan gas dari limbah tahu dari tetangganya yang mengolah limbah tahu dijadikan biogas. Dirinya pun mengaku bersyukur, mendapatkan pasokan gas itu.
"Sejak 2010 sudah memakai biogas dari limbah tahu. Sehingga, banyak warga di sini tidak berpengaruh dengan adanya kenaikan harga gas elpiji," katanya, kepada wartawan, Jumat (14/7/2022).
Dijelaskan dia, kualitas api biogas limbah tahu ini sangat bagus, dan aman digunakan untuk masak sehari-hari.
Sementara itu, Suwarno, pemilik biogas mengaku, mendapatkan ide dari banyaknya limbah tahu yang mereka produksi dan susah membuangnya. Lalu, limbah itu ditampung pada lubang dan dijadikan biogas.
"Modalnya pertama kali Rp50 juta. Awalnya untuk dipakai sendiri. Tetapi kemudian disalurkan kepada para tetangga dekat dengan menggunakan peralon ke rumah-rumah warga," sambungnya.
Kualitas api yang dihasilkan pun jauh lebih bagus dan berwarna biru, bisa digunakan untuk memasak sehari-hari.
Revita, salah seorang warga mengatakan, dia mendapatkan pasokan gas dari limbah tahu dari tetangganya yang mengolah limbah tahu dijadikan biogas. Dirinya pun mengaku bersyukur, mendapatkan pasokan gas itu.
Baca Juga
"Sejak 2010 sudah memakai biogas dari limbah tahu. Sehingga, banyak warga di sini tidak berpengaruh dengan adanya kenaikan harga gas elpiji," katanya, kepada wartawan, Jumat (14/7/2022).
Dijelaskan dia, kualitas api biogas limbah tahu ini sangat bagus, dan aman digunakan untuk masak sehari-hari.
Sementara itu, Suwarno, pemilik biogas mengaku, mendapatkan ide dari banyaknya limbah tahu yang mereka produksi dan susah membuangnya. Lalu, limbah itu ditampung pada lubang dan dijadikan biogas.
"Modalnya pertama kali Rp50 juta. Awalnya untuk dipakai sendiri. Tetapi kemudian disalurkan kepada para tetangga dekat dengan menggunakan peralon ke rumah-rumah warga," sambungnya.
(san)