Para Sopir di Manado Keluhkan Kebijakan Beli BBM Pakai Aplikasi MyPertamina
loading...
A
A
A
MANADO - Mulai 1 Juli 2022, Pertamina melakukan sosialisasi atau uji coba pembelian BBM bersubsidi jenis pertalite dan solar dengan menggunakan aplikasi Mypertamina.Dari pantauan di beberapa SPBU di Kota Manado, sosialisasi ini belum diterapkan seutuhnya. Salah satunya di SPBU yang ada di Paal 2.
Youke Pakasi, salah seorang sopir amgkutan kota jurusan Pall 2-pusat kota 45, saat ditemui mengaku merasa keberatan apabila kebijakan tersebut nantinya wajib diterapkan.
"Sedangkan handphone (HP) saya tidak punya. Jadi mau isi bagaimana kalau tidak ada HP. Jelas ini menyusahkan," kata Youke, Jumat (1/7/2022).
Dia berharap ada syarat dan ketentuan tertentu dalam menerapkan aturan tersebut, tidak semunya harus mengikutinya."Jadi harus ada syarat, musti pakai ketentuan, yang mana yang tidak boleh. Kalau bagi kami angkutan kota kalau tidak punya HP bagaimana. Lihat saja kalau angkot jangan dibikin sama dengan mobil pribadi plat nomor hitam," kata dia yang mengaku belum mendapatkan sosialisasi.
Venly Tidayoh, salah seorang sopir dump truk pengangkut pasir juga mengeluhkan hal tersebut. Menurutnya, untuk penggunaan aplikasi Mypertamina tidak ada masalah, tetapi untuk masyarakat yang golongan menengah ke bawah sangat rumit karena direpotkan seperti harus punya smartphone.
"Sedangkan kami yang hanya sopir biasa, sopir harian hanya punya handphone biasa tidak punya smartphone. Jadi kalau harus seperti itu ya kami kesulitan. Karena itu bagi kami itu tidak setuju karena menurut kami tidak efisien dan agak memberatkan," tuturnya.
Untuk itu dia berharap agar ke depan tidak dibuat repot oleh Pertamina dengan hal tersebut. "Untuk Pertamina semoga kita tidak dibuat repot dengan hal seperti itu. Karena buat kami yang tidak pakai aplikasi saja sudah ada antrian panjang apalagi pakai aplikasi agak mengganggu sekali," pungkasnya.
Youke Pakasi, salah seorang sopir amgkutan kota jurusan Pall 2-pusat kota 45, saat ditemui mengaku merasa keberatan apabila kebijakan tersebut nantinya wajib diterapkan.
"Sedangkan handphone (HP) saya tidak punya. Jadi mau isi bagaimana kalau tidak ada HP. Jelas ini menyusahkan," kata Youke, Jumat (1/7/2022).
Dia berharap ada syarat dan ketentuan tertentu dalam menerapkan aturan tersebut, tidak semunya harus mengikutinya."Jadi harus ada syarat, musti pakai ketentuan, yang mana yang tidak boleh. Kalau bagi kami angkutan kota kalau tidak punya HP bagaimana. Lihat saja kalau angkot jangan dibikin sama dengan mobil pribadi plat nomor hitam," kata dia yang mengaku belum mendapatkan sosialisasi.
Venly Tidayoh, salah seorang sopir dump truk pengangkut pasir juga mengeluhkan hal tersebut. Menurutnya, untuk penggunaan aplikasi Mypertamina tidak ada masalah, tetapi untuk masyarakat yang golongan menengah ke bawah sangat rumit karena direpotkan seperti harus punya smartphone.
"Sedangkan kami yang hanya sopir biasa, sopir harian hanya punya handphone biasa tidak punya smartphone. Jadi kalau harus seperti itu ya kami kesulitan. Karena itu bagi kami itu tidak setuju karena menurut kami tidak efisien dan agak memberatkan," tuturnya.
Untuk itu dia berharap agar ke depan tidak dibuat repot oleh Pertamina dengan hal tersebut. "Untuk Pertamina semoga kita tidak dibuat repot dengan hal seperti itu. Karena buat kami yang tidak pakai aplikasi saja sudah ada antrian panjang apalagi pakai aplikasi agak mengganggu sekali," pungkasnya.
(don)