JIF 2022, Sekda Jabar Tantang 25 Milenial Terpilih Beri Warna Baru lewat Inovasi
loading...
A
A
A
KOTA BANDUNG - Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja memberi pembekalan kepada para peserta Jabar Innovation Fellowship (JIF) angkatan ketiga tahun 2022, di Preanger Hotel Bandung, Senin (27/6/2022) malam.
Pada angkatan ketiga tahun ini telah terpilih sebanyak 25 pemuda yang akan mencurahkan ide, gagasan, dan inovasi di sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkup Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar.
Sekda Jabar Setiawan, menyebut bahwa tuntutan bagi para pemuda milenial terpilih pada program JIF 2022 adalah memberikan warna melalui inovasi yang akan diusung. "Tuntutan dari Pemda Provinsi Jabar cuma satu, jadi kita ingin kalian -kalian masuk ke perangkat daerah dan memberikan warna, warnanya adalah inovasi yang akan kalian usung nantinya," katanya.
Misalnya, kata dia, pihaknya ingin ditempatkan di Dinas Koperasi. "Kenapa? karena saya ingin membantu para UMKM untuk masuk ke dalam digital, dan saya bisa bantu. Nah itu tugas mulia kalian," sambung Setiawan mencontohkan.
Maka, JIF menjadi sarana bagi generasi muda untuk berkontribusi terhadap pembangunan di antaranya dalam bidang pelayanan publik. Ini bagian dari upaya Pemda Jabar memberikan pendidikan kepemimpinan dan stimulus untuk kreatif, produktif, dan semangat berinovasi. "Pendidikan itu salah satu yang mengubah segalanya, mengubah kemiskinan, mengubah nasib seseorang, dan lain sebagainya, pendidikan harus diutamakan," ucapnya.
Maka JIF juga menjadi stimulus dalam peningkatkan daya saing. Apalagi Jabar tengah mendapatkan bonus demografi. Maka situasi ini perlu dimanfaatkan agar generasi muda Jabar dapat terdorong untuk berkarya seproduktif mungkin.
"Jadi kalau sampai 2040 tidak memanfaatkan situasi ini kita akan lewat negaranya. Jadi kalian sekarang ini enak karena kalian 'menggendong' (orang) yang tidak produktifnya sedikit," katanya.
Setiawan menambahkan, generasi sekarang adalah tiangnya bangsa, oleh karena itu jadilah generasi yang berdaya. jadi kalian harus benar- benar bisa buka lapangan pekerjaan, bisa ini itu dan lain sebagainya, jadi Indonesia dan Jabar ini makin maju," tambah dia.
Sekda Jabar juga menyebut bahwa teknologi informasi (IT) harus jadi kompetensi dasar saat ini, di samping bidang apa saja yang tengah digeluti. Tak kalah penting adalah sikap kritis, kreativitas, hingga nilai kepemimpinan yang diimplementasikan di keseharian.
Jabar pun saat ini punya visi menjadi 'West Java Digital Province.' Visi ini juga sejalan dengan data penduduk Jabar paling banyak menggunakan internet. Berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia per 9 November 2020, pengguna internet di Jabar mencapai 35,1 juta.
"Maka saat mau magang di dinas, datang dengan cara manual, tidak akan fit (cocok), semuanya sudah canggih," ujar Setiawan.
Sekda menyebut sejumlah contoh inovasi andalan milik Pemda Provinsi Jabar. Misalnya aplikasi Pikobar sebagai dasbor informasi terkait Covid-19. Lalu Jabar Saber Hoax, suatu inovasi penangkal misinformasi, disinformasi, dan hoaks.
Kemudian ada juga Petani Milenial, sebagai langkah Jabar menarik minat generasi muda terhadap sektor pertanian demi regenerasi petani di Jabar. Serta banyak program inovasi lainnya.
Setiawan pun menekankan bahwa suatu inovasi harus menawarkan kecepatan, efektivitas, hingga memikirkan dampak sosial di tengah masyarakat.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jabar Asep Sukmana menuturkan, proses panjang penjaringan peserta JIF 2022. Ia menyebut bahwa 25 pemuda terbaik telah disaring dari sebanyak 1.600 lebih pendaftar.
"Tim seleksi bekerja berat, nilainya tipis -tipis antara yang terpilih dan tidak terpilih, jadi 25 ini yang terbaik," ungkap Asep.
Asep berpesan kepada peserta JIF agar kesempatan ini dimanfaatkan sebaik- baiknya. Para milenial akan diberikan pemahaman soal pemerintahan dan akan menimba ilmu di setiap perangkat daerah. Kemudian peserta JIF dituntut menghasilkan inovasi.
"Sehingga anak- anak ini akan membantu tugas Pak Sekda. Siapa tahu ada pemikiran -pemikiran baru. Mudah- mudahan teman- teman bisa langsung interaksi dengan dinas, sehingga bisa memberi warna," pungkas Asep. CM
Pada angkatan ketiga tahun ini telah terpilih sebanyak 25 pemuda yang akan mencurahkan ide, gagasan, dan inovasi di sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkup Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar.
Sekda Jabar Setiawan, menyebut bahwa tuntutan bagi para pemuda milenial terpilih pada program JIF 2022 adalah memberikan warna melalui inovasi yang akan diusung. "Tuntutan dari Pemda Provinsi Jabar cuma satu, jadi kita ingin kalian -kalian masuk ke perangkat daerah dan memberikan warna, warnanya adalah inovasi yang akan kalian usung nantinya," katanya.
Misalnya, kata dia, pihaknya ingin ditempatkan di Dinas Koperasi. "Kenapa? karena saya ingin membantu para UMKM untuk masuk ke dalam digital, dan saya bisa bantu. Nah itu tugas mulia kalian," sambung Setiawan mencontohkan.
Maka, JIF menjadi sarana bagi generasi muda untuk berkontribusi terhadap pembangunan di antaranya dalam bidang pelayanan publik. Ini bagian dari upaya Pemda Jabar memberikan pendidikan kepemimpinan dan stimulus untuk kreatif, produktif, dan semangat berinovasi. "Pendidikan itu salah satu yang mengubah segalanya, mengubah kemiskinan, mengubah nasib seseorang, dan lain sebagainya, pendidikan harus diutamakan," ucapnya.
Maka JIF juga menjadi stimulus dalam peningkatkan daya saing. Apalagi Jabar tengah mendapatkan bonus demografi. Maka situasi ini perlu dimanfaatkan agar generasi muda Jabar dapat terdorong untuk berkarya seproduktif mungkin.
"Jadi kalau sampai 2040 tidak memanfaatkan situasi ini kita akan lewat negaranya. Jadi kalian sekarang ini enak karena kalian 'menggendong' (orang) yang tidak produktifnya sedikit," katanya.
Setiawan menambahkan, generasi sekarang adalah tiangnya bangsa, oleh karena itu jadilah generasi yang berdaya. jadi kalian harus benar- benar bisa buka lapangan pekerjaan, bisa ini itu dan lain sebagainya, jadi Indonesia dan Jabar ini makin maju," tambah dia.
Sekda Jabar juga menyebut bahwa teknologi informasi (IT) harus jadi kompetensi dasar saat ini, di samping bidang apa saja yang tengah digeluti. Tak kalah penting adalah sikap kritis, kreativitas, hingga nilai kepemimpinan yang diimplementasikan di keseharian.
Jabar pun saat ini punya visi menjadi 'West Java Digital Province.' Visi ini juga sejalan dengan data penduduk Jabar paling banyak menggunakan internet. Berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia per 9 November 2020, pengguna internet di Jabar mencapai 35,1 juta.
"Maka saat mau magang di dinas, datang dengan cara manual, tidak akan fit (cocok), semuanya sudah canggih," ujar Setiawan.
Sekda menyebut sejumlah contoh inovasi andalan milik Pemda Provinsi Jabar. Misalnya aplikasi Pikobar sebagai dasbor informasi terkait Covid-19. Lalu Jabar Saber Hoax, suatu inovasi penangkal misinformasi, disinformasi, dan hoaks.
Kemudian ada juga Petani Milenial, sebagai langkah Jabar menarik minat generasi muda terhadap sektor pertanian demi regenerasi petani di Jabar. Serta banyak program inovasi lainnya.
Setiawan pun menekankan bahwa suatu inovasi harus menawarkan kecepatan, efektivitas, hingga memikirkan dampak sosial di tengah masyarakat.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jabar Asep Sukmana menuturkan, proses panjang penjaringan peserta JIF 2022. Ia menyebut bahwa 25 pemuda terbaik telah disaring dari sebanyak 1.600 lebih pendaftar.
"Tim seleksi bekerja berat, nilainya tipis -tipis antara yang terpilih dan tidak terpilih, jadi 25 ini yang terbaik," ungkap Asep.
Asep berpesan kepada peserta JIF agar kesempatan ini dimanfaatkan sebaik- baiknya. Para milenial akan diberikan pemahaman soal pemerintahan dan akan menimba ilmu di setiap perangkat daerah. Kemudian peserta JIF dituntut menghasilkan inovasi.
"Sehingga anak- anak ini akan membantu tugas Pak Sekda. Siapa tahu ada pemikiran -pemikiran baru. Mudah- mudahan teman- teman bisa langsung interaksi dengan dinas, sehingga bisa memberi warna," pungkas Asep. CM
(ars)