Percepat Pulihkan Pendidikan Pasca Pandemi, Indonesia Dorong Semangat Gotong Royong

Kamis, 23 Juni 2022 - 21:55 WIB
loading...
Percepat Pulihkan Pendidikan...
Ketua Kelompok Kerja Pendidikan G20 (Education Working Group G20) Iwan Syahril mengatakan,, pihaknya mendorong semangat gotong royong untuk mempercepat pemulihan pendidikan. Foto ist
A A A
BOGOR - Ketua Kelompok Kerja Pendidikan G20 (Education Working Group G20) Iwan Syahril mengatakan, dalam pertemuan ketiga yang membahas Solidarity and Partnership dan the Future Work Post COVID-19, pihaknya mendorong beberapa hal penting untuk mempercepat pemulihan pendidikan. Antara lain, pihaknya mendorong semangat gotong royong ke dunia internasional, secara khusus kepada negara-negara anggota dan undangan.



"Alhamdulillah, kita didukung dengan luar biasa. Bahkan pada saat ini, negara G20 di itu mengusulkan memasukan gotong royong sebagai bagian dari deklarsi. Bahkan gotong royong itu menjadi salah satu frame work yang digunakan untuk pemulihan pendidikan," ungkap Iwan dalam diskusi daring yang digelar FMB9 9 bertema 'Pendidikan Berkualitas Hadapi Dunia Kerja Pascapandemi', Kamis (23/6/2022)

Selain itu, lanjut Iwan, pihaknya juga menekankan pentingnya komitmen untuk mencapai pendidikan berkualitas bagi semua dalam mencapai SDGs. Juga tak kalah penting adalah menekankan komitmen melindungi kelompok-kelompok rentan terhadap learning loss. Indonesia mendorong negara-negara anggota untuk memproteksi kelompok ini.

"Di sini Indonesia mengajak negara-negara G20 untuk menguatkan komitmen, bukan saja untuk mencapai SDGs tapi juga agar melindungi kelompok yang paling rentan secara global. Karena kelompok ini bisa secara domestik tapi juga secara global," paparnya.

Selanjutnya, Iwan mengatakan, Indonesia juga mendorong pembahasan penerapan digital teknologi untuk mencapai pendidikan berkualitas. Hal ini sesuai arahan Presiden Jokowi yang menugaskan Kementerian Pendidikan Tinggi agar mendorong penggunaan teknologi untuk memecahkan masalah akses, masalah kualitas dan masalah pemerataan pendidikan kita.

"Sehingga kita terakselerasi memacu kualitas yang mungkin masih tertinggal, namun kita bisa melakukan lompatan. Pada saat yang sama, kita juga harus memperhatikan kelompok-kelompok yang rentan," ujarnya.

Sementara itu, Tim Juru Bicara (Jubir) G20, Maudy Ayunda mengatakan masalah pendidikan merupakan isu yang sangat kompleks. Hal ini dikatakan Maudy ketika ditanya penyebab adanya kesenjangan dan rendahnya tingkat pendidikan di beberapa wilayah di Indonesia.

Menurutnya, performa seorang anak dalam pendidikan tergantung pada banyak hal seperti para orang tua, guru, motivasi diri. Selain itu, juga tergantung pada sumber daya penunjang lainnya seperti sekolah, akses terhadap teknologi dan informasi dan lain sebagainya.

Maka dari itu, Maudy menegaskan, rendahnya mutu pendidikan seseorang tidak bisa dilihat dari satu faktor saja. Namun belajar dari kondisi selama pandemi COVID-19, Maudy menjelaskan, hal yang diperlukan adalah komitmen.

"Saya rasa di manapun kita berada, kalau ada motiviasi intrinsik yang sangat besar dari anak tersebut untuk belajar, ada caranya gitu dengan self learning, mencari sendiri, lewat internet, berbicara dengan orang lain," terangnya.

Sehingga, harap Maudy, menjadi pekerjaan rumah bersama saat ini adalah bagaimana membangun budaya mau belajar. Ia menambahkan, kemauan bukan hanya pada anaknya saja, namun juga pada stakeholder di sekitarnya yang ingin melayani anak tersebut.

"Mungkin sekarang yang harus dibangun adalah budaya kemauan itu tadi. Dan kemauan itu bukan hanya di anaknya, tapi juga di stakeholder di sekitarnya yang ingin melayani anak tersebut. Gimana caranya memberi support terhadap anak tersebut dan customize juga karena setiap anak itu tidak ada yang sama," ungkapnya.
(don)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2867 seconds (0.1#10.140)