Air Sungai Cimeta Jadi Merah Darah, DLH Jabar Sebut Tidak Mengandung B3

Kamis, 23 Juni 2022 - 03:23 WIB
loading...
Air Sungai Cimeta Jadi Merah Darah, DLH Jabar Sebut Tidak Mengandung B3
Warna merah darah pada Sungai Cimeta akibat limbah yang dibuang masyarakat pinggir sungai. Foto: Agung/SINDOnews
A A A
BANDUNG - Masih ingat peristiwa air Sungai Cimeta, berubah warna menjadi merah darah yang sempat viral? Ternyata penyebabnya material limbah yang dibuang oleh masyarakat.

Hal ini terungkap dari pemeriksaan laboratorium yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jawa Barat.

Kepala DLH Jabar, Prima Mayaningtyas menyatakan, peristiwa tersebut terjadi di Kampung Cikurutug, Desa Tagog Apu, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).



"Penyebabnya adalah material yang dibuang oleh warga sekitar sungai," katanya, Rabu (22/6/2022).

Dijelaskan dia, setelah berhasil mengamankan sisa material yang dibuang, pihaknya langsung mengirimkan sampel tersebut ke laboratorium PT Syslab di Sentul City Bogor, dan hasilnya baru keluar 21 Juni 2022.

"Berdasarkan hasil laboratorium, material yang menyebabkan Sungai Cimeta berwarna merah darah ternyata tidak mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3)," sambungnya.



Prima menjelaskan, pihaknya bersama Satgas Citarum dan Pemkab KBB telah mengkaji sampel limbah tersebut yang dikomparasikan dengan ketentuan baku mutu air, seperti yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

"Bardasarkan hasil lab, jika dibandingkan dengan baku mutu karakteristik beracun melalui TCLP untuk penetapan kategori B3, ditemukan hasil bahwa semua barometer dan organik dari sempel tersebut berada di bawah baku mutu di semua kategori. Sehingga, sampel itu tidak menunjukan adanya B3," ungkapnya.

Tidak adanya B3 yang terkandung dalam material tersebut diperkuat dengan tidak ditemukan karakteristik mudah terbakar ataupun meledak. Bahkan, berdasarkan hasil kajian, tidak ditemukan pula ikan yang mati di aliran sungai.



"Yang diduga B3 tidak ditemukan. Kemudian diuji lagi karakteristik limbah B3-nya, seperti tidak mudah menyala dan meledak. Bahkan tidak ada ikan yang mati, tidak ada manusia dan pertanian yang terdampak," tegas Prima.

Dia pun mengungkapkan, bahwa orang yang membuang limbah penyebab warna air Sungai Cimeta berubah menjadi merah darah itu. Setelah dilakukan penyisiran, pembuang limbah tersebut dipastikan warga sekitar sungai.

"Yang membuang material tersebut adalah warga sekitar, dan tidak sadar jika material tersebut mengakibatkan air sungai berubah warna. Air yang menjadi merah hanya 6 kilometer dari aliran sungai," jelasnya.



Seperti diketahui, warga di sekitar aliran Sungai Cimeta, khususnya di Desa Tagog Apu dan Campakamekar, Padalarang, KBB dikagetkan dengan berubahnya warna air sungai menjadi merah darah.

Perubahan yang tidak biasa dan tiba-tiba ini sempat viral di media sosial dan menjadi perhatian banyak pihak. Fenomena tersebut awalnya diduga karena ada limbah yang sengaja dibuang di hulu sungai.
(san)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2586 seconds (0.1#10.140)