Rektor Unhas Doakan TGB Jadi Pemimpin Masa Depan
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Jajaran civitas akademika Universitas Hasanuddin (Unhas) menggelar dialog dengan Ketua Organisasi Internasional Alumni Al Azhar (OIAA) Indonesia Tuan Guru Bajang (TGB) HM Zainul Majdi.
Dalam kesempatan tersebut, Rektor Unhas Jamaluddin Jompa mendoakan TGB menjadi pemimpin masa depan guna mendorong kebangkitan ilmu, “Ke depan tak hanya diberikan peran sebagai ulama. Namun, juga umara. Kalau tak RI 1 (presiden) ya RI 2 (wakil presiden) atau yang lain. Yang penting Pak TGB memiliki peran memperbaiki keilmuan,” katanya, Jumat (10/6/2022) petang.
Baca juga: Terjaring OTT Tim Saber Pungli, 2 Oknum PTT Dinkes Kota Bengkulu Dinonaktifkan
Dia menjelaskan, bangsa Indonesia harus kuat dalam penguasaan sains dan teknologi. Ustaz-ustaz di Indonesia harus digerakkan, disaat agama bangkit, ilmu juga harus bangkit. Ke depan, kata dia, negara harus menjadi kompetitif dengan apa yang dihasilkan. "Kondisi saat ini belum terjadi di Indonesia. Seperti handphone, itu merupakan buatan negara lain. Generasi muslim harus bangkit untuk menunjukkan kualitas Indonesia,” sambungnya.
Guru besar kelautan dan perikanan ini berkisah, 15 tahun silam turut memikirkan Indonesia dengan memimpin akademisi muda Indonesia. Saat itu para akademisi memiliki tekad Indonesia dihargai.
“Namun, hal itu berat karena tak menunjukkan kualitas persaingan global, meski Indonesia merupakan negara dengan penduduk nomor empat terbanyak di dunia,” ucapnya.
Dia menambahkan, seharusnya dengan jumlah penduduk yang begitu besar, Indonesia dapat berbicara banyak di kancah dunia. Dari perguruan tinggi ingin terus untuk membantu, namun ada batasan dalam memperjuangkan, terutama dalam dukungan pendanaan. “Karena indeksnya (kompetisi global) menyakitkan hati kita. Dan sakitnya disini,” katanya sembari menunjuk ke dada.
Senada Guru Besar Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Unhas Armin mengungkapkan hal yang sama. Mengidolakan TGB untuk menjadi pemimpin masa depan Indonesia.
“Pak Kiai ini (TGB) doktor yang sudah berpengalaman dan memimpin Provinsi NTB (Nusa Tenggara Barat) dua periode,” ucapnya. “Saya kira itu sudah tiket menuju RI 1 atau RI 2. Tapi, sayangnya kekuatan politik Islam berserakan dimana-mana,” tandasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Rektor Unhas Jamaluddin Jompa mendoakan TGB menjadi pemimpin masa depan guna mendorong kebangkitan ilmu, “Ke depan tak hanya diberikan peran sebagai ulama. Namun, juga umara. Kalau tak RI 1 (presiden) ya RI 2 (wakil presiden) atau yang lain. Yang penting Pak TGB memiliki peran memperbaiki keilmuan,” katanya, Jumat (10/6/2022) petang.
Baca juga: Terjaring OTT Tim Saber Pungli, 2 Oknum PTT Dinkes Kota Bengkulu Dinonaktifkan
Dia menjelaskan, bangsa Indonesia harus kuat dalam penguasaan sains dan teknologi. Ustaz-ustaz di Indonesia harus digerakkan, disaat agama bangkit, ilmu juga harus bangkit. Ke depan, kata dia, negara harus menjadi kompetitif dengan apa yang dihasilkan. "Kondisi saat ini belum terjadi di Indonesia. Seperti handphone, itu merupakan buatan negara lain. Generasi muslim harus bangkit untuk menunjukkan kualitas Indonesia,” sambungnya.
Guru besar kelautan dan perikanan ini berkisah, 15 tahun silam turut memikirkan Indonesia dengan memimpin akademisi muda Indonesia. Saat itu para akademisi memiliki tekad Indonesia dihargai.
“Namun, hal itu berat karena tak menunjukkan kualitas persaingan global, meski Indonesia merupakan negara dengan penduduk nomor empat terbanyak di dunia,” ucapnya.
Dia menambahkan, seharusnya dengan jumlah penduduk yang begitu besar, Indonesia dapat berbicara banyak di kancah dunia. Dari perguruan tinggi ingin terus untuk membantu, namun ada batasan dalam memperjuangkan, terutama dalam dukungan pendanaan. “Karena indeksnya (kompetisi global) menyakitkan hati kita. Dan sakitnya disini,” katanya sembari menunjuk ke dada.
Senada Guru Besar Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Unhas Armin mengungkapkan hal yang sama. Mengidolakan TGB untuk menjadi pemimpin masa depan Indonesia.
“Pak Kiai ini (TGB) doktor yang sudah berpengalaman dan memimpin Provinsi NTB (Nusa Tenggara Barat) dua periode,” ucapnya. “Saya kira itu sudah tiket menuju RI 1 atau RI 2. Tapi, sayangnya kekuatan politik Islam berserakan dimana-mana,” tandasnya.
(msd)