Selangkah Lagi, Geopark Maros-Pangkep Menuju Warisan Dunia UNESCO

Jum'at, 10 Juni 2022 - 23:36 WIB
loading...
Selangkah Lagi, Geopark Maros-Pangkep Menuju Warisan Dunia UNESCO
Menparekraf Sandiaga Uno saat mengunjungi kawasan karst yang masuk Geopark Maros-Pangkep. Foto/Instagram
A A A
MAKASSAR - Kawasan Geopark Maros Pangkep terus digodok agar tercatat sebagai warisan dunia Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNESCO. Dalam waktu dekat, tim asesor dari UNESCO akan melakukan asesmen di dua kawasan tersebut.

Rencananya, asesmen bakal dilakukan selama tiga hari oleh dua orang asesor, yaitu Dr Martina Paskova, warga negara Ceko yang merupakan Asisten Profesor Geografi di University of Hradec Králové (Ceko). Paskova telah terlibat dalam gerakan geopark selama hampir empat belas tahun.



Asesor kedua adalah Jakob Wallge Hansen, warga negara Denmark yang merupakan Kepala Penjangkauan dan Pendidikan Geopark Global UNESCO Odsherred dan Ketua Masyarakat Geologi Denmark.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sulawesi Selatan, Muh. Jufri mengatakan, tim asesor akan melakukan asesmen selama 3 hari, terhitung mulai 15-17 Juni 2022.

Jufri membeberkan Komite Nasional Geopark Indonesia sendiri sudah melakukan pra-asesmen. Hasilnya, ada sejumlah catatan yang perlu ditindaklanjuti oleh Badan Pengelola Geopark Maros Pangkep sebelum menyambut asesor UNESCO.

Setidaknya, ada 17 halaman yang dipaparkan oleh Komite Nasional Geopark Indonesia. Di antaranya terkait aspek kebersihan dan keamanan.

"Hasil pra asesmen itu kami tindaklanjuti untuk dijadikan prioritas. Jadi antisipasi detail sudah dilakukan oleh Badan Pengelola Geopark Maros Pangkep bersama dengan Disbudpar Sulsel, juga pemerintah kabupaten setempat," katanya.

Sekretaris Disbudpar Sulsel, Devo Khaddafi menuturkan, ada 6 indikator utama yang menjadi aspek penilaian dari tim asesor UNESCO. Yaitu aspek Geosite, Biosite, Culturesite, aspek konservasi, penelitian pendidikan, serta aspek kemitraan dan pemberdayaan masyarakat.

"Ini akan menjadi kebanggaan buat kita apabila kawasan Geopark Maros Pangkep bisa tercacat sebagai warisan dunia. Tentunya ini juga akan menjadi nilai tambah bagi industri pariwisata Sulsel," jelas Devo.

General Manager Badan Pengelola Geopark Maros Pangkep, Dedy Irfan menjelaskan, inisiasi Geopark Maros Pangkep untuk masuk dalam UNESCO Global Geopark telah dimulai sejak tahun 2015.



Pada tahun November 2017, Geopark Maros Pangkep ditetapkan sebagai Geopark Nasional oleh pemerintah pusat. Lalu pada tahun 2019, pemerintah pusat mengusulkan Geopark Maros Pangkep untuk menjadi kandidat geopark dunia.

"Ini jadi sebuah kehormatan karena saat ini ada 14 geopark nasional, dan 6 di antaranya sudah berstatus global, dan Geopark Maros Pangkep menempati urutan pertama yang diusulkan menjadi kandidat global geopark UNESCO," beber Dedy.

Dedy menyebut, secara keseluruhan, total luasan kawasan Geopark Maros Pangkep mencapai 5.077,61 kilometer persegi atau 525.160,73 hektar. Kawasan ini tersebar di daratan Maros Pangkep sampai kepulauan Spermonde. Luas kawasan karstnya mencapai 43 ribu hektare.

"Salah satu keunggulan geopark ini adalah karena ada dua sisi, bukan hanya pegunungan, tapi juga kawasan lautnya," ungkap Dedi.

Geopark sendiri adalah singkatan dari geological park atau taman bumi yang mencakup kekayaan geologi (geodiversity), biologi (biodiversity), hingga kebudayaan (culturaldiversity) yang ada di dalamnya, dan menurut Dedi, itu semua sudah dimiliki oleh Geopark Maros Pangkep.

Dari sisi geodiversity, terhampar batuan purba berusia ratusan tahun yang menyimpan kekayaan geologi, terdiri dari batu gamping koral, batu gamping bioklastik, kalkarenit, dan lainnya.

"Batuan yang berusia ratusan tahun itu jadi salah satu poin dari sisi geodiversity. Di sisi laut kita punya carbonate platform yang disebut kawasan spermonde," jelasnya.

Sementara dari sisi culturaldiversity, terdapat lukisan cadas tertua di dunia yang berumur sekitar 45 ribu tahun dan sampai sekarang masih dilakukan penelitian di dalam kawasan.

"Hal ini menunjukkan bahwa kekayaan masa lampau itu kiblatnya ada di kawasan Maros Pangkep. Bukan di Eropa. Lukisan cadas di Eropa usianya jauh lebih mudah dari yang kita punya," beber Dedy.

Dari sisi biodiversity, kawasan geopark dikelilingi dengan flora dan fauna endemik. Sebut saja burung rangkong dan kupu-kupu.

Kedua hewan ini pun diambil sebagai ikon atau maskot Geopark Maros Pangkep yang diberi nama Roro dam Pupu. Roro mewakili hewan endemik burung rangkong, dan pupu mewakili hewan endemik kupu-kupu.

Di samping itu semua, kehadiran dua pabrik semen besar, yakni Semen Bosowa di Maros dan Semen Tonasa di Pangkep menjadi salah satu tantangan yang harus dihadapi. Pasalnya, pabrik semen rentan mengakibatkan kerusakan lingkungan.

Namun, Pemprov Sulsel memastikan bahwa kedua perusahaan sudah menyatakan komitmen bersama bahwa mereka tidak akan merusak, mengganggu, ataupun melakukan ekspansi ke wilayah yang menjadi kawasan geopark.



Bahkan, pihak perusahaan juga disebut sudah melakukan upaya konservasi terhadap lingkungan di taman Kehati dan Geosite Bulu Sipong.

"Jika Geopark Maros Pangkep berhasil tercatat sebagai warisan dunia UNESCO , maka kita semua punya tanggung jawab bersama untuk menjaga dan melestarikannya," tandas Dedi.
(tri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 1.8127 seconds (0.1#10.140)