Sri Sultan Hamengkubuwono (HB) II Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional

Selasa, 23 Juni 2020 - 20:28 WIB
loading...
Sri Sultan Hamengkubuwono...
Warga keturunan Yogyakarta di Jabodetabek melalui Yayasan Nusantara mendaftarkan Sultan Hamengkubuwono (HB) II sebagai pahlawan nasional. Foto Ist
A A A
JAKARTA - Warga keturunan Yogyakarta di Jabodetabek melalui Yayasan Nusantara mendaftarkan Sri Sultan Hamengkubuwono (HB) II sebagai pahlawan nasional . Mereka juga menggalang petisi agar HB II jadi pahlawan nasional karena semasa hidupnya konsisten melawan penjajah yakni VOC Belanda dan Inggris.

Satu di antara pengagas pengusulan HB II sebagai pahlawan adalah Sekretaris Trah Ngarsa Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kangjeng Sultan Hamengku Buwono II, Fajar Bagoes Poetranto. Dia mengatakan, pengusulan HB II sebagai pahlawan nasional digagas oleh Trah Ngarsa Dalem Sinuwun Sultan HB II Indonesia. Yayasan Nusantara juga beralasan HB II layak jadi pahlawan nasional.

“Kami mohon doa dan dukungan masyarakat Indonesia, masyarakat Yogjakarta, Sultan Hamengku Buwono II dapat dianugerahi sebagai pahlawan nasional RI,” kata Fajar Bagoes Poetranto dalam keterangannya yang diterima SINDOnews, Selasa (23/6/2020). (Baca: TKA China Nyaris Disandera Pendemo di Bandara Haluoleo Sultra)

Fajar dalam petisinya menuliskan Sultan HB II lahir di lereng Gunung Sindoro, 7 Maret 1750 dari Permaisuri Sri Sultan HB I, serta mencantumkan uraian sejarah panjang perlawanan Sri Sultan HB II melawan VOC demi melindungi Keraton Yogyakarta.

“Beliau (HB II) mengerahkan seluruh pekerja dari keraton untuk membangun tembok Baluwarti yang mengelilingi alun-alun, dengan 13 meriam ditempatkan depan Keraton untuk meningkatkan pertahanan. Semua dilakukan agar berdirinya Benteng Rustenburg bisa gagal,” jelasnya.

Fajar menegaskan, keluarga Trah Hamengkubuwono II tetap akan memperjuangkan pengajuan Sri Sultan Hamengbuwono II ke pemerintah sebagai pahlawan nasional meski pihak keraton Yogyakarta tidak mendukung pengajuan tersebut. Pengajuan HB II sebagai pahlawan nasional karena kontribusi HB II semasa hidupnya dalam masa penjajahan kolonial Belanda.

“Perjuangan Sri Sultan Hamengkubuwono II harus dicatat oleh negara sebagai catatan sejarah kelak anak bangsa bahwa HB II tidak pernah berkompromi terhadap kolonial,” tegasnya.

Fajar menyayangkan statemen Penghageng Tepas Dwarapura Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Jatiningrat yang mengaku tidak tahu menahu mengenai usulan HB II sebagai pahlwanan nasional. Oleh karena itu pihak Keraton yang tidak terlibat dalam petisi pengusulan HB II sebagai pahlawan nasional tidak akan berpengaruh.

“Oh (Keraton) nggak (terlibat petisi), tidak akan mempengaruhi apa-apa. (Keraton) sebagai lembaga ya. Wong itu saja sudah sangat dihormati kok, nggak usah (bergelar) pahlawan sebetulnya (tidak masalah),” timpalnya.

Fajar pun mengaku heran dengan pernyataan pihak internal Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang tidak mengetahui pengajuan HB II sebagai pahlawan nasional. Padahal pengajuan tersebut sudah pernah digagas keluarga besar Trah Hamengkuwubomo II dan masyarakat Yogya serta didukung Sultan Hamengkuwobono X yang bersamaan dengan pengajuan Sri Sultan Hamengkuwobono I sebagai pahlawan nasional tahun 2006.

Fajar merasa kecewa jika dikatakan pengajuan HB II sebagai pahlawan nasional tidak perlu dengan alasan nama HB II sudah populer. Dia pun meminta agar pihak - pihak yang tidak mendukung HB II menjadi pahlawan nasional untuk banyak membaca sejarah dan belajar menghargai perjuangan Sultan HB II dalam melawan penjajah.

“Kalau menurut keraton pengusulan HB II pihaknya tidak mau terlibat itu salah besar. Karena menurut undang-undang pengusulan pahlawan nasional harus direkomendasikan pemerintah daerah untuk diusulkan ke Kementerian Sosial notabene Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X,” paparnya.

Fajar pun meminta Ngrasa Dalem Sultan HB X sebagai Gubernur DIY mendukung pengusulan HB II sebagai pahlawan nasional. Apalagi usulan tersebut sudah digagas sejak 2006 dan saat ini sudah didaftarkan ke Dinas Sosial Kota Yogyakarta. Dalam pengusulan ini ada beberapa rangkaian acara antara lain seminar saresehan, napak tilas, dan istiqosah.

Selain itu juga akan ada pagelaran seni dan budaya serta pertunjukan wayang kulit dengan "Geger Sepehi1812" bersama Habib Lutfi bin Yahya yang notabene Trah KRT Sumodiningrat atau Singo Barong Panglima Perang Keraton Yogyakarta.

Selain itu juga akan ada pagelaran seni dan budaya serta pertunjukan wayang kulit dengan "Geger Sepehi 1812" bersama Habib Lutfi bin Yahya yang notabene Trah KRT Sumodiningrat atau Singo Barong Panglima Perang Keraton Jogjakarta dan juga menantu Sultan HB II yang bakal digelar pada Oktober 2020 di Yogya.

"Insya Allah akan dihadiri Presiden Jokowi dan Sultan HB X Kami juga meminta Presiden Jokowi menerima dan memberikan gelar HB II sebagai Pahlawan Nasional," pungkasnya.
(sms)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1631 seconds (0.1#10.140)