Kunjungan Perdana Menteri Australia ke Sulsel Genjot Peluang Kerjasama
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Sulawesi Selatan menjadi salah satu daerah pilihan Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese MP, dalam kunjungan bilateral pertamanya ke Indonesia semenjak dilantik sebagai perdana menteri Australia ke-31 pada 23 Mei lalu.
Anthony Albanese MP, bertolak ke Bandara Sultan Hasanuddin Makassar pada Selasa (7/6/2022), sehari usai bertemu dengan Presiden RI, Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat. Albanese didampingi beberapa menteri kabinetnya, di antaranya Menteri Luar Negeri Senator Penny Wong, Menteri Perdagangan Senator Don Farrell, Menteri Perindustrian Ed Husic, dan Anggota Solomon Luke Gosling OAM.
Saat tiba di Makassar, Albanese langsung menyambangi Universitas Hasanuddin (Unhas). Di hadapan sivitas akademika Unhas, Albanese bercerita keakraban antara Australia dan Makassar yang sudah terjalin sejak lama.
"Berabad-abad yang lalu, jalur laut di sini dan Australia utara hidup dengan perdagangan yang berkembang pesat. Setiap Desember, orang Yolngu di Arnhem Land akan melihat ke laut, menunggu cakrawala diisi dengan layar kapal Makassar. Hubungan panjang antara pelaut Makassar dan orang-orang Australia dibangun melalui perdagangan," katanya.
Albanese menyebutkan, Australia dan Makassar memiliki ikatan yang erat dari sektor pendidikan. Kata dia, Unhas memiliki ikatan yang kuat dengan catatan kerja sama yang panjang dengan universitas-universitas Australia termasuk Monash, Griffith, Melbourne, La Trobe dan Sydney.
Bahkan, ia mengapresiasi Rektor Universitas Hasanuddin, Professor Jamaluddin Jompa yang memperoleh gelar doktor dari James Cook University di Queensland.
"Australia telah lama menjadi pendukung institusi Unhas , baik itu melalui dukungan infrastruktur awal atau pemberian beasiswa. Kedalaman keterlibatan antara universitas kelas satu kami dan institusi ini terbukti dari 152 alumni Australia yang luar biasa menjadi pengajar di Unhas," jelasnya.
Kehidupan multikultural yang identik di Indonesia juga menjadi perhatian Albanese. Kata dia, saat ini, ada lebih dari 600 ribu warga muslim di Australia, dan mereka menjadi bagian penting dari Australia. Bahkan, dua orang di lingkup kementerian yang dipimpinnya merupakan seorang muslim.
Mereka adalah Menteri Perindustrian Ed Husic, yang orang tuanya berasal dari Bosnia dan merupakan muslim pertama yang menjabat di Kabinet Australia. Kemudian Dr Anne Aly dari Australia Barat yang lahir di Mesir, besar di Australia, lalu kembali ke Mesir saat remaja untuk kuliah sebelum pulang kembali ke Australia.
"Keduanya memegang Alquran saat mereka dilantik sebagai Menteri pekan lalu. Mereka terpilih menjadi anggota parlemen dari daerah pemilihan di mana umat Islam jauh dari mayoritas. Saya menganggap semua ini sebagai konfirmasi yang membesarkan hati bahwa kita semakin dewasa sebagai sebuah bangsa," jelasnya.
Dalam kunjungan ini, Albanese mengungkapkan keinginannya untuk mempererat kerja sama dengan Indonesia, khususnya dalam sektor energi dan perubahan iklim. Pihaknya akan membentuk Kemitraan Iklim dan Infrastruktur yang baru.
"Kami akan bekerja sama dengan Jakarta untuk membangun sektor energi bersih yang tangguh dan membuka peluang perdagangan dan investasi hijau. Karena kedua negara kami menyadari bahwa perubahan iklim bukan hanya masalah yang harus diselesaikan, tetapi juga menghadirkan peluang untuk kami rangkul," bebernya.
Kunjungan pertama Perdana Menteri Australia dan anggota Kabinet seniornya ke Makassar menandakan kerja sama yang mendalam antara Indonesia bagian timur dengan Australia dan menunjukkan pentingnya hubungan bilateral bagi kedua negara.
“Indonesia adalah salah satu tetangga terdekat kami, karena itu saya berkomitmen untuk berkunjung secepatnya. Kedua negara kita memiliki sejarah panjang kerja sama dan persahabatan, dan pemerintahan saya akan bekerja sama dengan Indonesia untuk memperdalam hal ini,” kata Albanese.
Usai berpidato di Universitas Hasanuddin, Albanese beserta rombongan melanjutkan kunjungannya ke Kantor Gubernur Sulawesi Selatan disambut oleh Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman beserta Forkopimda Sulsel.
Andi Sudirman Sulaiman menyebut, kunjungan ini akan dimanfaatkan pihaknya untuk memperkuat kerja sama yang sudah terbangun dengan Australia selama ini, mulai dari sektor ekonomi, peternakan, hingga renewable energy.
"Termasuk dia membawa untuk potensi energi terbarukan, seperti PLTB dan sebagainya. Ke depan kami harus memiliki kerja sama yang lebih kuat agar bermanfaat untuk satu sama lain," katanya.
Anthony Albanese MP, bertolak ke Bandara Sultan Hasanuddin Makassar pada Selasa (7/6/2022), sehari usai bertemu dengan Presiden RI, Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat. Albanese didampingi beberapa menteri kabinetnya, di antaranya Menteri Luar Negeri Senator Penny Wong, Menteri Perdagangan Senator Don Farrell, Menteri Perindustrian Ed Husic, dan Anggota Solomon Luke Gosling OAM.
Saat tiba di Makassar, Albanese langsung menyambangi Universitas Hasanuddin (Unhas). Di hadapan sivitas akademika Unhas, Albanese bercerita keakraban antara Australia dan Makassar yang sudah terjalin sejak lama.
"Berabad-abad yang lalu, jalur laut di sini dan Australia utara hidup dengan perdagangan yang berkembang pesat. Setiap Desember, orang Yolngu di Arnhem Land akan melihat ke laut, menunggu cakrawala diisi dengan layar kapal Makassar. Hubungan panjang antara pelaut Makassar dan orang-orang Australia dibangun melalui perdagangan," katanya.
Albanese menyebutkan, Australia dan Makassar memiliki ikatan yang erat dari sektor pendidikan. Kata dia, Unhas memiliki ikatan yang kuat dengan catatan kerja sama yang panjang dengan universitas-universitas Australia termasuk Monash, Griffith, Melbourne, La Trobe dan Sydney.
Bahkan, ia mengapresiasi Rektor Universitas Hasanuddin, Professor Jamaluddin Jompa yang memperoleh gelar doktor dari James Cook University di Queensland.
"Australia telah lama menjadi pendukung institusi Unhas , baik itu melalui dukungan infrastruktur awal atau pemberian beasiswa. Kedalaman keterlibatan antara universitas kelas satu kami dan institusi ini terbukti dari 152 alumni Australia yang luar biasa menjadi pengajar di Unhas," jelasnya.
Kehidupan multikultural yang identik di Indonesia juga menjadi perhatian Albanese. Kata dia, saat ini, ada lebih dari 600 ribu warga muslim di Australia, dan mereka menjadi bagian penting dari Australia. Bahkan, dua orang di lingkup kementerian yang dipimpinnya merupakan seorang muslim.
Mereka adalah Menteri Perindustrian Ed Husic, yang orang tuanya berasal dari Bosnia dan merupakan muslim pertama yang menjabat di Kabinet Australia. Kemudian Dr Anne Aly dari Australia Barat yang lahir di Mesir, besar di Australia, lalu kembali ke Mesir saat remaja untuk kuliah sebelum pulang kembali ke Australia.
"Keduanya memegang Alquran saat mereka dilantik sebagai Menteri pekan lalu. Mereka terpilih menjadi anggota parlemen dari daerah pemilihan di mana umat Islam jauh dari mayoritas. Saya menganggap semua ini sebagai konfirmasi yang membesarkan hati bahwa kita semakin dewasa sebagai sebuah bangsa," jelasnya.
Dalam kunjungan ini, Albanese mengungkapkan keinginannya untuk mempererat kerja sama dengan Indonesia, khususnya dalam sektor energi dan perubahan iklim. Pihaknya akan membentuk Kemitraan Iklim dan Infrastruktur yang baru.
"Kami akan bekerja sama dengan Jakarta untuk membangun sektor energi bersih yang tangguh dan membuka peluang perdagangan dan investasi hijau. Karena kedua negara kami menyadari bahwa perubahan iklim bukan hanya masalah yang harus diselesaikan, tetapi juga menghadirkan peluang untuk kami rangkul," bebernya.
Kunjungan pertama Perdana Menteri Australia dan anggota Kabinet seniornya ke Makassar menandakan kerja sama yang mendalam antara Indonesia bagian timur dengan Australia dan menunjukkan pentingnya hubungan bilateral bagi kedua negara.
“Indonesia adalah salah satu tetangga terdekat kami, karena itu saya berkomitmen untuk berkunjung secepatnya. Kedua negara kita memiliki sejarah panjang kerja sama dan persahabatan, dan pemerintahan saya akan bekerja sama dengan Indonesia untuk memperdalam hal ini,” kata Albanese.
Usai berpidato di Universitas Hasanuddin, Albanese beserta rombongan melanjutkan kunjungannya ke Kantor Gubernur Sulawesi Selatan disambut oleh Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman beserta Forkopimda Sulsel.
Andi Sudirman Sulaiman menyebut, kunjungan ini akan dimanfaatkan pihaknya untuk memperkuat kerja sama yang sudah terbangun dengan Australia selama ini, mulai dari sektor ekonomi, peternakan, hingga renewable energy.
"Termasuk dia membawa untuk potensi energi terbarukan, seperti PLTB dan sebagainya. Ke depan kami harus memiliki kerja sama yang lebih kuat agar bermanfaat untuk satu sama lain," katanya.
(agn)