Gubernur Khofifah Sebut Daya Beli Nelayan Tetap Tumbuh di Masa Pandemi

Sabtu, 21 Mei 2022 - 13:47 WIB
loading...
Gubernur Khofifah Sebut...
Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur (Jatim) merilis data daya beli atau Nilai Tukar Nelayan (NTN) di Jatim naik 1,33 persen, dari 103,32 di bulan Maret 2022 menjadi 104,70 di bulan April 2022. Foto dok/SINDOnews
A A A
SURABAYA - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur (Jatim) merilis data daya beli atau Nilai Tukar Nelayan (NTN) di Jatim naik 1,33 persen, dari 103,32 di bulan Maret 2022 menjadi 104,70 di bulan April 2022. Kenaikan ini disebabkan indeks harga yang diterima nelayan naik 1,92 persen, lebih tinggi daripada indeks harga yang dibayar nelayan yang naik 0,58 persen.



Dari enam provinsi di Pulau Jawa yang melakukan penghitungan NTN pada April 2022, dua provinsi mengalami kenaikan NTN dan empat provinsi mengalami penurunan NTN. Di antaranya ialah Provinsi Jatim yang naik sebesar 1,33 persen dan Banten naik 0,54 persen.

Sementara itu terdapat provinsi yang mengalami penurunan NTN, yakni Provinsi Jawa Tengah turun 0,08 persen, Provinsi DKI Jakarta turun 0,28 persen, Provinsi DI Yogyakarta turun 1,91 persen, dan Provinsi Jawa Barat turun 1,95 persen.

"Kami mengapresiasi para nelayan dan pelaku usaha perikanan yang turut andil dalam sektor perikanan. Terlebih lagi, daya beli nelayan di Jatim tetap tumbuh di masa pandemi," kata Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa , Sabtu (21/5/2022).

Menurut Khofifah, NTN merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli nelayan. Kemudian menunjukkan daya tukar dari produk perikanan tangkap dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.

“Perkembangan indeks harga yang diterima nelayan bulan April 2022 terhadap Desember 2021, naik 3,56 persen. Sedangkan indeks harga yang diterima nelayan bulan April 2022 terhadap April 2021 naik 8,60 persen,” jelasnya.

Dari indeks harga yang diterima nelayan, sepuluh komoditas utama yang mengalami kenaikan, antara lain ikan layang, ikan teri, ikan tongkol, lobster, ikan selar, ikan tenggiri, udang laut, ikan kembung, ikan cakalang, dan ikan kakap.

Sedangkan komoditas utama yang mengalami penurunan terbesar indeks harga yang diterima nelayan adalah gurita, ikan tuna, kerang, ikan sembilang, ikan belanak, ikan nila, ikan bawal, dan ikan ekor kuning.

Selanjutnya, indeks harga yang dibayar nelayan, sepuluh komoditas utama mengalami kenaikan terbesar, meliputi bensin, minyak goreng, solar, daging ayam ras, telur ayam ras, rokok kretek filter, kangkung, terung, oli/pelumas, dan bayam.

Sedangkan komoditas utama yang mengalami penurunan terbesar indeks harga yang dibayar nelayan adalah cabai rawit, bawang merah, cabai merah, tomat sayur, ketimun, cabai hijau, kacang panjang, ikan belanak, ikan kembung, dan jahe.
(don)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1592 seconds (0.1#10.140)