Update Rapid Test: 1.190 Warga Jabar Terindikasi Positif COVID-19
loading...
A
A
A
BANDUNG - Pemerintah Provinsi Jawa Barat kembali mengumumkan sebanyak 1.190 warga Jabar terindikasi positif COVID-19 setelah menjalani rapid diagnostic test (RDT). Mereka yang terindikasi positif berdasarkan rapid test tersebut, wajib menjalani swab test atau polymerase chain reaction (PCR) untuk memastikan apakah terjangkit COVID-19 atau tidak.
Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Jabar, Daud Achmad menerangkan, dari total 51.836 rapid test yang telah dilaksanakan di Jabar, didapati 1.190 warga Jabar terindikasi COVID-19.
"Kami sudah mendistribusikan 75.000 unit alat rapid test. Dari jumlah itu, yang sudah digunakan dan terdata sebanyak 51.836 unit, 1.190 di antaranya terindikasi positif," ungkap Daud dalam konferensi pers online, Senin (13/4/2020).
Daud juga mengumumkan data mutakhir terkait jumlah penderita COVID-19, hingga Senin (13/4/2020) siang, sebanyak 450 warga Jabar positif COVID-19. Sebanyak 43 orang di antaranya meninggal dan 13 orang sembuh.
"Ini artinya di wilayah Jabar masih perlu ditingkatkan social distancing, pemakaian masker, cuci tangan masih harus disosialisasikan. Masih harus terus diedukasi. Kalau tidak dilakukan, potensi untuk virus ini menyebar masih besar," terangnya.
Sedangkan jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) tersisa 1.360 orang dari sebelumnya 2.466 orang atau 1.106 orang telah selesai diawasi. Sedangkan orang dalam pemantauan (ODP) tersisa 14.094 orang dari sebelumnya 31.926 orang atau 17.022 orang telah selesai dipantau.
Daud menambahkan, Gubernur Jabar, Ridwan Kamil menginstruksikan pelaksanaan rapid test secara masif terus dilaksanakan di Jabar. Terlebih, hingga saat ini, sebanyak 24.000 unit alat rapid test masih tersimpan di gudang.
"Untuk (alat) PCR ada 20.000 unit, harus segera digunakan. Sasarannya kepada orang yang ter-screening, dia prioritas yang harus tes PCR," katanya.
Terpisah, Gubernur Jabar, Ridwan Kamil kembali menekankan akan terus memaksakan rapid test guna mengetahui peta persebaran COVID-19 di Jawa Barat. Terlebih, lanjut dia, Pemprov Jabar kini telah memiliki fasilitas swab test yang mampu memeriksa hingga 1.200 sampel per hari.
"Minggu lalu, kapasitas untuk swab test maksimal hanya 140 pengetesan, mulai Minggu ini bisa sampai 1.200 pengetesan," sebutnya.
Meski begitu, Gubernur yang akrab disapa Kang Emil ini meminta agar rapid test juga diiringi sikap disiplin warga Jabat dalam menerapkan social distancing. Dia menyebutkan, anak-anak sekolah dapat menjadi indikator kalangan yang disiplin menerapkan social distancing.
"Hampir tidak ada anak-anak sekolah di Jabar yang kena COVID-19, kenapa? Karena mereka ternyata kelompok yang paling disiplin, diam di rumah, ikut arahan gurunya tidak ke mana-mana. Nah, ini menunjukkan kuncinya memang semakin kita disiplin, maka COVID-19 semakin jauh dari kita," tandasnya.
Lihat Juga: Silaturahmi Ridwan Kamil dan Sandi Uno di Masa Tenang Pilkada: Dua Sahabat Saling Mendoakan
Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Jabar, Daud Achmad menerangkan, dari total 51.836 rapid test yang telah dilaksanakan di Jabar, didapati 1.190 warga Jabar terindikasi COVID-19.
"Kami sudah mendistribusikan 75.000 unit alat rapid test. Dari jumlah itu, yang sudah digunakan dan terdata sebanyak 51.836 unit, 1.190 di antaranya terindikasi positif," ungkap Daud dalam konferensi pers online, Senin (13/4/2020).
Daud juga mengumumkan data mutakhir terkait jumlah penderita COVID-19, hingga Senin (13/4/2020) siang, sebanyak 450 warga Jabar positif COVID-19. Sebanyak 43 orang di antaranya meninggal dan 13 orang sembuh.
"Ini artinya di wilayah Jabar masih perlu ditingkatkan social distancing, pemakaian masker, cuci tangan masih harus disosialisasikan. Masih harus terus diedukasi. Kalau tidak dilakukan, potensi untuk virus ini menyebar masih besar," terangnya.
Sedangkan jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) tersisa 1.360 orang dari sebelumnya 2.466 orang atau 1.106 orang telah selesai diawasi. Sedangkan orang dalam pemantauan (ODP) tersisa 14.094 orang dari sebelumnya 31.926 orang atau 17.022 orang telah selesai dipantau.
Daud menambahkan, Gubernur Jabar, Ridwan Kamil menginstruksikan pelaksanaan rapid test secara masif terus dilaksanakan di Jabar. Terlebih, hingga saat ini, sebanyak 24.000 unit alat rapid test masih tersimpan di gudang.
"Untuk (alat) PCR ada 20.000 unit, harus segera digunakan. Sasarannya kepada orang yang ter-screening, dia prioritas yang harus tes PCR," katanya.
Terpisah, Gubernur Jabar, Ridwan Kamil kembali menekankan akan terus memaksakan rapid test guna mengetahui peta persebaran COVID-19 di Jawa Barat. Terlebih, lanjut dia, Pemprov Jabar kini telah memiliki fasilitas swab test yang mampu memeriksa hingga 1.200 sampel per hari.
"Minggu lalu, kapasitas untuk swab test maksimal hanya 140 pengetesan, mulai Minggu ini bisa sampai 1.200 pengetesan," sebutnya.
Meski begitu, Gubernur yang akrab disapa Kang Emil ini meminta agar rapid test juga diiringi sikap disiplin warga Jabat dalam menerapkan social distancing. Dia menyebutkan, anak-anak sekolah dapat menjadi indikator kalangan yang disiplin menerapkan social distancing.
"Hampir tidak ada anak-anak sekolah di Jabar yang kena COVID-19, kenapa? Karena mereka ternyata kelompok yang paling disiplin, diam di rumah, ikut arahan gurunya tidak ke mana-mana. Nah, ini menunjukkan kuncinya memang semakin kita disiplin, maka COVID-19 semakin jauh dari kita," tandasnya.
Lihat Juga: Silaturahmi Ridwan Kamil dan Sandi Uno di Masa Tenang Pilkada: Dua Sahabat Saling Mendoakan
(was)