Petani di Kabupaten Maros Keluhkan Pupuk Subsidi yang Langka

Jum'at, 19 Juni 2020 - 17:45 WIB
loading...
Petani di Kabupaten...
Petani di Kabupaten Maros keluhkan kelangkaan pupuk subsidi di masa tanam padi. Foto: Ilustrasi
A A A
MAROS - Sejumlah petani di Maros, mengeluhkan kelangkaan pupuk bersubsidi . Banyak dari mereka pun terpaksa menunda memupuk padi mereka meski masa usia padi sudah lebih dari 20 hari tanam.

Seperti yang dialami oleh petani di Desa Mattirotasi, Kecamatan Maros Baru. Petani mengaku, kelangkaan pupuk itu terjadi hampir setiap tahun saat musim tanam. Anehnya, pupuk bersubsidi justru banyak keluar saat mereka sudah tidak membutuhkan.



"Ini padi saya sudah lebih dari 20 hari. Tapi belum dipupuk karena tidak ada pupuk subsidi . Ini terjadi hampir tiap tahun," kata salah seorang petani, Idris, Jumat (19/06/2020).

Pupuk subsidi yang dimaksud adalah pupuk jenis urea dan SP-36. Bagi petani, kedua jenis pupuk inilah yang kerap digunakan. Hanya saja, banyak anggota kelompok tani yang tidak mendapatkan jatah.

"Kalau biasanya itu ada satu jenis saja. Misalnya urea, nah kita terpaksa campur dengan pupuk non subsidi yang harganya tentu lebih mahal. Sekarang ini memang dua-duanya tidak ada. Padahal ini kan sudah waktunya pemakaian," lanjutnya.

Jikalau pun ada, kata dia, harga pupuk subsidi itu juga sudah mahal. Untuk jenis urea yang harganya hanya Rp90 ribu dan SP-36 yang harganya Rp100 ribu biasanya naik hingga Rp20 ribuan setiap jenisnya. Meski begitu, petani terpaksa membeli karena mereka tidak punya pilihan lain.

"Misalnya ada kita dapat, itu harganya sudah beda dari normalnya. Yah terpaksa kita beli. Apa lagi kalau musim tanam kedua begini, harus cepat karena air ditakutkan akan habis," ungkapnya.

Petani curiga, kelangkaan pupuk subsidi itu dikarenakan adanya permainan. Pasalnya, pupuk subsidi yang harusnya diperuntukkan untuk lahan pertanian, juga banyak digunakan oleh petambak.

"Bisa jadi. Karena kan kita berebut juga sama petambak. Terus pupuk itu selalu langka kalau kita butuh. Setelah lepas kebutuhan pupuk, baru banyak keluar. Nah bisa jadi itu dilarikan ke empang semua," terangnya.



Kepala Dinas Pertanian Maros, Alfian Amri tak menampik hal itu. Dia mengaku, kebutuhan pupuk subsidi di Maros mencapai 14 ribu ton untuk jenis urea. Sementara kuota pupuk bersubsidi hanya 7 ribu ton saja dari pusat. Dia pun sudah meminta penambahan kuota, namun hingga saat ini belum terealisasi.

"Memang hampir tiap tahun bermasalah, karena kuota kita hanya 7 ribu ton. Sementara estimasi kebutuhan kita itu sebanyak 14 ribu ton. Jadi setengah saja. Kita sudah bersurat meminta penambahan, tapi belum direalisasi," katanya.
(agn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1636 seconds (0.1#10.140)