Memilukan! Akibat Jalan Rusak Warga di Sikka Harus Jalan Kaki Panggul Peti Jenazah Sejauh 9 Km
loading...
A
A
A
SIKKA - Cerita memilukan terjadi di Dusun Kajuwain, Desa Wailamung, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, NTT. Akibat jalan rusak di dusun tersebut, mereka harus berjalan kaki memanggul peti jenazah sejauh 9 km, saat akan membawa warga yang meninggal dunia.
Bukan hanya itu, para pengguna jalan harus bertaruh nyawa untuk melintasi jalan yang penuh lubang dan rusak parah tersebut. Bahkan, jenazah yang hendak mereka makamkan, merupakan seorang ibu rumah tangga yang mengalami kecelakaan lalu lintas akibat jalan rusak tersebut.
Ibu rumah tangga yang diketahui bernama Elisabeth Wewe (69) tersebut, meninggal dunia saat melakukan perjalanan untuk mengambil bantuan pangan non tunai (BPNT). Gara-gara jalan yang rusak parah, ambulans pengangkut jenazah tidak bisa menuju ke rumah duka.
Jenazah tersebut akhirnya diturunkan di ujung desa, lalu diangkat secara bergantian oleh warga, sambil berjalan kaki melintasi jalan yang kondisinya rusak parah. Lebih menyedihkan lagi, proses evakuasi peti jenazah itu dilakukan di bawah guyuran hujan lebat.
Agar peti jenazah tidak rusak, warga terpaksa menutupnya dengan terpal warna biru. Jalan tersebut hanya bisa dilewati kendaraan roda dua. Sedangkan kendaraan roda empat dan selebihnya, tidak berani melintas karena kerusakan jalan yang cukup parah.
Kepala Desa Wailamung, Markus Muksin memastikan ruas jalan yang rusak parah sepanjang 9 km. Dia mengaku sudah menyampaikan kondisi jalan yang rusak ini ke Musbangdes dan Musrenbang, dengan harapan segera diperbaiki. "Dari tahun 2018, tiga tahun berturut-turut kami usulkan. Sudah sampai tingkat prioritas, tapi akhirnya tidak dikerjakan," ungkapnya.
Bukan hanya itu, para pengguna jalan harus bertaruh nyawa untuk melintasi jalan yang penuh lubang dan rusak parah tersebut. Bahkan, jenazah yang hendak mereka makamkan, merupakan seorang ibu rumah tangga yang mengalami kecelakaan lalu lintas akibat jalan rusak tersebut.
Ibu rumah tangga yang diketahui bernama Elisabeth Wewe (69) tersebut, meninggal dunia saat melakukan perjalanan untuk mengambil bantuan pangan non tunai (BPNT). Gara-gara jalan yang rusak parah, ambulans pengangkut jenazah tidak bisa menuju ke rumah duka.
Jenazah tersebut akhirnya diturunkan di ujung desa, lalu diangkat secara bergantian oleh warga, sambil berjalan kaki melintasi jalan yang kondisinya rusak parah. Lebih menyedihkan lagi, proses evakuasi peti jenazah itu dilakukan di bawah guyuran hujan lebat.
Agar peti jenazah tidak rusak, warga terpaksa menutupnya dengan terpal warna biru. Jalan tersebut hanya bisa dilewati kendaraan roda dua. Sedangkan kendaraan roda empat dan selebihnya, tidak berani melintas karena kerusakan jalan yang cukup parah.
Baca Juga
Kepala Desa Wailamung, Markus Muksin memastikan ruas jalan yang rusak parah sepanjang 9 km. Dia mengaku sudah menyampaikan kondisi jalan yang rusak ini ke Musbangdes dan Musrenbang, dengan harapan segera diperbaiki. "Dari tahun 2018, tiga tahun berturut-turut kami usulkan. Sudah sampai tingkat prioritas, tapi akhirnya tidak dikerjakan," ungkapnya.
(eyt)