Jabar Beli Ratusan Unit Ventilator Buatan PT DI dan Pindad

Jum'at, 24 April 2020 - 19:54 WIB
loading...
Jabar Beli Ratusan Unit Ventilator Buatan PT DI dan Pindad
Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat mencoba ventilator buatan PT DI dan Pindad.Foto/SINDO MEDIA/Agung Bakti S
A A A
BANDUNG - Pemprov Jawa Barat membeli ratusan unit ventilator yang diproduksi PT Dirgantara Indonesia (DI) dan PT Pindad untuk 105 rumah sakit (RS) rujukan COVID-19 di Provinsi Jabar. Ventilator produksi PT DI dan Pindad tersebut telah dikonfirmasi lulus uji produk dari Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (RI).

"Insya Allah kebutuhan ventilator untuk Jawa Barat aman terkendali," ujar Ridwan Kamil seusai meninjau prototipe ventilator di PT DI, Kota Bandung, Jumat (24/4/2020).

Ventilator portabel yang dinamai Vent-I (Ventilator Indonesia) itu diproduksi PT DI lewat kerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB). Setelah lulus uji produk dan klinik, ventilator ini dapat diproduksi hingga 500 unit per minggu.

Ventilator yang diproduksi PT DI ditujukan bagi pasien yang masih mampu bernapas sendiri. Sedangkan ventilator produksi PT Pindad yang mampu diproduksi sebanyak 40 unit per hari akan digunakan bagi pasien yang kesulitan bernapas.


"Kalau lancar segala rupanya, ini (Vent-I) bisa diproduksi minimum 500 unit per minggu atau sekitar 2.000 per bulan, perizinan juga sudah diproses dan lancar, termasuk tadi (produk) di PT Pindad yang fokus pada ventilator untuk yang susah bernapas, inilah kebersamaan BUMN," tutur Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu.

Kang Emil pun menuturkan, ke-105 RS rujukan COVID-19 di Jabar ini akan mendapatkan minimal satu ventilator tambahan. Khusus RS yang menangani pasien kesulitan bernapas secara spontan atau gagal nafas, kata Kang Emil, RS tersebut mendapatkan empat sampai lima unit ventilator.

"Kalau kita pilah lagi, ada sekitar 50 rumah sakit yang membutuhkan ventilator khusus untuk pasien yang susah bernapas secara spontan atau sudah mengalami gagal napas. Per rumah sakit rata-rata dapat empat sampai lima unit, jadi (total) sekitar 250-an unit (untuk rumah sakit khusus tersebut)," terangnya.

Dia berharap, tidak hanya untuk RS rujukan COVID-19 di Jabar, kebutuhan ventilator di seluruh Indonesia pun bisa terpenuhi oleh produk lokal yang sudah teruji kelaikan klinis serta standar keamanan dan keselamatannya ini."Inilah kekuatan di Indonesia, di Jabar, khususnya industri-industrinya luar biasa. Dengan kebersamaan kita akan menang melawan COVID-19," tegas Kang Emil.

Direktur Operasional PT DI M Ridlo Akbar menjelaskan, PT DI ditugaskan oleh Kementerian Kesehatan untuk industrialisasi alat kesehatan, khususnya ventilator. Saat ini, pihaknya tengah fokus menyiapkan fasilitas lini produksinya kemudian melakukan reverse engineering untuk komponen yang tidak tersedia di dalam negeri.

Dengan begitu, ketika izin produksi ventilator ini terbit untuk proses industrialnya, diharapkan PT DI akan langsung mengejar target produksi 500 unit per minggu. "Kalau dari schedule awal itu targetnya di minggu pertama Mei karena sekarang kita masuk uji klinis setelah itu kita mulai produksinya," terang Ridlo.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2297 seconds (0.1#10.140)