Survei MC Matrix: Dedi Mulyadi dan Susi Pudjiastuti Penantang Potensial untuk Ridwan Kamil

Kamis, 14 April 2022 - 07:31 WIB
loading...
Survei MC Matrix: Dedi Mulyadi dan Susi Pudjiastuti Penantang Potensial untuk Ridwan Kamil
Hasil survei Pilgub Jabar, yang dilakukan MC Matrix. Foto/Dok. MC Matrix
A A A
JAKARTA - Gubernur Jabar, Ridwan Kamil masih menjadi tokoh terpopuler untuk maju dalam Pilgub Jabar. Yang mengejutkan, nama Dedi Mulyadi, dan Susi Pudjiastuti menjadi penantang potensial bagi Ridwal Kamil dalam konstestasi Pilgub Jabar mendatang.



Menguatnya nama Dedi Mulyadi, dan Susi Pudjiastuti untuk berlaga di Pilgub Jabar, muncul dari hasil survei yang dilakukan MC Matrix. Selain nama keduanya juga muncul nama-nama kandidat lain, seperti Bima Arya, Dede Yusuf, Dessy Ratnasari, UU Ruzhanul Ulum, dan Airin Rachmi Diany.



Peneliti MC Matrix, Wildan Hakim menyebut, kemunculan nama Dedi Mulyadi dan Susi Pudjiastuti tentunya perlu menjadi perhatian serius. "Untuk kedua nama tersebut (Dedi dan Susi) patut diperhatikan betul oleh RK (Ridwan Kamil) dan tim suksesnya," terangnya.



Dijelaskan Wildan, ada dua alasan bagi Ridwan Kamil mengapa harus memperhatikan fluktuasi elektabilitas kedua nama tersebut. Pertama, posisi Dedi Mulyadi, adalah kader Partai Golkar. Setidaknya, ia sudah mengantongi separuh tiket dukungan dari Partai Golkar.

Kedua, angka elektabilitas terbilang lumayan untuk disebut sebagai calon penantang. Sedangkan untuk Susi, angka elektabilitas yang dia peroleh itu dapat terbilang tinggi. "Jadi diibaratkan, Susi dapat angkat tersebut saat dia tidur. Alias tidak running untuk untuk kontestasi elektoral Jabar," tegasnya.

"Bayangkan, jika Susi serius dan bangun untuk menggarap jalur elektoral. Angkanya bisa saja makin tinggi. Susi bisa disebut Kuda Hitam. Beda dengan Dedi Mulyadi. Yang sudah dapat dibaca oleh publik ada kepentingan elektoral. Entah menjaga peluang untuk urusan Pilgub Jawa Barat atau menjaga suara di dapil dia berasal," imbuhnya.

Dalam survei Pilgub Jabar yang dilakukan MC Matrix, angka elektabilitas atau tingkat keterpilhan, Ridwan Kamil mencapai 42.05 persen. Dedi Mulyadi 12.73 persen. Susi Pudjiastuti 4.55 persen. Bima Arya Sugiarto 2.05 persen. Dede Yusuf 1.14 persen. Dessy Ratnasari 0.91 persen.

Tingginya angka elektabilitas Ridwan Kamil ini sejalan dengan dengan tingkat kepuasan publik Jabar. Secara umum,70.68 persen publik menilai perkembangan Jabar, selama hampir lima tahun di bawah kepimpinan Ridwan Kamil, semakin baik. Sedangkan terhadap kinerja pemerintah Jabar, saat ini tingkat kepuasan mencapai 65.45 persen.



Sayangnya, angka tingkat kepuasan itu tidak terdistribusi atau tidak mampu dikapitalisasi oleh UU. Ini dapat dilihat dari gap antara angka elektabilitas di antara petahana Gubernur dan Wakil Gubernur saat ini, RK dan UU. Angka RK mencapai 42.05 persen. Sedangkan UU, 0.68 persen. Kendati demikian, bukan berarti bahwa RK dapat dengan mulus untuk memenangkan Pilgub Jawa Barat.

Alasannya, saat ini RK tidak memiliki partai. Sebaliknya, UU adalah kader partai dan sudah menggenggam separuh tiket dukungan dari partai dia berasal. "Ini berangkat dari studi kasus inkumben di sebuah kabuapten di Maluku Utara. Di mana pada Pilkada 2020, dia tidak mendapatkan tiket. Padahal angkanya elektabiltas tembus hingga 40 persen. Dalam kasus seperti ini Ridwan Kamil harus hati-hati. Mengingat ada fatsun di politik bahwa, kandidat terkuat potensial akan menjadi musuh bersama bagi kompetitor lainnya. dan itu dimulai saat musim berburu tiket," terangnya.

Kejutan lainnya, sambung Wildan yang juga akademisi Universitas Al-Azhar Indonesia, mengenai elektabilitas KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurraham, dan Airin Rachmi Diany dalam survei tersebut.



Meskipun kecil, Kata Wildan, untuk kedua nama tersebut, sama persis dengan kondisi yang didapati oleh Susi. KSAD dan mantan Wali Kota Tangerang Selatan tidak berpacu dalam rel kontestasi Pilgub Jabar. Keduanya mendapat angka elektabiltas lantaran kerja profesional mereka di bidang masing-masing.

"Keduanya juga berasal dari Jabar. Jadi kerja profesional mereka berbuah elektoral. Pertanyaan lanjutan, apakah angka elektoral itu mereka mau konversi menjadi dukungan? Ini akan dijawab oleh keduanya," ungkap Wildan.

Survei dilaksanakan 24 Maret-5 April 2022 di seluruh kabupaten dan kota di Jabar. Jumlah responden 440 orang yang sudah memiliki hak pilih, atau yang sudah menikah. Jumlah sebaran sampel responden sangat bergantung pada jumlah DPT kabupaten dan kota di Jabar.

Teknik pencuplikan menggunakan metodologi multistage random sampling (acak berjenjaang). Adapun tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Margin of error sekitar 4,77 persen. Menggunakan enumerator terlatih. Serta memperhatikan kualitas data dengan spot check sebanyak 20 persen dari jumlah responden.
(eyt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2393 seconds (0.1#10.140)