Berharap Berkah Ramadhan, Warga Cipeundeuy KBB Gelar Tradisi Papajar

Sabtu, 02 April 2022 - 04:00 WIB
loading...
Berharap Berkah Ramadhan, Warga Cipeundeuy KBB Gelar Tradisi Papajar
Ritual tradisi Papajar dalam menyambut bulan suci Ramadan 1443 Hijriah, yang digelar warga Kampung Cipadang RT 1/15, Desa Sirnagalih, Kecamatan Cipeundeuy, KBB, Jumat (1/4/2022). Foto/MPI/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Warga Kampung Cipadang RT 1/15, Desa Sirnagalih, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat (KBB), melakukan tradisi Papajar menyambut bulan suci Ramadhan 1443 Hijriah, Jumat (1/3/2022).

Kegiatan diisi dengan serangkaian ritual seperti Nakol Kohkol, Ngajayak Dahareun, Dicumplang Adus Kuramas, Tawasul, dan Dahar Papajar. Tradisi ini selalu dilakukan oleh warga setempat setiap dua atau satu hari menjelang ibadah puasa.

Baca juga: Pecah Ban, Pemotor Tewas Seketika Usai Bertabrakan dengan Pikap di Cianjur

"Papajar mempunyai makna menyongsong pajar kehidupan penuh cahaya. Filosofinya menyambut bulan suci Ramadan yang penuh berkah," terang penggagas tradisi Papajar, Abah Wasna kepada wartawan.

Dijelaskannya, tradisi Papajar diawali dengan Nakol Kohkol atau memukul kentongan sebagai penanda bahwa tradisi ini dimulai. Diteruskan dengan Ngajayak Dahareun dimana anak-anak, dewasa, hingga orang tua berbondong-bondong menuju tanah lapang sambil membawa aneka jenis makanan.

Makanan yang dibawa warga akan dikumpulkan dalam satu tempat untuk kemudian diolah. Seperti beras diolah menjadi nasi liwet dan lauk pauk lainnya diracik menjadi aneka penganan, baik untuk disajikan bersama nasi liwet atau jadi camilan.

Sembari menunggu proses tersebut rampung, warga lainnya mengikuti ritual Dicumplang Adus Kuramas atau mandi besar. Tahapan ini diikuti mayoritas oleh anak-anak diawali dengan cuci muka menggunakan air doa bunga tujuh rupa dan mandi di bawah pancuran.

Ritual terakhir adalah tawasul dan makan bersama atau Dahar Papajar dari hasil makanan yang dibawa dan diolah. Warga kemudian bersama-sama memanjatkan doa tawasul saling membebaskan diri kesalahan dan ditutup dengan makan bersama sebagai rasa syukur dan menjalin keakraban dengan warga lainnya.

Menurutnya, tradisi Papajar telah dikenal dan dilakukan sejak dahulu di kalangan masyarakat Jawa Barat. Agar tradisi ini tetap dilestarikan, dirinya menginisiasi agar dilakukan secara gebyar bersama dengan warga di tahun 2009 agar tradisi ini tetap lestari.

"Tahun 2009 kita mulai dengan mengajak masyarakat banyak, responsnya positif. Sempat terhenti karena pandemi COVID-19, sekarang kembali lagi kami gelar," tandasnya.
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1680 seconds (0.1#10.140)