10 Pemuda NTT Siap Diberangkatkan ke Jepang sebagai Tenaga Terlatih Pertanian
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sebanyak 10 pemuda dari Nusa Tenggara Timur (NTT) berhasil mengikuti pembekalan pengalaman bekerja di Jepang. Dalam waktu dekat, mereka akan diberangkatkan bekerja di Jepang.
Ketua Pembina Yayasan Sahabat Wakaf Indonesia Muhammad Rofiq Thoyyib Lubis mengatakan, dana untuk program ini akan bersumber dari sedekah, infaq dan wakaf, baik dari individu maupun CSR perusahaan.
Pemuda yang dipilih untuk diberangkatkan ke Jepang, diutamakan adalah dari keluarga dhuafa. Dengan program ini pemuda mandiri akan efektif mengentaskan masalah pengangguran dan kemiskinan di Indonesia.
"Pada tahap awal ada 10 pemuda dari Nusa Tenggara Timur (NTT) yang siap diberangkatkan ke Jepang, sebagai tenaga kerja terlatih di bidang teknologi pertanian," katanya, kepada wartawan, Rabu (30/3/2022).
Selanjutnya, pihaknya menargetkan ada 1.000 pemuda desa lainnya yang akan mendapat kesempatan bekerja di sana.
Pembekalan kerja di Jepang ini bekerjasama dengan PT Nanotech Indonesia Global Tbk, untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja Indonesia. Terutama mereka yang berasal dari kelompok dhuafa.
Komisaris Utama Nanotech Indonesia Global Tbk Nurul Taufiqu Rochman menegaskan, perlu transfer ilmu pengetahuan, teknologi, dan disipin bekerja masyarakat Indonesia di Jepang, dalam menghadapi tahun emas 2030 mendatang.
"Bagaimana sih bisa merasakan produktivitas yang tinggi, etos kerja yang sangat bagus dan perlu untuk Indonesia yang akan menyongsong tahun emas dengan tingkat perekonomian terkuat di dunia tahun 2030 pada urutan ke- 7," bebernya.
Dijelaskan dia, bekerja satu tahun di Jepang, sama dengan 3 tahun di Indonesia. Sehingga dibutuhkan disiplin ketat.
"Kalau di sana, bekerja ya benar-benar full bekerja, istirahat 15 menit, ya sudah lanjut bekerja," sambung pria yang telah 14 tahun tinggal untuk kuliah dan bekerja, di Jepang.
Terpisah, Presiden Direktur PT Nanotech Indonesia Global Tbk Suryandaru menjelaskan, dipilihnya negara Jepang, sebagai negara tujuan, karena kemajuan teknologi dan disiplin kerja yang luar biasa.
Pekerja yang diberangkatkan ke Jepang dari Indonesia, juga merupakan pekerja dengan keahlian tertentu (skill worker).
"Kita selama ini melihat orang keluar negeri itu TKW, tenaga kerja kasar. Kita ingin yang diberangkatkan memiliki skill, karena Jepang itu 20 samai 30 tahun lebih maju dari pada kita," ungkapnya.
Sedikitnya, ada 14 sektor penempatan di Jepang. Terdiri dari industri, otomotif, keperawatan, pertanian, hingga food industries. Diharapkan, dengan bekal pengalaman bekerja di Jepang, mereka yang kembali dapat meraih sukses.
"Pas kembali ke Indonesia setelah bekerja di sana 3 sampai 5 tahun, mereka akan mempunyai etos kerja yang baik. Karena, biasanya orang yang habis bekerja dari luar negeri mempunyai etos kerja yang baik," sambungnya.
Suryandaru menerangkan, sebelum diberangkatkan ke Jepang, para tenaga berkeahlian itu, menjalani masa persiapan paling cepat 6 bulan atau paling lama 1 tahun.
"Kualifikasinya minimal pelajar SMA, berjasmani baik, paling penting penguasaan bahasa Jepang. Karena dengan sudah menguasai bahasa, selanjutnya nanti tinggal penempatan sesuai dengan passion mereka," tukasnya.
Ketua Pembina Yayasan Sahabat Wakaf Indonesia Muhammad Rofiq Thoyyib Lubis mengatakan, dana untuk program ini akan bersumber dari sedekah, infaq dan wakaf, baik dari individu maupun CSR perusahaan.
Pemuda yang dipilih untuk diberangkatkan ke Jepang, diutamakan adalah dari keluarga dhuafa. Dengan program ini pemuda mandiri akan efektif mengentaskan masalah pengangguran dan kemiskinan di Indonesia.
"Pada tahap awal ada 10 pemuda dari Nusa Tenggara Timur (NTT) yang siap diberangkatkan ke Jepang, sebagai tenaga kerja terlatih di bidang teknologi pertanian," katanya, kepada wartawan, Rabu (30/3/2022).
Selanjutnya, pihaknya menargetkan ada 1.000 pemuda desa lainnya yang akan mendapat kesempatan bekerja di sana.
Pembekalan kerja di Jepang ini bekerjasama dengan PT Nanotech Indonesia Global Tbk, untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja Indonesia. Terutama mereka yang berasal dari kelompok dhuafa.
Komisaris Utama Nanotech Indonesia Global Tbk Nurul Taufiqu Rochman menegaskan, perlu transfer ilmu pengetahuan, teknologi, dan disipin bekerja masyarakat Indonesia di Jepang, dalam menghadapi tahun emas 2030 mendatang.
"Bagaimana sih bisa merasakan produktivitas yang tinggi, etos kerja yang sangat bagus dan perlu untuk Indonesia yang akan menyongsong tahun emas dengan tingkat perekonomian terkuat di dunia tahun 2030 pada urutan ke- 7," bebernya.
Dijelaskan dia, bekerja satu tahun di Jepang, sama dengan 3 tahun di Indonesia. Sehingga dibutuhkan disiplin ketat.
"Kalau di sana, bekerja ya benar-benar full bekerja, istirahat 15 menit, ya sudah lanjut bekerja," sambung pria yang telah 14 tahun tinggal untuk kuliah dan bekerja, di Jepang.
Terpisah, Presiden Direktur PT Nanotech Indonesia Global Tbk Suryandaru menjelaskan, dipilihnya negara Jepang, sebagai negara tujuan, karena kemajuan teknologi dan disiplin kerja yang luar biasa.
Pekerja yang diberangkatkan ke Jepang dari Indonesia, juga merupakan pekerja dengan keahlian tertentu (skill worker).
"Kita selama ini melihat orang keluar negeri itu TKW, tenaga kerja kasar. Kita ingin yang diberangkatkan memiliki skill, karena Jepang itu 20 samai 30 tahun lebih maju dari pada kita," ungkapnya.
Sedikitnya, ada 14 sektor penempatan di Jepang. Terdiri dari industri, otomotif, keperawatan, pertanian, hingga food industries. Diharapkan, dengan bekal pengalaman bekerja di Jepang, mereka yang kembali dapat meraih sukses.
"Pas kembali ke Indonesia setelah bekerja di sana 3 sampai 5 tahun, mereka akan mempunyai etos kerja yang baik. Karena, biasanya orang yang habis bekerja dari luar negeri mempunyai etos kerja yang baik," sambungnya.
Suryandaru menerangkan, sebelum diberangkatkan ke Jepang, para tenaga berkeahlian itu, menjalani masa persiapan paling cepat 6 bulan atau paling lama 1 tahun.
"Kualifikasinya minimal pelajar SMA, berjasmani baik, paling penting penguasaan bahasa Jepang. Karena dengan sudah menguasai bahasa, selanjutnya nanti tinggal penempatan sesuai dengan passion mereka," tukasnya.
(hsk)