Dinkes Sebut Provinsi Sulsel Berpotensi Menuju Endemi
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Skenario transisi masa pandemi Covid-19 menuju endemi masih disiapkan oleh pemerintah pusat, sambil terus memantau perkembangan kasus. Provinsi Sulawesi Selatan disebut berpotensi menuju fase endemi.
Hal itu diungkapkan Plt Kepala Dinas Kesehatan Sulsel , Arman Bausat. Melihat kondisi tren Covid-19 di Sulsel saat ini, bukan tidak mungkin Sulsel bisa menjajaki fase endemi.
Kata Arman, tren kasus Covid-19 di Sulsel saat ini cukup rendah. Kondisi sama juga terjadi pada hunian rumah sakit rawat inap dan rawat jalan di hampir semua kabupaten kota.
"Yang positif itu sangat rendah, jadi kalau pemerintah pusat akan mengumumkan provinsi-provinsi yang endemi, kemungkinan besar Sulsel akan masuk," katanya.
Kendati demikian, sambung Arman, pihaknya masih menanti skenario yang akan diatur oleh pemerintah pusat, termasuk sejumlah syarat atau indikator yang akan ditetapkan dalam masa transisi ke endemi.
"Pasti ada indikator indikator yang dinilai, tidak mungkin dengan penilaian sejenak itu bisa menentukan kondisi endemi. Saya kira pemerintah pusat lagi mengkaji ini semua untuk persiapan ke endemi. Tidak mungkin diumumkan secara tiba tiba," bebernya.
Diperkirakan, salah satu indikator transisi pandemi ke endemi adalah yang minimal cakupannya 70 persen untuk setiap kategori.
Saat ini, cakupan vaksinasi Sulawesi Selatan untuk dosis pertama sudah mencapai 86,29% atau 6.090.352 orang dari total sasaran 7.058.141 orang.
Untuk dosis kedua berada di angka 61,11% atau 4.313.219 orang. Sementara dosis ketiga atau booster masih sangat rendah, yakni 3,51% atau 248.073 orang.
Sejalan dengan itu, Pemerintah Kota Makassar juga tengah bersiap menanti kebijakan pemerintah pusat terkait masa transisi ke endemi. Salah satu yang terus didorong adalah cakupan vaksinasi yang kini nyaris menyentuh angka 100 persen.
"Dinkes memaksimalkan booster. Kami juga menunggu juknis terkait pola apa yang kami lakukan untuk menuju Makassar endemi, pastinya kami menyiapkan vaksin dosis lengkap, termasuk booster," ucap Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar, Nursaidah Sirajuddin.
Ida, sapaan akrabnya, menyebutkan per 22 Maret 2022, cakupan vaksinasi Kota Makassar sudah 94,09% dari total sasaran 1.102.330 orang. Sementara untuk dosis dua sudah mencapai 73,68%, dan vaksin booster di angka 8,80%
"Booster berada di 8%, sangat-sangat jauh, memang tidak sekencang dosis 1 dan dosis 2 karena ada syarat minimal 3 bulan baru bisa booster. Jadi kami akan kolaborasi lagi dengan camat lurah dan memanfaatkan RT/RW," jelasnya.
Hal itu diungkapkan Plt Kepala Dinas Kesehatan Sulsel , Arman Bausat. Melihat kondisi tren Covid-19 di Sulsel saat ini, bukan tidak mungkin Sulsel bisa menjajaki fase endemi.
Kata Arman, tren kasus Covid-19 di Sulsel saat ini cukup rendah. Kondisi sama juga terjadi pada hunian rumah sakit rawat inap dan rawat jalan di hampir semua kabupaten kota.
"Yang positif itu sangat rendah, jadi kalau pemerintah pusat akan mengumumkan provinsi-provinsi yang endemi, kemungkinan besar Sulsel akan masuk," katanya.
Kendati demikian, sambung Arman, pihaknya masih menanti skenario yang akan diatur oleh pemerintah pusat, termasuk sejumlah syarat atau indikator yang akan ditetapkan dalam masa transisi ke endemi.
"Pasti ada indikator indikator yang dinilai, tidak mungkin dengan penilaian sejenak itu bisa menentukan kondisi endemi. Saya kira pemerintah pusat lagi mengkaji ini semua untuk persiapan ke endemi. Tidak mungkin diumumkan secara tiba tiba," bebernya.
Diperkirakan, salah satu indikator transisi pandemi ke endemi adalah yang minimal cakupannya 70 persen untuk setiap kategori.
Saat ini, cakupan vaksinasi Sulawesi Selatan untuk dosis pertama sudah mencapai 86,29% atau 6.090.352 orang dari total sasaran 7.058.141 orang.
Untuk dosis kedua berada di angka 61,11% atau 4.313.219 orang. Sementara dosis ketiga atau booster masih sangat rendah, yakni 3,51% atau 248.073 orang.
Sejalan dengan itu, Pemerintah Kota Makassar juga tengah bersiap menanti kebijakan pemerintah pusat terkait masa transisi ke endemi. Salah satu yang terus didorong adalah cakupan vaksinasi yang kini nyaris menyentuh angka 100 persen.
"Dinkes memaksimalkan booster. Kami juga menunggu juknis terkait pola apa yang kami lakukan untuk menuju Makassar endemi, pastinya kami menyiapkan vaksin dosis lengkap, termasuk booster," ucap Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar, Nursaidah Sirajuddin.
Ida, sapaan akrabnya, menyebutkan per 22 Maret 2022, cakupan vaksinasi Kota Makassar sudah 94,09% dari total sasaran 1.102.330 orang. Sementara untuk dosis dua sudah mencapai 73,68%, dan vaksin booster di angka 8,80%
"Booster berada di 8%, sangat-sangat jauh, memang tidak sekencang dosis 1 dan dosis 2 karena ada syarat minimal 3 bulan baru bisa booster. Jadi kami akan kolaborasi lagi dengan camat lurah dan memanfaatkan RT/RW," jelasnya.
(agn)