Kotoran Kelelawar asal Sulsel Siap Diekspor ke AS, Nilainya Capai Ratusan Juta

Rabu, 23 Maret 2022 - 19:37 WIB
loading...
Kotoran Kelelawar asal...
Alat berat mengangkat peti kemas berisi rempah yang akan diekspor di Pelabuhan Peti Kemas Pelindo IV, Makassar, Senin (12/4/2021) lalu. Gelombang ekspor komoditas asal Sulsel terus bertumbuh meski di masa pandemi. Foto: SINDOnews/Muchtamir Zaide
A A A
MAKASSAR - Peluang ekspor bat guano alias kotoran kelelawar asal Sulawesi Selatan (Sulsel) rupanya cukup potensial. Baru-baru ini, Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Makassar melakukan sertifikasi terhadap puluhan ribu kilogram bat guano.

Koordinator Karantina Hewan BBPK, Sandra Diah Widhiyana berujar, sebanyak 46 ribu kilogram bat guano telah disertifikasi dan siap diekspor ke negeri Paman Sam, Amerika Serikat (AS).



Sertifikasi itu dilakukan dengan memeriksa kesesuaian antara dokumen dengan fisik barang. Termasuk persyaratan pemenuhan protokol pengiriman barang sebagai antisipasi agar barang tidak tertolak di negara tujuan.

"Kami juga fasilitasi in line inspection. Kami lakukan pemeriksaan di tempat. Jadi kalau sudah masuk pelabuhan itu sudah bersegel, sudah diperiksa, sudah disertifikasi. Jadi ada percepatan di pelabuhan. Tidak perlu berlama-lama, barang bisa langsung dikirim," jelasnya.

Sandra membeberkan, permintaan ekspor bat guano memang cukup besar. Hanya saja, ia belum bisa menyebut jumlah pasti pasti setiap kali pengiriman dilakukan.

"Jadi kami belum bisa mengukur bisa berapa ton karena itu tidak diternakkan itu. Kalau ada, ya, dipanen. Tapi memang permintaan banyak dari luar," katanya.

Bat guano sendiri merupakan bahan baku dalam pembuatan pupuk organik. Di dalam kotoran kelelawar itu ternyata terdapat kandungan senyawa organik berupa fosfor, nitrogen, dan potasium, yang mana ketiga senyawa ini sangat baik dan sangat dibutuhkan oleh tanaman.



Sandra mengaku, tujuan ekspor bat guano asal Sulsel saat ini hanya menyasar Amerika Serikat. Namun, pihaknya juga kini mengupayakan agar sayap ekspor dilebarkan hingga ke pangsa pasar Uni Eropa dan China.

"Jadi setiap negara itu sudah punya protokol bagaimana barang itu masuk ke sana. Mulai persyaratan kesehatan sampai sanitasinya setiap negara itu berbeda. Saat ini Amerika yang sudah bisa kami penuhi protokol pengiriman barangnya," urai Sandra.

Di Sulsel sendiri, ekspor bat guano rupanya baru dilakukan oleh satu eksportir. "Kami sedang sama-sama menjajaki untuk pengiriman ke negara lain. Tapi kembali lagi protokol pengirimannya kami berusaha penuhi," pungkas Sandra.

Satu-satunya eksportir bat guano asal Sulsel, Aidil Fitrah, mengaku mulai menjajaki bisnis ekspor bat guano sejak tahun 2018. Dia memperoleh bat guano dari dua kabupaten, yakni Bone dan Maros.

Tidak menutup kemungkinan, juga ada potensi daerah lain, hanya saja belum digarap. Sebut saja Kabupaten Soppeng yang terkenal dengan kelelawarnya. Hanya saja, tidak semua bat guano memenuhi standar untuk diekspor.

"Kelelawar memang terkenal di Soppeng, hanya saja tidak semua memenuhi standar ekspor. Tidak semua kotoran kelelawar itu memenuhi standar untuk dijadikan pupuk di Amerika. Harus melalui uji lab," katanya.



Adil mengaku, dalam satu kali pengiriman, pihaknya bisa mengirimkan dua kontainer bat guano dengan total 46 ton. Nilai ekspornya dikonversi dalam bentuk dolar, sehingga jika dirupiahkan bisa mencapai Rp330 juta.

"Kalau kontrak yang ke Amerika itu kami harus mengirim 8 kontainer. Untuk pangsa pasar Eropa kami sedang upayakan buka jalur ke sana," pungkasnya.
(tri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.7056 seconds (0.1#10.140)