Tim Abdimas Ubaya Sebut Edukasi Normal Baru Harus Digalakkan
loading...
A
A
A
SURABAYA - Sejak dibukanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan penerapan kehidupan baru di tengah pandemi COVID-19, edukasi kepada warga menjadi penting guna menekan angka penularan dan penyebaran virus.
(Baca juga: Jelang Man City vs Arsenal, Guardiola Ngeluh Kurangnya Persiapan )
Tim pengabdian masyarakat Universitas Surabaya (Abdimas Ubaya), Anita Dahliana menyebut, bahwa edukasi normal baru dengan menanamkan kesadaran kepada warga mengenai pentingnya protokol kesehatan, menjadi bagian yang harus digalakkan. Hal itu lantaran banyaknya warga yang didominasi oleh dewasa tua atau lansia yang tergolong rentan dengan imunitas tubuh.
"Edukasi terkait normal baru juga diimbangi dengan informasi kesehatan dalam menjaga daya tahan tubuh," katanya dalam kegiatan sosialisasi kesehatan sebagai persiapan menjalani kehidupan normal baru di Balai RW 3 Pepelegi, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo.
(Baca juga: Realme Narzo Perdana Masuk Indonesia, Hanya Dijual Online )
Ia melanjutkan, bentuk edukasi yang diberikan kepada warga bisa berupa gambaran mengenai proses penularan virus, faktor komorbid atau penyakit lain yang diderita warga sehingga dapat menimbulkan gejala yang rentan terhadap COVID-19.
Kemudian cara menanganinya dan apa saja yang harus dipersiapkan menghadapi normal baru. "Suplemen dapat dikonsumsi, namun perlu ditunjang dengan nutrisi yang baik bagi daya tahan tubuh," sambungnya.
Ada beberapa tips kesehatan yang diberikan kepada warga dalam menghadapi normal baru di tengah pandemi COVID-19. Pertama, terapkan physical distancing dan jaga jarak sekitar 1-2 meter dengan orang lain.
(Baca juga: Prudential dan Eastspring Indonesia Tegaskan Komitmen Perlindungan Bagi Nasabah )
Kedua, bawa masker cadangan dan gunakan masker sesuai standar WHO (World Health Organization) yang terdiri dari tiga lapis. Ketiga, pemakaian masker yang tepat untuk menutupi daerah hidung sampai dagu.
"Ada tiga lapisan masker yang disarankan untuk digunakan sekaligus dibuat masyarakat. Lapisan paling dalam masker disarankan memiliki material yang bisa menyerap seperti katun, lapisan tengahnya berfungsi sebagai filter seperti bahan polypropylene, dan lapisan paling luar yang tidak bisa menyerap seperti bahan polyester. Namun, untuk lansia di usia 60 tahun ke atas atau memiliki faktor komorbid maka disarankan menggunakan masker bedah atau medis," terang Anita Dahlia.
Tips selanjutnya, mengajari warga dengan melakukan cuci tangan yang baik dan benar sesuai standar WHO. Berikutnya, etika batuk atau bersin yang benar menggunakan tissue. Jika tidak ada tissue gunakan siku tangan untuk menutupi. Olahraga yang cukup dengan durasi 30 menit dan frekuensi 3-5 kali/minggu.
(Baca juga: Kenali Akhlak Suami yang Dibenci Allah )
Menurutnya, olahraga yang berlebihan di luar kapasitas diri dapat membuat daya tahan tubuh menjadi menurun. Di samping itu, istirahat yang cukup serta pengendalian spiritual berfungsi untuk mengontrol stress berlebihan dan meningkatnya daya tahan tubuh.
"Berjemur di bawah sinar matahari di pagi hari selama 10 menit, berguna untuk mengaktivasi vitamin D yang baik bagi tubuh," pungkasnya.
(Baca juga: Jelang Man City vs Arsenal, Guardiola Ngeluh Kurangnya Persiapan )
Tim pengabdian masyarakat Universitas Surabaya (Abdimas Ubaya), Anita Dahliana menyebut, bahwa edukasi normal baru dengan menanamkan kesadaran kepada warga mengenai pentingnya protokol kesehatan, menjadi bagian yang harus digalakkan. Hal itu lantaran banyaknya warga yang didominasi oleh dewasa tua atau lansia yang tergolong rentan dengan imunitas tubuh.
"Edukasi terkait normal baru juga diimbangi dengan informasi kesehatan dalam menjaga daya tahan tubuh," katanya dalam kegiatan sosialisasi kesehatan sebagai persiapan menjalani kehidupan normal baru di Balai RW 3 Pepelegi, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo.
(Baca juga: Realme Narzo Perdana Masuk Indonesia, Hanya Dijual Online )
Ia melanjutkan, bentuk edukasi yang diberikan kepada warga bisa berupa gambaran mengenai proses penularan virus, faktor komorbid atau penyakit lain yang diderita warga sehingga dapat menimbulkan gejala yang rentan terhadap COVID-19.
Kemudian cara menanganinya dan apa saja yang harus dipersiapkan menghadapi normal baru. "Suplemen dapat dikonsumsi, namun perlu ditunjang dengan nutrisi yang baik bagi daya tahan tubuh," sambungnya.
Ada beberapa tips kesehatan yang diberikan kepada warga dalam menghadapi normal baru di tengah pandemi COVID-19. Pertama, terapkan physical distancing dan jaga jarak sekitar 1-2 meter dengan orang lain.
(Baca juga: Prudential dan Eastspring Indonesia Tegaskan Komitmen Perlindungan Bagi Nasabah )
Kedua, bawa masker cadangan dan gunakan masker sesuai standar WHO (World Health Organization) yang terdiri dari tiga lapis. Ketiga, pemakaian masker yang tepat untuk menutupi daerah hidung sampai dagu.
"Ada tiga lapisan masker yang disarankan untuk digunakan sekaligus dibuat masyarakat. Lapisan paling dalam masker disarankan memiliki material yang bisa menyerap seperti katun, lapisan tengahnya berfungsi sebagai filter seperti bahan polypropylene, dan lapisan paling luar yang tidak bisa menyerap seperti bahan polyester. Namun, untuk lansia di usia 60 tahun ke atas atau memiliki faktor komorbid maka disarankan menggunakan masker bedah atau medis," terang Anita Dahlia.
Tips selanjutnya, mengajari warga dengan melakukan cuci tangan yang baik dan benar sesuai standar WHO. Berikutnya, etika batuk atau bersin yang benar menggunakan tissue. Jika tidak ada tissue gunakan siku tangan untuk menutupi. Olahraga yang cukup dengan durasi 30 menit dan frekuensi 3-5 kali/minggu.
(Baca juga: Kenali Akhlak Suami yang Dibenci Allah )
Menurutnya, olahraga yang berlebihan di luar kapasitas diri dapat membuat daya tahan tubuh menjadi menurun. Di samping itu, istirahat yang cukup serta pengendalian spiritual berfungsi untuk mengontrol stress berlebihan dan meningkatnya daya tahan tubuh.
"Berjemur di bawah sinar matahari di pagi hari selama 10 menit, berguna untuk mengaktivasi vitamin D yang baik bagi tubuh," pungkasnya.
(eyt)