Dua Bulan, 105.293 Sambaran Petir Terjadi di Bengkulu
loading...
A
A
A
BENGKULU - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Stasiun Geofisika Kepahiang, Provinsi Bengkulu, mencatat sambaran petir di wilayah ini sejak Sabtu 1 Januari 2022 hingga Senin 28 Februari 2022 atau setara 59 hari, terjadi sebanyak 105.293 kali sambaran petir.
Ratusan ribu sambaran petir itu terjadi di 10 kabupaten dan kota di provinsi berjuluk Bumi Rafflesia ini. Di mana pada Januari 2022, terjadi sebanyak 69.135 sambaran dan di Februari 2022, sebanyak 36.158 sambaran.
Jumlah sambaran petir tersebut terdeteksi dari peralatan Lightning Detector di dua stasiun, yakni BMKG Stasiun Geofisika Kepahiang dan BMKG Stasiun Klimatologi Bengkulu.
Untuk di Januari 2022, daerah yang tercatat dengan kejadian petir tertinggi terjadi di Kabupaten Rejang Lebong, yakni mencapai 24.296 sambaran, sedangkan kejadian petir paling sedikit terjadi di Kota Bengkulu, sebanyak 39 kali sambaran petir.
Adapun rincian sambaran petir, pada Januari 2022, di 10 kabupaten/kota di Bengkulu, yakni di Kabupaten Bengkulu Selatan sebanyak 357 sambaran, Bengkulu Tengah, sebanyak 6058, Kabupaten Bengkulu Utara sebanyak 9157 sambaran petir.
Lalu, di Kabupaten Kaur sebanyak 534, Kepahiang sebanyak 16053 sambaran, Lebong sebanyak 6460 sambaran, Mukomuko sebanyak 1093, Rejang Lebong 24296, Kabupaten Seluma sebanyak 5088 sambaran dan Kota Bengkulu sebanyak 39 kali sambran petir.
Sementara untuk sambaran petir selama Februari 2022, daerah yang tercatat dengan kejadian petir tertinggi terjadi di Kabupaten Rejang Lebong, yakni mencapai 13.092 sambaran, sedangkan kejadian petir paling sedikit terjadi di Kota Bengkulu, sebanyak 45 sambaran petir.
Adapun rincian sambaran petir di Februari 2022, di 10 kabupaten/kota di Bengkulu, yakni di Kabupaten Bengkulu Selatan sebanyak 581 sambaran, Bengkulu Tengah sebanyak 2164 sambaran, Kabupaten Bengkulu Utara sebanyak 4988 sambaran petir.
Kemudian, di Kabupaten Kaur 564 sambaran, Kepahiang sebanyak 7344 sambaran, Lebong sebanyak 2210 sambaran, Mukomuko sebanyak 699 sambaran, Rejang Lebong sebanyak 13029 sambaran, Kabupaten Seluma Seluma sebanyak 4471 sambaran dan Kota Bengkulu sebanyak 45 sambaran petir.
Kepala BMKG Stasiun Geofisika Kepahiang Bengkulu, Litman mengatakan, pengamatan petir di wilayah Bengkulu, pada Januari 2022 dan Februari 2022, menggunakan data dari peralatan Lightning Detector Stasiun Geofisika Kepahiang dan Stasiun Klimatologi Bengkulu.
Kerapatan Petir untuk Provinsi Bengkulu dibuat berdasarkan data dari ke-2 sensor Lightning Detector Stasiun Geofisika Kepahiang dan Stasiun Klimatologi Bengkulu, dengan radius maksimum 2 derajat dari masing-masing sensor dan menggunakan grid 111x111.
"Salah satu produk yang dihasilkan BMKG, yaitu peta kerapatan petir, untuk mencakup seluruh wilayah Provinsi Bengkulu," kata Litman, saat dikonfirmasi, Senin (14/3/2022).
Sambaran petir yang terjadi di wilayah Bengkulu, jelas Litman, disebabkan awan cumulonimbus (Cb). Di mana awan ini merupakan awan vertikal menjulang sangat tinggi, padat, yang terkait dengan badai petir, serta cuaca dingin yang lain. Cumulonimbus lebih dikenal sebagai awan petir.
"Penyebab sambaran petir di Bengkulu, awan cumulonimbus (Cb). Untuk sambaran petir bulan Maret, kami belum menganalisa, karena teman-teman buat analisa per bulan, dengan mengambil data dari sensor lain juga," pungkas Litman.
Ratusan ribu sambaran petir itu terjadi di 10 kabupaten dan kota di provinsi berjuluk Bumi Rafflesia ini. Di mana pada Januari 2022, terjadi sebanyak 69.135 sambaran dan di Februari 2022, sebanyak 36.158 sambaran.
Jumlah sambaran petir tersebut terdeteksi dari peralatan Lightning Detector di dua stasiun, yakni BMKG Stasiun Geofisika Kepahiang dan BMKG Stasiun Klimatologi Bengkulu.
Untuk di Januari 2022, daerah yang tercatat dengan kejadian petir tertinggi terjadi di Kabupaten Rejang Lebong, yakni mencapai 24.296 sambaran, sedangkan kejadian petir paling sedikit terjadi di Kota Bengkulu, sebanyak 39 kali sambaran petir.
Adapun rincian sambaran petir, pada Januari 2022, di 10 kabupaten/kota di Bengkulu, yakni di Kabupaten Bengkulu Selatan sebanyak 357 sambaran, Bengkulu Tengah, sebanyak 6058, Kabupaten Bengkulu Utara sebanyak 9157 sambaran petir.
Lalu, di Kabupaten Kaur sebanyak 534, Kepahiang sebanyak 16053 sambaran, Lebong sebanyak 6460 sambaran, Mukomuko sebanyak 1093, Rejang Lebong 24296, Kabupaten Seluma sebanyak 5088 sambaran dan Kota Bengkulu sebanyak 39 kali sambran petir.
Sementara untuk sambaran petir selama Februari 2022, daerah yang tercatat dengan kejadian petir tertinggi terjadi di Kabupaten Rejang Lebong, yakni mencapai 13.092 sambaran, sedangkan kejadian petir paling sedikit terjadi di Kota Bengkulu, sebanyak 45 sambaran petir.
Adapun rincian sambaran petir di Februari 2022, di 10 kabupaten/kota di Bengkulu, yakni di Kabupaten Bengkulu Selatan sebanyak 581 sambaran, Bengkulu Tengah sebanyak 2164 sambaran, Kabupaten Bengkulu Utara sebanyak 4988 sambaran petir.
Kemudian, di Kabupaten Kaur 564 sambaran, Kepahiang sebanyak 7344 sambaran, Lebong sebanyak 2210 sambaran, Mukomuko sebanyak 699 sambaran, Rejang Lebong sebanyak 13029 sambaran, Kabupaten Seluma Seluma sebanyak 4471 sambaran dan Kota Bengkulu sebanyak 45 sambaran petir.
Kepala BMKG Stasiun Geofisika Kepahiang Bengkulu, Litman mengatakan, pengamatan petir di wilayah Bengkulu, pada Januari 2022 dan Februari 2022, menggunakan data dari peralatan Lightning Detector Stasiun Geofisika Kepahiang dan Stasiun Klimatologi Bengkulu.
Kerapatan Petir untuk Provinsi Bengkulu dibuat berdasarkan data dari ke-2 sensor Lightning Detector Stasiun Geofisika Kepahiang dan Stasiun Klimatologi Bengkulu, dengan radius maksimum 2 derajat dari masing-masing sensor dan menggunakan grid 111x111.
"Salah satu produk yang dihasilkan BMKG, yaitu peta kerapatan petir, untuk mencakup seluruh wilayah Provinsi Bengkulu," kata Litman, saat dikonfirmasi, Senin (14/3/2022).
Sambaran petir yang terjadi di wilayah Bengkulu, jelas Litman, disebabkan awan cumulonimbus (Cb). Di mana awan ini merupakan awan vertikal menjulang sangat tinggi, padat, yang terkait dengan badai petir, serta cuaca dingin yang lain. Cumulonimbus lebih dikenal sebagai awan petir.
"Penyebab sambaran petir di Bengkulu, awan cumulonimbus (Cb). Untuk sambaran petir bulan Maret, kami belum menganalisa, karena teman-teman buat analisa per bulan, dengan mengambil data dari sensor lain juga," pungkas Litman.
(shf)