Di Forum Nasional, Kaswadi Razak Urai Langkah Efektif Soppeng Tekan COVID-19
loading...
A
A
A
Salah satu yang prioritas dari masukan tersebut adalah pengadaan mesin PCR, sekaligus mempersiapkan ruangan isolasi perawatan khusus, karena yang terjadi di RS umum membuat masyarakat panik. Makanya ia merasa harus mengambil langkah cepat untuk memisahkan pelayanan masyarakat yang berpenyakit biasa atau bergejala COVID-19.
Menurut Kaswadi, seluruh wilayah di Soppeng disemprotkan cairan disinfektan, bahkan penjagaan perbatasan pun dilakukan. Pada saat pembatasan perbatasan itu, orang yang keluar masuk sebanyak 362 ribu jiwa, lebih besar dari jumlah penduduk Soppeng.
"Kami juga menyosialisasikan kepada masyarakat yang berkaitan dengan standar protokol kesehatan, kami perketat yang perlu di perketat. Selain itu kami mengahadirkan mobil pelayanan uji Swab keliling, dengan kehadiran mobil dilakukanlah swab massal," sambung Kaswadi.
Sementara, setiap ada kasus positif COVID-19 di Kabupaten Soppeng, pihaknya melakukan upaya blok, satu orang yang positif minimal 25/50 orang yang sudah berkontak ditracking.
"Melalui surveylens juga didata pendatang yang tinggal di Soppeng dan ada 5.800 orang. Alhamdulillah dengan langkah-langkah yang kami lakukan ini merupakan cara kami untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19," katanya.
Dalam upaya percepatan penanganan COVID-19 kata Kaswadi, dilibatkan TNI/Polri dan semua elemen masyarakat.
2 bulan kegiatan pencegahan dilakukan, termasuk menjelang lebaran. Begitupun penjagaan perbatasan. Siapapun yang masuk di wilayah Soppeng, harus dikarantina selama 14 hari, dilakukan pemeriksaan kesehatan termasuk uji swab.
"Di sinilah peran TNI/Polri dan petugas lainnya sangat berperang dan bekeja maksimal dalam penanganan COVID-19. Selain itu kami juga libatkan 1.500 Linmas yang ada di Kabupaten Soppeng bergerak mengawasi masyarakat yang keluar masuk di wilayah Kabupaten Soppeng," beber kader Golkar tersebut.
Selama pandemi kata Kaswadi, ia kerap keluar masuk ruang perawatan untuk memantau perkembangan warganya yang terjangkit. Namun aktivitasnya itu dia akui sangat jarang terpublikasi di media, karena dia tidak ingin mengkhawatirkan keluarganya.
Menurut Kaswadi, seluruh wilayah di Soppeng disemprotkan cairan disinfektan, bahkan penjagaan perbatasan pun dilakukan. Pada saat pembatasan perbatasan itu, orang yang keluar masuk sebanyak 362 ribu jiwa, lebih besar dari jumlah penduduk Soppeng.
"Kami juga menyosialisasikan kepada masyarakat yang berkaitan dengan standar protokol kesehatan, kami perketat yang perlu di perketat. Selain itu kami mengahadirkan mobil pelayanan uji Swab keliling, dengan kehadiran mobil dilakukanlah swab massal," sambung Kaswadi.
Sementara, setiap ada kasus positif COVID-19 di Kabupaten Soppeng, pihaknya melakukan upaya blok, satu orang yang positif minimal 25/50 orang yang sudah berkontak ditracking.
"Melalui surveylens juga didata pendatang yang tinggal di Soppeng dan ada 5.800 orang. Alhamdulillah dengan langkah-langkah yang kami lakukan ini merupakan cara kami untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19," katanya.
Dalam upaya percepatan penanganan COVID-19 kata Kaswadi, dilibatkan TNI/Polri dan semua elemen masyarakat.
2 bulan kegiatan pencegahan dilakukan, termasuk menjelang lebaran. Begitupun penjagaan perbatasan. Siapapun yang masuk di wilayah Soppeng, harus dikarantina selama 14 hari, dilakukan pemeriksaan kesehatan termasuk uji swab.
"Di sinilah peran TNI/Polri dan petugas lainnya sangat berperang dan bekeja maksimal dalam penanganan COVID-19. Selain itu kami juga libatkan 1.500 Linmas yang ada di Kabupaten Soppeng bergerak mengawasi masyarakat yang keluar masuk di wilayah Kabupaten Soppeng," beber kader Golkar tersebut.
Selama pandemi kata Kaswadi, ia kerap keluar masuk ruang perawatan untuk memantau perkembangan warganya yang terjangkit. Namun aktivitasnya itu dia akui sangat jarang terpublikasi di media, karena dia tidak ingin mengkhawatirkan keluarganya.