Keseruan Lomba Melukis Gus Muhaimin Capres 2024 Pakai Cethe di Batang Rokok
loading...
A
A
A
TULUNGAGUNG - Ratusan seniman lukis cethe begitu antusias mengikuti lomba melukis batang rokok pakai cethe atau ampas kopi. Lomba tersebut digelar di warkop Green Coffee Jalan Mayor Sujadi Desa Plosokandang, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung.
Baca Juga: Melukis Cahaya dengan Realme 9 Pro Plus
Bedanya dengan lomba-lomba lukis cethe sebelumnya, dalam perlombaan kali ini yang dilukis adalah Calon Presiden (Capres) 2024, Muhaimin Iskandar. Lomba ini, sebagai salah satu upaya menggaungkan nama Ketua Umum PKByang akrab disapa Gus Muhaimin sebagai Capres 2024.
Sejumlah orang yang mengatasnamakan relawan Gus Muhaimin Iskandar for Presiden RI 2024, menggelar lomba cethe dengan mengusung tema Gus Muhaimin for Presiden 2024. "Tema besar lomba Cethe Gus Muhaimin for Presiden 2024," ujar ketua panitia, Adimas.
Cethe merupakan tradisi lokal masyarakat Tulungagung, terutama bagi sebagian besar pengunjung warung kopi. Selama ini Kabupaten Tulungagung dikenal sebagai surga warung kopi. Bahkan di setiap desa di Tulungagung, terdapat warung kopi.
Dalam lomba yang digelar, sekitar 100-an orang peserta lomba mengenakan kaos bergambar Gus Muhaimin. Mereka tinggal memperlihatkan keahlian mencethe. Sebab seluruh perlengkapan lomba, mulai rokok dan ampas kopi bahan utama cethe, disediakan panitia.
Setiap peserta lomba mendapat durasi waktu melukis maksimal satu jam. Adapun tema lukisan seluruhnya terkait dengan Gus Muhaimin. "Peserta minimal melukis nama Gus Muhaimin, presiden RI dan lain sebagainya. Intinya Gus Imin," terang Adimas.
Menurut Adimas, tujuan lomba cethe dalam rangka mengenalkan Gus Muhaimin, yang dinilai layak jadi presiden RI 2024. Yang tidak kalah penting, kata dia lomba ini juga mewadahi komunitas pecinta cethe untuk berkreasi.
Lomba yang digelar juga sekaligus menumbuhkan perekonomian di Tulungagung, khususnya warung kopi di tengah masa pandemi COVID-19. " Lomba ini juga dalam rangka pembinaan pecinta cethe. Hadiah yang kami sediakan Rp5,7 juta dan tropy," paparnya.
Dalam lomba cethe ini panitia menghadirkan tiga dewan juri. Mereka merupakan seniman lukis senior yang sudah melalang di kancah internasional, yaitu Aditya Krisna, dan Nur Ali, serta Fajar Hidayat (Dewan Kesenian Tulungagung).
Aditya Krisna mengatakan, ada beberapa kriteria penilaian dalam lomba ini, yaitu kerapian, kepadatan dan estetika. "Mereka yang lukisanya bagus biasanya seperti batik," ujarnya.
Lebih lanjut Aditya menyebut, tahapan yang harus dilalui agar menghasilkan lukisan cethe yang bagus. Menurutnya wedang kopi yang sudah ada bubuk, gula dan diberi air panas dalam cangkir. Kopi kemudian diaduk dan dibiarkan dua menit agar bubuk yang kasar turun dan mengendap.
Setelah itu kopi dituangkan ke lepek dan ditunggu beberapa saat. Setelah ampas kopi sudah turun baru wedang kopi dikembalikan ke cangkir. "Untuk lebih mengurangi kadar air bisa diserap dengan tisu. Cethe baru bisa dibuat melukis pada batang rokok. Biasanya ada yang dicampuri susu," pungkasnya.
Sulistiyono atau yang akrab disapa Cak Cuplis keluar sebagai juara dua. Ia berharap ke depannya acara serupa bisa terus diadakan, karena merasa ada penghargaan terhadap karya seni. "Dan kami juga yakin, bahwa Gus Muhaimin adalah tokoh yang dapat membawa perubahan Indonesia menjadi lebih baik," tuturnya.
Lihat Juga: Mandiri Presents Jakarta Coffee Week 2024, Semangat Selebrasi Kemajuan Kultur Kopi Indonesia
Baca Juga: Melukis Cahaya dengan Realme 9 Pro Plus
Bedanya dengan lomba-lomba lukis cethe sebelumnya, dalam perlombaan kali ini yang dilukis adalah Calon Presiden (Capres) 2024, Muhaimin Iskandar. Lomba ini, sebagai salah satu upaya menggaungkan nama Ketua Umum PKByang akrab disapa Gus Muhaimin sebagai Capres 2024.
Sejumlah orang yang mengatasnamakan relawan Gus Muhaimin Iskandar for Presiden RI 2024, menggelar lomba cethe dengan mengusung tema Gus Muhaimin for Presiden 2024. "Tema besar lomba Cethe Gus Muhaimin for Presiden 2024," ujar ketua panitia, Adimas.
Cethe merupakan tradisi lokal masyarakat Tulungagung, terutama bagi sebagian besar pengunjung warung kopi. Selama ini Kabupaten Tulungagung dikenal sebagai surga warung kopi. Bahkan di setiap desa di Tulungagung, terdapat warung kopi.
Dalam lomba yang digelar, sekitar 100-an orang peserta lomba mengenakan kaos bergambar Gus Muhaimin. Mereka tinggal memperlihatkan keahlian mencethe. Sebab seluruh perlengkapan lomba, mulai rokok dan ampas kopi bahan utama cethe, disediakan panitia.
Setiap peserta lomba mendapat durasi waktu melukis maksimal satu jam. Adapun tema lukisan seluruhnya terkait dengan Gus Muhaimin. "Peserta minimal melukis nama Gus Muhaimin, presiden RI dan lain sebagainya. Intinya Gus Imin," terang Adimas.
Menurut Adimas, tujuan lomba cethe dalam rangka mengenalkan Gus Muhaimin, yang dinilai layak jadi presiden RI 2024. Yang tidak kalah penting, kata dia lomba ini juga mewadahi komunitas pecinta cethe untuk berkreasi.
Lomba yang digelar juga sekaligus menumbuhkan perekonomian di Tulungagung, khususnya warung kopi di tengah masa pandemi COVID-19. " Lomba ini juga dalam rangka pembinaan pecinta cethe. Hadiah yang kami sediakan Rp5,7 juta dan tropy," paparnya.
Dalam lomba cethe ini panitia menghadirkan tiga dewan juri. Mereka merupakan seniman lukis senior yang sudah melalang di kancah internasional, yaitu Aditya Krisna, dan Nur Ali, serta Fajar Hidayat (Dewan Kesenian Tulungagung).
Aditya Krisna mengatakan, ada beberapa kriteria penilaian dalam lomba ini, yaitu kerapian, kepadatan dan estetika. "Mereka yang lukisanya bagus biasanya seperti batik," ujarnya.
Lebih lanjut Aditya menyebut, tahapan yang harus dilalui agar menghasilkan lukisan cethe yang bagus. Menurutnya wedang kopi yang sudah ada bubuk, gula dan diberi air panas dalam cangkir. Kopi kemudian diaduk dan dibiarkan dua menit agar bubuk yang kasar turun dan mengendap.
Setelah itu kopi dituangkan ke lepek dan ditunggu beberapa saat. Setelah ampas kopi sudah turun baru wedang kopi dikembalikan ke cangkir. "Untuk lebih mengurangi kadar air bisa diserap dengan tisu. Cethe baru bisa dibuat melukis pada batang rokok. Biasanya ada yang dicampuri susu," pungkasnya.
Sulistiyono atau yang akrab disapa Cak Cuplis keluar sebagai juara dua. Ia berharap ke depannya acara serupa bisa terus diadakan, karena merasa ada penghargaan terhadap karya seni. "Dan kami juga yakin, bahwa Gus Muhaimin adalah tokoh yang dapat membawa perubahan Indonesia menjadi lebih baik," tuturnya.
Lihat Juga: Mandiri Presents Jakarta Coffee Week 2024, Semangat Selebrasi Kemajuan Kultur Kopi Indonesia
(eyt)