Abaikan Latar Belakang Parpol, Puluhan Warga Sragen Semangat Ikuti Sekolah Politik
loading...
A
A
A
SRAGEN - Antusiasme puluhan warga Sragen ikuti sekolah politik terbilang tinggi. Terbukti jumlah peserta Sekolah Politik Sragen (SPS) angkatan ke-3 yang resmi dibuka di rumah dinas Ketua DPRD setempat, Rabu (23/2/2022) meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Sekitar 50 orang sudah terdaftar mengikuti SPS angkatan ke-3 yang diprakarsai Komunitas Peduli Politik Sukowati (Komppi) Sragen. Padahal angkatan pertama dan kedua yang digelar beberapa tahun lalu hanya diikuti maksimal 40 dan 45 orang.
Baca juga: Polisi Gerebek Rumah Tempat Penimbunan 9.600 Liter Minyak Goreng di Serang Banten
Ketua Komppi sekaligus Ketua Panitia SPS, Sugino mengatakan antusias peserta di SPS angkatan ketiga ini memang mengalami peningkatan. “Ini berkat kerjasama tim yang solid dengan teman-teman semua dari berbagai unsur. Mereka ini dari berbagai unsur yang terlibat,” ujarnya di sela acara pembukaan.
Ditambahkan Sugino, sekolah politik ini digelar dengan mengabaikan latar belakang partai politik. Namun yang terpenting adalah bagaimana membekali peserta untuk ikut berkontribusi mencerdaskan kehidupan bangsa dan bernegara melalui pemahaman politik.
Kemudian semangat yang ditanamkan adalah kebersamaan untuk Sragen yang lebih baik tanpa memandang atribut parpolnya. “Kami menanamkan kepada para peserta bahwa politik itu berbeda, cuma tidak kaku. Sudut pandang mungkin bisa beda tapi menyatukan persepsi ini yang bagus. Jadi persepsi satu dan yang lainnya kita kemas jadi pelangi yang indah di Kabupaten Sragen,” jelasnya.
Lebih lanjut dijelaskan, setiap peserta sekolah politik angkatan ketiga wajib mengikuti 10 kali pertemuan. Waktunya pada Jumat malam dan Sabtu mulai pukul 19.00 WIB sampai 22.00 WIB. Namun karena nantinya terbentur bulan Ramadan, angkatan ketiga ini dijadwalkan hanya menggelar 7 kali pertemuan sampai pertemuan terakhir di bulan April 2022.
“Setelah Ramadan, nanti akan kita gelar pertemuan secara spesifik dengan calon bupati maupun ketua DPRD sebelum kelulusan sekolah,” tandasnya.
Melalui sekolah politik, para peserta yang lulus akan bisa mengembangkan kompetensinya masing-masing. Seperti menjadi anggota Bawaslu, KPU, unsur penyelenggara Pemilu hingga menjadi politikus maupun calon anggota legislatif. Seperti pada lulusan angkatan pertama dan kedua yang sudah banyak berkecimpung di dunia politik dengan menjadi Caleg meski belum ada yang beruntung.
“Apapun bidangnya, mereka kita dorong untuk tidak alergi politik. Di manapun mereka berada harapannya bisa bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat,” tambahnya.
Dalam sambutannya, Bupati Sragen yang dibacakan Assisten I Setda Sragen, Joko Suratno menyampaikan apresiasi atas digelarnya kegiatan sekolah politik tersebut. Ia menyampaikan bahwa politik sesungguhnya tidak melulu soal bagaimana merebut kekuasaan. Politik dalam wujud sempurna yakni menyangkut bagaimana membangun dan menata sebuah negara.
“Parpol sebagai institusi sah yang memproduksi calon pemimpin mestinya merekrut kader terbaik dengan bekal pendidikan politik yang memadai. Di tengah hiruk pikuk politik, publik memang perlu melakukan pendidikan politik. Pesan saya tetap jaga dan rawat kebhinekaan kerukunan berbangsa,” ujarnya.
Sekitar 50 orang sudah terdaftar mengikuti SPS angkatan ke-3 yang diprakarsai Komunitas Peduli Politik Sukowati (Komppi) Sragen. Padahal angkatan pertama dan kedua yang digelar beberapa tahun lalu hanya diikuti maksimal 40 dan 45 orang.
Baca juga: Polisi Gerebek Rumah Tempat Penimbunan 9.600 Liter Minyak Goreng di Serang Banten
Ketua Komppi sekaligus Ketua Panitia SPS, Sugino mengatakan antusias peserta di SPS angkatan ketiga ini memang mengalami peningkatan. “Ini berkat kerjasama tim yang solid dengan teman-teman semua dari berbagai unsur. Mereka ini dari berbagai unsur yang terlibat,” ujarnya di sela acara pembukaan.
Ditambahkan Sugino, sekolah politik ini digelar dengan mengabaikan latar belakang partai politik. Namun yang terpenting adalah bagaimana membekali peserta untuk ikut berkontribusi mencerdaskan kehidupan bangsa dan bernegara melalui pemahaman politik.
Kemudian semangat yang ditanamkan adalah kebersamaan untuk Sragen yang lebih baik tanpa memandang atribut parpolnya. “Kami menanamkan kepada para peserta bahwa politik itu berbeda, cuma tidak kaku. Sudut pandang mungkin bisa beda tapi menyatukan persepsi ini yang bagus. Jadi persepsi satu dan yang lainnya kita kemas jadi pelangi yang indah di Kabupaten Sragen,” jelasnya.
Lebih lanjut dijelaskan, setiap peserta sekolah politik angkatan ketiga wajib mengikuti 10 kali pertemuan. Waktunya pada Jumat malam dan Sabtu mulai pukul 19.00 WIB sampai 22.00 WIB. Namun karena nantinya terbentur bulan Ramadan, angkatan ketiga ini dijadwalkan hanya menggelar 7 kali pertemuan sampai pertemuan terakhir di bulan April 2022.
“Setelah Ramadan, nanti akan kita gelar pertemuan secara spesifik dengan calon bupati maupun ketua DPRD sebelum kelulusan sekolah,” tandasnya.
Melalui sekolah politik, para peserta yang lulus akan bisa mengembangkan kompetensinya masing-masing. Seperti menjadi anggota Bawaslu, KPU, unsur penyelenggara Pemilu hingga menjadi politikus maupun calon anggota legislatif. Seperti pada lulusan angkatan pertama dan kedua yang sudah banyak berkecimpung di dunia politik dengan menjadi Caleg meski belum ada yang beruntung.
“Apapun bidangnya, mereka kita dorong untuk tidak alergi politik. Di manapun mereka berada harapannya bisa bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat,” tambahnya.
Dalam sambutannya, Bupati Sragen yang dibacakan Assisten I Setda Sragen, Joko Suratno menyampaikan apresiasi atas digelarnya kegiatan sekolah politik tersebut. Ia menyampaikan bahwa politik sesungguhnya tidak melulu soal bagaimana merebut kekuasaan. Politik dalam wujud sempurna yakni menyangkut bagaimana membangun dan menata sebuah negara.
“Parpol sebagai institusi sah yang memproduksi calon pemimpin mestinya merekrut kader terbaik dengan bekal pendidikan politik yang memadai. Di tengah hiruk pikuk politik, publik memang perlu melakukan pendidikan politik. Pesan saya tetap jaga dan rawat kebhinekaan kerukunan berbangsa,” ujarnya.
(msd)