Laporkan Korupsi Malah Jadi Tersangka, Begini Kronologi Nasib Pahit Nurhayati

Selasa, 22 Februari 2022 - 11:02 WIB
loading...
Laporkan Korupsi Malah...
Kabid Humas Polda Jabar, Ibrahim Tompo.Foto/dok
A A A
BANDUNG - Nurhayati, Kepala Urusan Keuangan Desa Citemu, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat kini berstatus sebagai tersangka dugaan korupsi APBDes Citemu.

Ibu dua anak tersebut harus berhadapan dengan aparat penegak hukum karena diduga telah memperkaya Kuwu (kepala desa) Desa Citemu, Supriyadi yang juga sudah berstatus tersangka.

Baca juga: Heboh! Pelapor Dugaan Korupsi di Cirebon Jadi Tersangka, Ini Penjelasan Polda Jaba

Kabar Nurhayati menjadi tersangka dalam perkara tersebut pun viral di media sosial (medsos). Dalam videonya yang telah menyebar luas, Nurhayati mengungkapkan kekecewaanya terhadap aparat kepolisian yang menetapkan dirinya tersangka. Padahal, dialah yang membeberkan dugaan korupsi yang dilakukan atasannya itu.

Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Ibrahim Tompo kembali menegaskan penetapan Nurhayati sebagai tersangka sudah berdasarkan proses penyelidikan dan penyidikan. "Proses penyidikan kasus korupsi ini kami laksanakan secara profesional dan sesuai prosedur," tegas Ibrahim, Selasa (22/2/2022).

Ibrahim membeberkan, perkara dugaan korupsi tersebut berawal dari adanya laporan Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Citemu bernama Lukmanul Hakim.

Baca juga: Syahwat Terlarang Guru Silat di Kobar Cabuli Muridnya 5 Kali hingga Hamil 3 Bulan

Berdasarkan laporan tersebut, polisi kemudian melakukan serangkaian penyelidikan dan mendapatkan bukti adanya tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh Supriyadi. Hal ini pun, kata Ibrahim, sekaligus meluruskan kabar yang menyebutkan bahwa Nurhayati sebagai pelapor.

"Berdasarkan penyelidikan lalu meningkat ke penyidikan dan akhirnya menetapkan saudara Supriyadi sebagai tersangka terhadap tindak pidana korupsi terhadap pelaksanaan pekerjaan tahun anggaran 2018, 2019, 2020 APBDes Citemu," papar Ibrahim.

Setelah dilakukan pemberkasan, lanjut Ibrahim, penyidik Polres Cirebon kemudian melimpahkan perkara itu ke Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Negeri (Kejari) Cirebon. Oleh JPU, berkas perkara tersebut sempat dinyatakan belum lengkap dan dikembalikan atau P19.

"Selanjutnya, dilengkapi kembali oleh penyidik dan untuk kedua kalinya ada P19 lagi dengan petunjuk yang diberikan oleh JPU dimana petunjuk ini dituangkan dalam berita acara koordinasi dan konsultasi yang disebutkan bahwa agar dilakukan pemeriksaan secara mendalam terhadap saudari Nurhayati," terangnya.

Menurut Ibrahim, pihaknya melakukan pemeriksaan terhadap Nurhayati karena menduga adanya keterlibatan Nurhayati yang memperkaya Supriyadi hingga akhirnya Nurhayati ditetapkan sebagai tersangka.

"Dari dasar itu, penyidik melakukan penetapan tersangka kepada saudari Nurhayati dan mengirimkan berkas perkara ke JPU dan keduanya berkas perkara baik itu tersangka Supriyadi maupun tersangka Nurhayati dinyatakan P-21 atau dinyatakan lengkap oleh JPU," jelas Ibrahim.



Ibrahim menambahkan, berdasarkan hukum acara pidana, penyidik wajib melengkapi berkas sesuai petunjuk yang diberikan oleh JPU dan wajib menyelesaikan dalam waktu 14 hari.

Oleh karena itu, pihaknya melengkapi berkas didasari atas petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh Kejari Cirebon. Dia menegaskan bahwa penetapan Nurhayati sebagai tersangka berdasarkan kaidah dan prosedur hukum yang berlaku.

"Dimana penetapan tersangka saudari Nurhayati didasari dari petunjuk yang diberikan oleh JPU dan juga melalui gelar perkara," tandasnya.
(msd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1362 seconds (0.1#10.140)