Kisah Sulut Bergolak saat Peristiwa Merah Putih 14 Februari 1946
loading...
A
A
A
Peristiwa Merah-Putih di Sulawesi Utara meliputi seluruh perjuangan kemerdekaan di daerah Gorontalo, Bolaang Mongondow, Manado, Minahasa dan Sangir-Talaud yang dinyatakan oleh Bung Karno dipusatkan pada 14 Februari sebagai Hari Sulawesi Utara.
Hal ini dilandasi pada fakta di Sulawesi Utara sendiri, karena pada saat itu tokoh-tokoh perintis kemerdekaan di daerah, Nani Wartabone, Raja Manoppo, OH Pantouw, GEDA Dauhan berada dan turut serta dalam menegakkan kemerdekaan Merah Putih di Manado.
LN Palar wakil Indonesia di PBB menyatakan sendiri bahwa RI diperjuangkan oleh seluruh bangsa Indonesia, termasuk rakyat Sulawesi Utara, buktinya dengan peristiwa Merah-Putih di Manado, seraya membantah Wakil Belanda Kleffen yang berargumentasi bahwa perjuangan kemerdekaan RI hanya untuk Jawa dan Sumatera.
Untuk mengenang jasa-jasa perjuangan BW Lapian dan CH Taulu pada peristiwa Merah Putih 14 Februari 1946 di Manado. Monumen ini terletak di jalan raya Kawangkoan-Tompaso, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara ini diresmikan 30 November 1987 oleh Gubernur Sulut saat itu, CJ Rantung.
Hal ini dilandasi pada fakta di Sulawesi Utara sendiri, karena pada saat itu tokoh-tokoh perintis kemerdekaan di daerah, Nani Wartabone, Raja Manoppo, OH Pantouw, GEDA Dauhan berada dan turut serta dalam menegakkan kemerdekaan Merah Putih di Manado.
LN Palar wakil Indonesia di PBB menyatakan sendiri bahwa RI diperjuangkan oleh seluruh bangsa Indonesia, termasuk rakyat Sulawesi Utara, buktinya dengan peristiwa Merah-Putih di Manado, seraya membantah Wakil Belanda Kleffen yang berargumentasi bahwa perjuangan kemerdekaan RI hanya untuk Jawa dan Sumatera.
Untuk mengenang jasa-jasa perjuangan BW Lapian dan CH Taulu pada peristiwa Merah Putih 14 Februari 1946 di Manado. Monumen ini terletak di jalan raya Kawangkoan-Tompaso, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara ini diresmikan 30 November 1987 oleh Gubernur Sulut saat itu, CJ Rantung.
(shf)