Antisipasi Lonjakan COVID-19, Warga Berkomorbid Diminta Kurangi Mobilitas

Sabtu, 12 Februari 2022 - 04:11 WIB
loading...
Antisipasi Lonjakan COVID-19, Warga Berkomorbid Diminta Kurangi Mobilitas
Warga Jawa Timur yang punya komorbid diminta mengurangi mobilitas untuk mengantisipasi lonjakan COVID-19.Foto/ilustrasi
A A A
SURABAYA - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengajak masyarakat usia lanjut (lansia) dan pasien komorbid untuk mengurangi mobilitas dan melakukan percepatan vaksinasi COVID-19.

Menurutnya, hal tersebut penting mengingat saat ini sedang terjadi kenaikan kasus positif. Di mana, berdasarkan data Satuan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jatim per tanggal 10 Februari 2022, kasus aktif COVID-19 Jatim mencapai angka 11.607 dengan penambahan 4.054 orang.

Baca juga: Gubernur Khofifah Optimistis Sentra Batik Tulis Tenun Gedog Tuban Jadi Desa Devisa

"Saat ini pasien COVID-19 di Jawa Timur memang mengalami kenaikan. Meskipun kenaikan itu cenderung didominasi oleh pasien-pasien tanpa gejala atau gejala ringan. Tapi rata-rata mereka yang dirawat dengan gejala sedang dan berat adalah lansia dan pasien komorbid," ujar Khofifah, Jumat (11/2/2022).

Lebih lanjut, Khofifah menyebutkan bahwa komorbid utama yang biasanya terjadi pada pasien-pasien tersebut adalah diabetes, hipertensi dan gagal jantung.

"Memang masih ada komorbid lain seperti asthma, penyakit ginjal, TBC, obesitas, ataupun stroke. Tapi penyakit-penyakit ini jumlahnya jauh lebih kecil dibanding dengan diabetes, hipertensi dan gagal jantung. Maka, jangan anggap remeh komorbid ini," terangnya.

Khofifah menjelaskan, vaksinasi bukanlah sesuatu yang harus ditakutkan untuk orang-orang dengan penyakit tertentu. Ia kemudian menyarankan, agar mereka yang masih khawatir untuk berkonsultasi dengan dokter terdekat.

"Saya ingin meminta agar para lansia dan orang dengan komorbid yang sudah bisa divaksin, untuk segera vaksin . Apabila masih ragu-ragu, bisa konsultasi ke dokter terdekat untuk mengkonfirmasi apakah sudah boleh divaksin atau belum," tuturnya.

Sebagai informasi, sasaran vaksinasi di Jatim berjumlah 31.826.206 orang. Saat ini, vaksinasi dosis pertama telah mencapai 88,67 persen, dosis kedua telah mencapai 66,68 persen, sedangkan dosis ketiga baru mencapai 3,30 persen.

Selain vaksinasi yang difokuskan untuk lansia dan komorbid, mantan Menteri Sosial RI tersebut menegaskan bahwa Pemprov bersama Pemkab/pemko di Jatim juga menyiapkan isolasi terpusat (isoter) untuk pasien COVID-19 tanpa gejala atau gejala ringan.

Baca juga: Plafon RSUD Sumenep Ambruk, Bupati Ahmad Fauzi Temukan Konstruksi yang Buruk

"Reaktivasi isoter-isoter di Jatim ini merupakan ikhtiar kami dalam kesiapsiagaan menghadapi lonjakan kasus positif COVID-19 varian apa saja. Jadi masyarakat tanpa gejala atau gejala ringan bisa berobat ke sini. Biarkan rumah sakit-rumah sakit fokus pada penanganan gejala sedang ke berat," jelasnya.

Keterisian tempat tidur (BOR) di Jatim sendiri cenderung masih rendah. Di mana, berdasarkan data Dinas Kesehatan Prov. Jatim, per 10 Februari 2022, keterisian BOR ICU mencapai 14 persen, BOR Isolasi RS mencapai 17 persen, BOR RS Darurat 0,9 persen, dan BOR Isoter 17 persen.

Di akhir, Khofifah mengatakan bahwa perkuatan PPKM Mikro juga menjadi bagian dari antisipasi menghadapi lonjakan kasus. Yang mana, filterasi warga telah dilakukan dari lini terbawah.

"Di lonjakan kasus sebelumnya, PPKM Mikro ini sudah terbukti meminimalisir penyebaran kasus. Jadi sekarang, kami akan kuatkan lagi dengan melibatkan sebanyak mungkin relawan di semua kabupaten/kota di Jatim. Semoga ikhtiar kita ini segera memperlihatkan hasil yang baik," harapnya.
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2052 seconds (0.1#10.140)