Sleman Siap Sambut Kembali Wisatawa di Era New Normal
loading...
A
A
A
SLEMAN - Pemkab Sleman siap menyambut kembali kedatangan wisatawan di era tatanan kehidupan baru (new normal) pariwisata pasca pandemi virus corona jenis baru, Corona Virus Disease 19 (COVID-19).
Pengelola wisata juga sudah mempersiapkan standar operaonal prosedur (SOP) protokol yang berhubungan dengan keselamatan dan keamanan COVID-19 dan tinggal menunggi rekomendasi untuk pembukaannya.
“Dari hasil pantauan di lapangan, sekor wisata sudah menerapkan protokol bagi pengunjung dan SDM-nya,” kata Bupati Sleman Sri Purnomo saat memantau persiapan objek wisata Tebing Breksi di Dusun Groyokan, Sambirejo, Prambanan, Sleman, Jumat (12/6/2020).
Dia mencontohkan di Tebing Breksi pengelola sudah menyiapkan protokol untuk pelayana dan fasilitas pengunjung. Di antarnya sebelum masuk objek wisata dicek suhunya dan menyiapkan klinik bagi yang suhunya di atas 37,5 derajat celcius.
Selain ini juga menyediakan wastafel dan sabun untuk cuci tangan wisatawan. Bahkan untuk wastafel berada di beberapa titik. Tercatat ada 55 tempat wastafel. Termasuk akan memberikan masker kepada wisatawan yang lupa tidak memakai masker.
“Pengelola juga sudah melengkapai petugas dengan alat pelindung diri,” kata Bupati Sleman dua periode itu. (Baca juga : DIY Tambah 10 Kasus Corona, 8 di Antaranya Klaster Polda DIY)
Sri Purnomo berpesan kepada pengelola untuk konsisten dalam protokol COVID-19, terutama untuk mencegah berkerumunnnya wisatawan yaitu dengan menerapkan sosial dan physical distancing. Selain itu juga harus membuat SOP di spot-spot tertentu agar wisatawan selalu bergerak dan tidak terjadi penumpukan.
“Melihat kesiapan ini, secara umum sudah siap menerima wisatawan, tinggal menunggi rekomendasi dari gugus tugas Pemda DIY untuk pembukaannya,” terangnya.
Sri Purnomo menambahkan untuk memantau kerumunan di objek wisata, nantinya juga akan menerjunkan petugas Satpol PP untuk selalu mengingatkan kepada wisatawan yang bergerombol di satu lokasi objek wisata. Petugas itu nantinya akan selalu mengingatkan dan memberitahu kepada pengunjung untuk selalu menjaga jarak.
“Ini upaya kami untuk memberikan keamanan dan kenyaman wisatawan yang berkunjung, jangan ragu datang ke Sleman,” terangnya.
Hal yang sama juga sudah disiapkan hotel dalam menyambut tamu di masa new normal. Bahkan untuk tamu hotel ada persyaratan harus menunjukkan surat keterangan sehat. Termasuk untuk hotel sebelum beroperasi akan ditinjau lagi semua kelengkapan dalam penerapan protokol COVID-19. Sehingga dengan kesiapan tersebut, Sleman sudah siap menerima kedatangan wisatawan.
“Namun begitu, nantinya untuk pembukaan dilakukan secara bertahap. Tahap pertama maksimal 50% dari jumlah kunjungan hari biasanya kemudian meningkat lagi hingga 100%,” paparnya.
Pengelola Tebing Breksi, Mujimin mengatakan untuk menyambut new normal, selama menutup sementara saat pandemi corona objek wisata Tebing Breksi, digunakan untuk melakukan perbaikan dan penataan kawasan serta kelengkapan untuk penerapan protokol COVID-19 bagi pengunjung.
"Jadi sejak kami menutup sementara pada 24 Maret lalu hingga sekarang tidak ada karyawan yang di rumahkan. Mereka tetap dikaryakan untuk pembenahan dan perbaikan Tebing Breksi. Jumlah karyawan ada 115 orang,” ungkapnya.
Pengelola wisata juga sudah mempersiapkan standar operaonal prosedur (SOP) protokol yang berhubungan dengan keselamatan dan keamanan COVID-19 dan tinggal menunggi rekomendasi untuk pembukaannya.
“Dari hasil pantauan di lapangan, sekor wisata sudah menerapkan protokol bagi pengunjung dan SDM-nya,” kata Bupati Sleman Sri Purnomo saat memantau persiapan objek wisata Tebing Breksi di Dusun Groyokan, Sambirejo, Prambanan, Sleman, Jumat (12/6/2020).
Dia mencontohkan di Tebing Breksi pengelola sudah menyiapkan protokol untuk pelayana dan fasilitas pengunjung. Di antarnya sebelum masuk objek wisata dicek suhunya dan menyiapkan klinik bagi yang suhunya di atas 37,5 derajat celcius.
Selain ini juga menyediakan wastafel dan sabun untuk cuci tangan wisatawan. Bahkan untuk wastafel berada di beberapa titik. Tercatat ada 55 tempat wastafel. Termasuk akan memberikan masker kepada wisatawan yang lupa tidak memakai masker.
“Pengelola juga sudah melengkapai petugas dengan alat pelindung diri,” kata Bupati Sleman dua periode itu. (Baca juga : DIY Tambah 10 Kasus Corona, 8 di Antaranya Klaster Polda DIY)
Sri Purnomo berpesan kepada pengelola untuk konsisten dalam protokol COVID-19, terutama untuk mencegah berkerumunnnya wisatawan yaitu dengan menerapkan sosial dan physical distancing. Selain itu juga harus membuat SOP di spot-spot tertentu agar wisatawan selalu bergerak dan tidak terjadi penumpukan.
“Melihat kesiapan ini, secara umum sudah siap menerima wisatawan, tinggal menunggi rekomendasi dari gugus tugas Pemda DIY untuk pembukaannya,” terangnya.
Sri Purnomo menambahkan untuk memantau kerumunan di objek wisata, nantinya juga akan menerjunkan petugas Satpol PP untuk selalu mengingatkan kepada wisatawan yang bergerombol di satu lokasi objek wisata. Petugas itu nantinya akan selalu mengingatkan dan memberitahu kepada pengunjung untuk selalu menjaga jarak.
“Ini upaya kami untuk memberikan keamanan dan kenyaman wisatawan yang berkunjung, jangan ragu datang ke Sleman,” terangnya.
Hal yang sama juga sudah disiapkan hotel dalam menyambut tamu di masa new normal. Bahkan untuk tamu hotel ada persyaratan harus menunjukkan surat keterangan sehat. Termasuk untuk hotel sebelum beroperasi akan ditinjau lagi semua kelengkapan dalam penerapan protokol COVID-19. Sehingga dengan kesiapan tersebut, Sleman sudah siap menerima kedatangan wisatawan.
“Namun begitu, nantinya untuk pembukaan dilakukan secara bertahap. Tahap pertama maksimal 50% dari jumlah kunjungan hari biasanya kemudian meningkat lagi hingga 100%,” paparnya.
Pengelola Tebing Breksi, Mujimin mengatakan untuk menyambut new normal, selama menutup sementara saat pandemi corona objek wisata Tebing Breksi, digunakan untuk melakukan perbaikan dan penataan kawasan serta kelengkapan untuk penerapan protokol COVID-19 bagi pengunjung.
"Jadi sejak kami menutup sementara pada 24 Maret lalu hingga sekarang tidak ada karyawan yang di rumahkan. Mereka tetap dikaryakan untuk pembenahan dan perbaikan Tebing Breksi. Jumlah karyawan ada 115 orang,” ungkapnya.
(nun)