Gunung Anak Krakatau Waspada, PVMBG Imbau Warga Menjauh dalam Radius 2 Km
loading...
A
A
A
BANDUNG - Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM menetapkan status waspada untuk Gunung Anak Krakatau.
Penetapan status waspada tersebut seiring dengan meningkatnya aktivitas gunung yang berada di Selat Sunda itu. Sebagai langkah mitigasi, PVMBG mengimbau masyarakat menjauhi Gunung Anak Krakatau dalam radius minimal 2 kilometer (km) dari kawah aktif.
"Sehubungan dengan tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau berada pada level II (waspada), kami merekomendasikan agar masyarakat tidak mendekati Gunung Anak Krakatau dalam radius 2 km dari kawah aktif," tutur Kepala Badan Geologi PVMBG Budi Eko Lelono dalam keterangan resminya, Sabtu (5/2/2022).
Lebih lanjut Budi mengatakan, kegempaan Gunung Anak Krakatau selama 16 Januari-4 Februari 2022 ditandai dengan terekamnya 9 kali gempa letusan, 135 kali gempa embusan, 4 kali tremor harmonik, 499 kali gempa low frequency, dan 2 kali gempa hybrid/fase banyak.
"Kemudian ada 32 kali gempa vulkanik dangkal, 4 kali gempa vulkanik dalam, 2 kali gempa tektonik lokal, 8 kali gempa tektonik jauh dan 19 kali gempa tremor menerus dengan amplitudo 0.5-26 mm (dominan 5 mm)," sebutnya.
Menurut Budi, berdasarkan data pemantauan secara visual dan instrumental, Gunung Anak Krakatau terindikasi masih berpotensi erupsi. Selain itu, berdasarkan peta Kawasan Rawan Bencana (KRB), hampir seluruh tubuh Gunung Anak Krakatau yang berdiameter kurang lebih 2 kilometer dan area sekitarnya merupakan kawasan rawan bencana.
"Berdasarkan data-data visual dan instrumental, potensi bahaya dari aktivitas Gunung Anak Krakatau saat ini adalah lontaran material lava, aliran lava, dan hujan abu lebat di sekitar kawah dalam radius 2 km dari kawah aktif," katanya.
Tidak hanya itu, Gunung Anak Krakatau juga berpotensi melakukan aktivitas hujan abu yang lebih tipis dan area yang lebih jauh dapat terpapar bergantung pada arah dan kecepatan angin. Adapun potensi bahaya longsoran tubuh Gunung Anak Krakatau, kata Budi, secara historis merupakan ancaman bahaya permanen.
Penetapan status waspada tersebut seiring dengan meningkatnya aktivitas gunung yang berada di Selat Sunda itu. Sebagai langkah mitigasi, PVMBG mengimbau masyarakat menjauhi Gunung Anak Krakatau dalam radius minimal 2 kilometer (km) dari kawah aktif.
"Sehubungan dengan tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau berada pada level II (waspada), kami merekomendasikan agar masyarakat tidak mendekati Gunung Anak Krakatau dalam radius 2 km dari kawah aktif," tutur Kepala Badan Geologi PVMBG Budi Eko Lelono dalam keterangan resminya, Sabtu (5/2/2022).
Lebih lanjut Budi mengatakan, kegempaan Gunung Anak Krakatau selama 16 Januari-4 Februari 2022 ditandai dengan terekamnya 9 kali gempa letusan, 135 kali gempa embusan, 4 kali tremor harmonik, 499 kali gempa low frequency, dan 2 kali gempa hybrid/fase banyak.
"Kemudian ada 32 kali gempa vulkanik dangkal, 4 kali gempa vulkanik dalam, 2 kali gempa tektonik lokal, 8 kali gempa tektonik jauh dan 19 kali gempa tremor menerus dengan amplitudo 0.5-26 mm (dominan 5 mm)," sebutnya.
Menurut Budi, berdasarkan data pemantauan secara visual dan instrumental, Gunung Anak Krakatau terindikasi masih berpotensi erupsi. Selain itu, berdasarkan peta Kawasan Rawan Bencana (KRB), hampir seluruh tubuh Gunung Anak Krakatau yang berdiameter kurang lebih 2 kilometer dan area sekitarnya merupakan kawasan rawan bencana.
"Berdasarkan data-data visual dan instrumental, potensi bahaya dari aktivitas Gunung Anak Krakatau saat ini adalah lontaran material lava, aliran lava, dan hujan abu lebat di sekitar kawah dalam radius 2 km dari kawah aktif," katanya.
Tidak hanya itu, Gunung Anak Krakatau juga berpotensi melakukan aktivitas hujan abu yang lebih tipis dan area yang lebih jauh dapat terpapar bergantung pada arah dan kecepatan angin. Adapun potensi bahaya longsoran tubuh Gunung Anak Krakatau, kata Budi, secara historis merupakan ancaman bahaya permanen.