Kisah Oktora, Anak Sopir Tambang Bisa Jadi Dokter dan Siap Mengabdi untuk Masyarakat
loading...
A
A
A
SURABAYA - Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, berhasil meluluskan belasan dokter periode pertama di tahun 2022. Menariknya, salah seorang lulusan dokter tersebut, merupakan anak seorang sopir yang kuliah melalui jalur beasiswa bidik misi.
Dokter yang baru dilantik tersebut, adalah Oktara Geovanny Saroza. Dia menjadi lulusan dokter periode pertama di tahun 2022. Melalui program beasiswa bidik misi, pemuda berusia 25 tahun ini lulus menjadi dokter setelah selama enam tahun menjalani perkuliahan.
Anak pertama dari lima bersaudara ini, akhirnya dapat lulus jadi dokter dengan biaya penuh Kemendikbudristek lantaran keluarganya tidak mampu membiayai pendidikannya. Oktara adalah anak dari seorang sopir truk perusahaan tambang di Bontang, dengan pendapatan yang tidak menentu.
Kondisi inipun membuatnya bekerja keras untuk dapat masuk ke jurusan kuliah impiannya melalui jalur SNMPTN. Saat mendapatkan kuota bidik misi SNMPTN, pemuda kelahiran 1997 inipun bertekad untuk lulus jadi dokter tepat waktu dengan nilai memuaskan.
"Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, saya harus bekerja paruh waktu dengan menjadi tutor," ungkap Oktora. Dia merasa bangga, usaha kerasnya selama ini akhirnya berhasil mewujudkan mimpinya, dan siap mengabdi untuk masyarakat sebelum nantinya mengambil pendidikan dokter spesialis.
Rasa bangga dan haru juga diungkapkan ibunda Oktora, Rini Kuswanti. Ditemui usai pelantikan dokter, Rini mengaku tak bisa berkata-kata lagi melihat kesuksesan yang diraih putranya.
"Terimakasih pemerintah telah mendukung semua biaya kuliah anak saya hingga menjadi dokter. Kalau ada niat, pasti ada jalan untuk bisa mewujudkan cita-cita meskipun memiliki banyak keterbatasan," ujar Rini.
Hal senada juga diungkapkan Dekan FK Unair, Budi Santoso. Menurut guru besar FK Unair ini, tidak hanya orang-orang tertentu yang bisa menjadi dokter. "Semua orang bisa menjadi dokter, asal ada niat dan usaha keras untuk mewujudkannya," tegasnya.
Lihat Juga: 11 Perwakilan Kampus dari Sumatera hingga Papua Deklarasi Dukungan Program DEB SoBI di Yogyakarta
Dokter yang baru dilantik tersebut, adalah Oktara Geovanny Saroza. Dia menjadi lulusan dokter periode pertama di tahun 2022. Melalui program beasiswa bidik misi, pemuda berusia 25 tahun ini lulus menjadi dokter setelah selama enam tahun menjalani perkuliahan.
Anak pertama dari lima bersaudara ini, akhirnya dapat lulus jadi dokter dengan biaya penuh Kemendikbudristek lantaran keluarganya tidak mampu membiayai pendidikannya. Oktara adalah anak dari seorang sopir truk perusahaan tambang di Bontang, dengan pendapatan yang tidak menentu.
Kondisi inipun membuatnya bekerja keras untuk dapat masuk ke jurusan kuliah impiannya melalui jalur SNMPTN. Saat mendapatkan kuota bidik misi SNMPTN, pemuda kelahiran 1997 inipun bertekad untuk lulus jadi dokter tepat waktu dengan nilai memuaskan.
"Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, saya harus bekerja paruh waktu dengan menjadi tutor," ungkap Oktora. Dia merasa bangga, usaha kerasnya selama ini akhirnya berhasil mewujudkan mimpinya, dan siap mengabdi untuk masyarakat sebelum nantinya mengambil pendidikan dokter spesialis.
Rasa bangga dan haru juga diungkapkan ibunda Oktora, Rini Kuswanti. Ditemui usai pelantikan dokter, Rini mengaku tak bisa berkata-kata lagi melihat kesuksesan yang diraih putranya.
"Terimakasih pemerintah telah mendukung semua biaya kuliah anak saya hingga menjadi dokter. Kalau ada niat, pasti ada jalan untuk bisa mewujudkan cita-cita meskipun memiliki banyak keterbatasan," ujar Rini.
Hal senada juga diungkapkan Dekan FK Unair, Budi Santoso. Menurut guru besar FK Unair ini, tidak hanya orang-orang tertentu yang bisa menjadi dokter. "Semua orang bisa menjadi dokter, asal ada niat dan usaha keras untuk mewujudkannya," tegasnya.
Lihat Juga: 11 Perwakilan Kampus dari Sumatera hingga Papua Deklarasi Dukungan Program DEB SoBI di Yogyakarta
(eyt)