Atasi Lonjakan Omicron di Jabar, Ridwan Kamil Ambil 3 Langkah Ini
loading...
A
A
A
BANDUNG - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyatakan, siap turun lagi ke lapangan menyusul lonjakan kasus COVID-19, khususnya kasus varian Omicron di Jabar.
Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu memastikan, pihaknya sudah melakukan langkah taktis untuk mencegah kasus Omicron yang diprediksi akan terus mengalami kenaikan.
Diketahui, pekan ini, tercatat 492 kasus positif COVID-19 probable varian Omicron berdasarkan data yang dihimpun Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jabar.
Baca juga: Imbas Pandemi di Tahun 2021, Warga Miskin di Cimahi Capai 32.480 Jiwa
Menurut Kang Emil, pihaknya melakukan tiga penguatan, agar kenaikan kasus bisa diantisipasi yang akan dibarengi aksi turun langsung ke lapangan untuk meninjau kesiapan daerah dalam menghadapi ancaman tersebut.
Pertama, menguatkan kembali komunikasi antara Satgas COVID-19 Provinsi Jabar dengan 27 kabupaten/kota, termasuk satgas antarkabupaten untuk menghasilkan keputusan yang tepat, seperti penghentian sementara PTM di Kota Bogor.
"Pak Bima Arya Wali Kota Bogor menyampaikan sebuah fenomena, sehingga kami izinkan. Kami terus memantau persiapan di daerah dengan intens," kata Kang Emil di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (31/1/2022).
Pihaknya juga meminta seluruh kepala daerah di Jabar turut serta memantau pergerakan kasus di wilayahnya, terutama di lingkungan sekolah. Lebih khusus lagi, kepala daerah di wilayah Jabodetabek.
"Kami minta semua kepala daerah memonitor, tapi per hari ini karena memang episentrumnya ada di Bogor, Depok, Bekasi, memang rata-rata kemungkinan ada perubahan-perubahan kebijakan mayoritas di wilayah itu," katanya.
Tak sekadar mendengar dan membaca laporan dari pemerintah daerah, kata Kang Emil, pihaknya juga melakukan pemeriksaan dan peninjauan langsung terkait kesiapan di sejumlah rumah sakit umum daerah (RSUD), seperti di Bekasi dan Kuningan.
"Kunjungan langsung ke fasilitas layanan kesehatan seperti RSUD penting untuk melihat kesiapan tenaga kesehatan, cadangan oksigen, dan obat-obatan. Sejauh ini, RSUD sudah siap karena belajar dari kenaikan kasus varian Delta pada 2021 lalu," terangnya.
Di level provinsi, lanjut Kang Emil, pihaknya juga memastikan ketersediaan oksigen di Posko Oksigen Jabar masih mencukupi. Selain itu, warga pun masih bisa memanfaatkan layanan oksigen di aplikasi Pikobar.
Penguatan ketiga adalah mempercepat cakupan vaksinasi booster yang dinilai cukup efektif untuk menghadapi varian Omicron. Menurutnya, jangkauan dan pelaksanaan vaksinasi booster seiring penyisiran warga Jabar yang belum divaksin, baik dosis pertama maupun kedua.
"Cakupan vaksinasi COVID-19 di Jawa Barat paling tinggi di Indonesia. Dengan warga mendapatkan vaksin booster, maka kita mengurangi resiko fatal terpapar Omicron," katanya.
Kang Emil menambahkan, prediksi kenaikan kasus Omicron terjadi di tengah kondisi COVID-19 yang terbilang landai di Jabar. Namun begitu, Kang Emil menekankan bahwa pengendalian yang dilakukan oleh pemerintah dibarengi kesadaran warga untuk tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes).
"Saya yakin warga juga sudah pandai melihat dan bisa memilah, agar tetap melakukan prokes. Kasus lagi naik intinya begitu, mohon kewaspadaan jangan menyepelekan. Biasanya, di dalam kebosanan ada kelengahan, di dalam kelengahan ada potensi kita mendapat banyak masalah di pengendalian Covid," paparnya.
"Ekonomi semua lagi bagus ya, jadi jangan sampai ekonomi bagus ini terkendala lagi oleh situasi kita yang tidak disiplin," tandas Kang Emil.
Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu memastikan, pihaknya sudah melakukan langkah taktis untuk mencegah kasus Omicron yang diprediksi akan terus mengalami kenaikan.
Diketahui, pekan ini, tercatat 492 kasus positif COVID-19 probable varian Omicron berdasarkan data yang dihimpun Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jabar.
Baca juga: Imbas Pandemi di Tahun 2021, Warga Miskin di Cimahi Capai 32.480 Jiwa
Menurut Kang Emil, pihaknya melakukan tiga penguatan, agar kenaikan kasus bisa diantisipasi yang akan dibarengi aksi turun langsung ke lapangan untuk meninjau kesiapan daerah dalam menghadapi ancaman tersebut.
Pertama, menguatkan kembali komunikasi antara Satgas COVID-19 Provinsi Jabar dengan 27 kabupaten/kota, termasuk satgas antarkabupaten untuk menghasilkan keputusan yang tepat, seperti penghentian sementara PTM di Kota Bogor.
"Pak Bima Arya Wali Kota Bogor menyampaikan sebuah fenomena, sehingga kami izinkan. Kami terus memantau persiapan di daerah dengan intens," kata Kang Emil di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (31/1/2022).
Pihaknya juga meminta seluruh kepala daerah di Jabar turut serta memantau pergerakan kasus di wilayahnya, terutama di lingkungan sekolah. Lebih khusus lagi, kepala daerah di wilayah Jabodetabek.
"Kami minta semua kepala daerah memonitor, tapi per hari ini karena memang episentrumnya ada di Bogor, Depok, Bekasi, memang rata-rata kemungkinan ada perubahan-perubahan kebijakan mayoritas di wilayah itu," katanya.
Tak sekadar mendengar dan membaca laporan dari pemerintah daerah, kata Kang Emil, pihaknya juga melakukan pemeriksaan dan peninjauan langsung terkait kesiapan di sejumlah rumah sakit umum daerah (RSUD), seperti di Bekasi dan Kuningan.
"Kunjungan langsung ke fasilitas layanan kesehatan seperti RSUD penting untuk melihat kesiapan tenaga kesehatan, cadangan oksigen, dan obat-obatan. Sejauh ini, RSUD sudah siap karena belajar dari kenaikan kasus varian Delta pada 2021 lalu," terangnya.
Di level provinsi, lanjut Kang Emil, pihaknya juga memastikan ketersediaan oksigen di Posko Oksigen Jabar masih mencukupi. Selain itu, warga pun masih bisa memanfaatkan layanan oksigen di aplikasi Pikobar.
Penguatan ketiga adalah mempercepat cakupan vaksinasi booster yang dinilai cukup efektif untuk menghadapi varian Omicron. Menurutnya, jangkauan dan pelaksanaan vaksinasi booster seiring penyisiran warga Jabar yang belum divaksin, baik dosis pertama maupun kedua.
"Cakupan vaksinasi COVID-19 di Jawa Barat paling tinggi di Indonesia. Dengan warga mendapatkan vaksin booster, maka kita mengurangi resiko fatal terpapar Omicron," katanya.
Kang Emil menambahkan, prediksi kenaikan kasus Omicron terjadi di tengah kondisi COVID-19 yang terbilang landai di Jabar. Namun begitu, Kang Emil menekankan bahwa pengendalian yang dilakukan oleh pemerintah dibarengi kesadaran warga untuk tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes).
"Saya yakin warga juga sudah pandai melihat dan bisa memilah, agar tetap melakukan prokes. Kasus lagi naik intinya begitu, mohon kewaspadaan jangan menyepelekan. Biasanya, di dalam kebosanan ada kelengahan, di dalam kelengahan ada potensi kita mendapat banyak masalah di pengendalian Covid," paparnya.
"Ekonomi semua lagi bagus ya, jadi jangan sampai ekonomi bagus ini terkendala lagi oleh situasi kita yang tidak disiplin," tandas Kang Emil.
(msd)