Ubaya Jawab Keresahan Masyarakat Soal Pengolahan Air Selama Pandemi

Jum'at, 12 Juni 2020 - 08:19 WIB
loading...
Ubaya Jawab Keresahan...
Web seminar penanganan pengolahan air bersih selama pandemi COVID-19. Foto/Ist
A A A
SURABAYA - Universitas Surabaya (Ubaya) kembali menggelar webinar (web seminar). Kali ini penanganan pengolahan air bersih selama pandemi COVID-19 menjadi pembahasan hangat.

Kegiatan yang terbuka untuk umum ini diikuti oleh ratusan peserta yang berasal dari berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia, lembaga penelitian, industri, hingga aktivis lingkungan hidup.

Webinar COVID-19 and water issue dengan tema “Perspective From Water Professional and Regulator” diselenggarakan oleh Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Ubaya bersama Pusat Studi Lingkungan (PSL) dan Pusat Studi Energi Terbarukan (PSET) Ubaya, Rabu (10/6/2020).

Pada kesempatan ini, Ubaya mengundang empat narasumber dari akademisi dan praktisi sebagai pembicara dalam webinar. Narasumber yang hadir yaitu Prof. Lieke Riadi, Ph.D. selaku Guru Besar Program Studi Teknik Kimia Ubaya, Dr Drs Daniel Joko Wahyono M Biomed, selaku Dosen Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman Ir Barce Simarmate MSc selaku Direktur Teknik PAM Jaya Jakarta, dan Ir Muljiaman selaku Direktur Utama PDAM Surya Sembada Surabaya.

Webinar ini dipandu langsung Yunus Fransiscus ST MSc selaku Dosen selakigus Ketua Laboran Teknologi Bioproses dan Proses Lingkungan Teknik Kimia Ubaya. (Baca juga: Turut Perangi Corona, Ubaya Sumbang APD dan Bilik Aseptik )

Kepala Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Ubaya Putu Doddy Sutrisna mengatakan, jika topik webinar ini penting untuk memberi edukasi dan mengurangi keresahan masyarakat terkait kondisi air maupun air limbah selama pandemi COVID-19. Pembahasan webinar dibagi menjadi dua bagian yaitu sesi pertama dibawakan dari sisi akademisi yang membahas teori dan sesi kedua oleh praktisi terkait situasi praktik dilapangan.

“Webinar ini ingin menjawab kegelisahan dan pertanyaan yang ada di masyarakat mengenai kelayakan air yang dikonsumsi setiap hari,” katanya.

Kemudian Guru Besar Program Studi Teknik Kimia Ubaya Prof Lieke Riadi, memaparkan materi dengan memberikan wawasan kepada peserta mengenai water safety dan kualitas air yang menjadi kepentingan masyarakat. Masyarakat perlu mengetahui terlebih dahulu jenis penyakit yang berhubungan dengan air yaitu waterborne merupakan transmisi penyakit melalui air minum. Selanjutnya, water-washed terkait dengan ketersediaan air yang tidak cukup bersih atau hygiene. Kemudian, water-based adalah transmisi penyakit melalui aquatic invertebrate host.

Keresahan masyarakat terkait kualitas air dapat diketahui dengan memperhatikan tiga indikator. Pertama, indikator biological seperti adanya bakteri, virus, protozoa atau cacing. Kedua, indikator chemical yaitu adanya mineral, bahan metal atau kimia lain, dan terakhir indikator physical seperti temperatur, warna, bau, atau rasa.

“Hingga saat ini tidak ada evidence atau bukti bahwa virus COVID-19 dapat ditransimisikan melalui air minum atau sistem air buangan dengan dan tanpa pengolahan. Penelitian dan bukti saat ini hanya menyatakan bahwa virus COVID-19 ditransmisikan dari orang ke orang melalui bersin, batuk, atau kontak langsung dengan penderita yang terkontaminasi,” jelas Lieke Riadi.

Hal senada juga disampaikan Dr Drs Daniel Joko Wahyono M Biomed. Dosen Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman ini mengatakan, terkait praktik WASH (Water, Sanitation, and Hygiene) yang perlu diperhatikan saat pandemi COVID-19. Pengolahan air minum yang aman dan sanitasi dengan desinfeksi air bersih serta perlakuan sanitasi.

Selanjutnya, pelatihan dan perlindungan pekerja sanitasi air untuk mencegah terjadinya resiko penularan COVID-19 dengan pemberian fasilitas alat pelindung diri (APD) di tempat kerja.

Selain pembahasan dari akademisi, sesi kedua dibawakan oleh praktisi dari perusahaan daerah air minum Jakarta dan Surabaya. Ir Barce Simarmate MSc. Selaku Direktur Teknik PAM Jaya Jakarta menjelaskan dalam menghadapi kondisi pandemi COVID-19, PAM Jaya mendukung kebijakan pemerintah dalam mencegah penyebaran COVID-19 di daerah Jakarta dengan menyediakan 190 unit tangki dan wastafel cuci tangan di beberapa tempat protokol, kantor pelayanan publik, perumahan padat penduduk, rumah sakit, dan halte.

“Tim fasilitas produksi dan distribusi air minum tetap bekerja namun adanya implementasi protokol kesehatan yang ketat di lingkungan produksi. Sedangkan tim yang bekerja di pelayanan pelanggan, membatasi pertemuan dengan pelanggan khususnya pembaca meter. Bagi yang terlambat membayar denda boleh ditunda. Saat ini kami sedang membahas relaksasi bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah,” ucap Barce Simarmate.

Barce Simarmate menegaskan water research di Australia menyebutkan pengolahan air minum menerapkan sistem pengolahan filtrasi dan desinfeksi. Sistem ini mampu mengeliminasi atau menghilangkan COVID-19. Kemudian WHO (World Health Organization) menambahkan jika air minum yang dimasak sebelum dikonsumsi itu memastikan bahwa COVID-19 tidak akan bertahan di air.

Sementara itu, Ir. Muljiaman selaku Direktur Utama PDAM Surya Sembada Surabaya menuturkan jika sejak tahun 2019 karyawan PDAM telah mencoba melakukan digitalisasi. Hasilnya pada akhir tahun sekitar 430 orang sudah mulai bekerja tanpa masuk ke kantor.

“Selama pandemi COVID-19, kami tetap bekerja tanpa harus masuk kantor. Kemudian kami memperbaiki jam kerja dan pelayanan dengan mengurangi waktu agar karyawan bekerja lebih efektif dan efisien serta masyarakat menjadi terbiasa mencoba pelayanan sistem online. Adanya digitalisasi yang dilakukan oleh PDAM membuat produktivitas meningkat. Kesehatan mental dan fisik pekerja harus diutamakan dengan menerapkan protokol kesehatan sehingga dapat melayani masyarakat dengan baik,” pungkas Muljiaman.
(nth)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2610 seconds (0.1#10.24)