Timor Tengah Selatan Operasikan Teknologi Sederhana Pengubah Udara Jadi Air
loading...
A
A
A
TIMOR TENGAH SELATAN - Penyediaan air untuk pengairan di Kabupaten Timur Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT) kini tak lagi hanya mengandalkan sumber mata air. Melainkan memakai teknologi sederhana yang mengubah udara menjadi air.
Bupati Timor Tengah Selatan (TTS), Egusem Pieter Tahun meresmikan teknologi sederhana pengubah udara menjadi air bersih. Peresmian ini berlangsung di Desa Tesiayofanu, Kecamatan Kie, pada Rabu (6/9/2023).
"Teknologi ini merupakan yang pertama di TTS, sehingga kita berharap bisa membantu masyarakat Desa Tesiayofanu dalam memanfaatkan lahan dan juga kebutuhan air bersih lainnya," kata Bupati.
Dia menambahkan, diharapkan semua kebutuhan yang berkaitan dengan air bersih bisa sedikit teratasi.
"Dan sambil kita terus membangun daerah ini agar terbebas dari berbagai persoalan, seperti penurunan angka stunting, perilaku hidup bersih dan sehat, dan persoalan lainnya," ujarnya.
Teknologi pengubah udara menjadi air, merupakan hasil kombinasi pemanfaatan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan air water generator (AWG) atau mesin pengubah udara menjadi air.
Teknologi AWG ini terdiri dari 10 buah mesin yang bekerja untuk mengubah udara menjadi air. Dalam 1x24 jam, setiap unit mesin menghasilkan 35-40 liter air.
Sehingga dari 10 mesin yang ada dapat menghasilkan 400 liter air bersih. Air yang dihasilkan bisa dimanfaatkan untuk lahan pertanian dengan sistim irigasi tetes yang hemat air.
Proyek pengolahan udara menjadi air ini sudah berlangsung lebih dari satu tahun atas kerja sama antara Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) Universitas Nusa Cendana (Undana), J Trust Bank dan Pemda TTS, Pemerintah Desa Tesiayofanu dan masyarakat.
Bupati Timor Tengah Selatan (TTS), Egusem Pieter Tahun meresmikan teknologi sederhana pengubah udara menjadi air bersih. Peresmian ini berlangsung di Desa Tesiayofanu, Kecamatan Kie, pada Rabu (6/9/2023).
"Teknologi ini merupakan yang pertama di TTS, sehingga kita berharap bisa membantu masyarakat Desa Tesiayofanu dalam memanfaatkan lahan dan juga kebutuhan air bersih lainnya," kata Bupati.
Dia menambahkan, diharapkan semua kebutuhan yang berkaitan dengan air bersih bisa sedikit teratasi.
"Dan sambil kita terus membangun daerah ini agar terbebas dari berbagai persoalan, seperti penurunan angka stunting, perilaku hidup bersih dan sehat, dan persoalan lainnya," ujarnya.
Teknologi pengubah udara menjadi air, merupakan hasil kombinasi pemanfaatan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan air water generator (AWG) atau mesin pengubah udara menjadi air.
Teknologi AWG ini terdiri dari 10 buah mesin yang bekerja untuk mengubah udara menjadi air. Dalam 1x24 jam, setiap unit mesin menghasilkan 35-40 liter air.
Sehingga dari 10 mesin yang ada dapat menghasilkan 400 liter air bersih. Air yang dihasilkan bisa dimanfaatkan untuk lahan pertanian dengan sistim irigasi tetes yang hemat air.
Proyek pengolahan udara menjadi air ini sudah berlangsung lebih dari satu tahun atas kerja sama antara Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) Universitas Nusa Cendana (Undana), J Trust Bank dan Pemda TTS, Pemerintah Desa Tesiayofanu dan masyarakat.